Kebayang gak sih kalo tiap hari kita duduk di bangku yang sama, melototin komputer yang sama, ngeliatin orang-orang yang sama, mengerjakan pekerjaan yang nyaris sama, mendengarkan lagu yang sama, memikirkan hal yang sama dan membayangkan sesuatu yang hampir sama. Setiap hari. Catat, setiap hari ! Kesimpulan : Bosen!
Itulah kejadiannya, disini.. di Banda Aceh. Tiap hari, dulu bolak balik 2L : Lamgugop (mess lama) dan Lueng Bata (kantor). Sekarang kerenan dikit, bolak-balik LN (bukan luar negeri), tapi Lueng Bata-Neusu (mess baru). Dengan rute yang sama setiap hari, orang-orang yang sama dan dengan mobil jemputan yang itu itu juga serta seorang driver yang meskipun ganti-ganti, tapi mukanya juga nyaris sama. Kesimpulan : Boring!
Jalan-jalan dong, refreshing dong! Pertanyaannya : kemana ? Ke Hongkong? Lewat Singkil? Halah!! Dugem? (udah insap dan gak pengen dari dulu.. boongbangetdotcom). Kalo mau pun dimana ?? dimana?? Show me the way please… !!! Atau meminjam istilah Anabella : Mencari keramaian. Lu pikir ada yang nanggep wayang semalem suntuk atau ada yang nancep layar tancap? Gak adaaaaaaaaaaaaa, tauk!! Huahhhhhhh…. Karaoke??!! I miss karaoke so much..so much..muchh…(1000x). Sementara belum ada, ya udah gue nyanyi-nyanyi aja sendiri dengan suara sumbang di semua tempat yang gue pengen nyanyiin. Tapi emang hasilnya: Gak maksimal! Gak seru!!
Katanya di Aceh banyak makanan enak. Nah, masalahnya makanan disini jarang banget yang bersayur *secara gue makannya kayak kambing*. Ya kalo deket kantor, mie Aceh dan mie kocok-nya oke-lah.. Lalu, katanya Aceh dianugerahi alam yang indah dengan sumberdaya yang kaya. Tapi sayang, aku orangnya lebih banyak malasnya daripada ber-adventure-ria menikmati semua itu. Disamping emang jarang diajakin sih .. Hiksss..hikss.. Sekalinya ada yang ngajak, aku-nya gak bisa. Pas sekali-nya bisa,gue suka sedih (atau sirik) gara-gara di lokasi-lokasi itu (umumnya pantai) isinya orang memadu kasih semua. Huh.. Hidup memang kadang-kadang tidak punya pilihan.
Tapi biar bagaimana pun aku cinta kehidupanku di Aceh. Pertama; gak macet. Senengnya,..serasa punya begitu banyak waktu setiap hari. Kemacetan ternyata benar-benar menjadi penguras energi nomer satu di dunia. Terus, gak ada ribut-ribut soal banjir seperti Jakarta. Kemana-mana mau dari ujung ujung menurutku masih dalam ukuran “dekat”. Padahal dulu ukuran dekat yang paling dekat itu menurutku; Depok-Bogor. Mau nyasar kemana-mana pasti gak nyasar (ya, pernah sih… tapi namanya juga baru). Alhamdulillah aku bukan masuk dalam golongan nyasar phobia. Heheheh….
Kedua; I love my new family here, so much!!! Muach…muach.. Temen temen mess-ku pere pere aneh yang menyenangkan, temen-temen kerja yang (terpaksa) mengerti kegilaanku. Ketiga : I love my new adventures here. Aku menyenangi semua “petulangan-petualangan” indah disini, pekerjaanku, keseharianku dan kehidupan kehidupan yang selalu bisa menaikkan adrenalin.
Last but not least : Keadamaian. Banyak sisi-sisi keindahan batin yang lebih terasah disini. Suasanya yang terasa lebih religius (hmmm), meskipun yang namanya godaan syaiton mah sebenernya dimana-mana ada. Dan yang paling pasti kedamaian itu ada di hati, bukan di tempat dimana kita berada, bukan karena apa yang sedang kita hadapi dan bukan karena siapa-siapa …..
