Kebayang gak sih, tiga tahun lalu 26 Desember 2004 adalah kejadian yang akhirnya membawaku ke Aceh ?

Masih jelas dalam ingatanku, minggu pagi itu Iin datang ke rumah dengan maksud memperkanalkan suami-nya. Kami sama-sama nonton TV dan melihat tayangan gempa di Aceh. Ah…gak ada yg spesial sepertinya…Seperti bencana bencana lain yang memang terlalu sering menimpa negeri ini. Dari dalam kamar, samar-samar berita di metrotv terus mengusik hingga akhirnya diketahui ada tsunami yang dulu aku tau hanya dari pelajaran Geografi. Awalnya diberitakan korban “hanya” ratusan tetapi beranjak sore, malam hingga paginya, kita semua baru menyadari, Ya Allah besar nian bencana ini…

Read More

Hits: 1874

Kemarin pagi, HP-ku berdering, tampak nama eks kantorku muncul di layar. Diujung sana; satu suara yang sudah akrab denganku menyapa tanpa basi-basi.

“Jeng, waktu lu mo resign, emang lu disuruh bikin makalah ?”
“What..??”, kataku…
“Iya,..makalah”,..Kan gini, lu tau kan si Neneng (upss…palsu) dia kan resign sebulan abis lu tuh..Nah, ternyata ada sedikit gonjang-ganjing, karena itu dia disuruh bikin makalah sama si Babe
“Waduh, gue gak tuh!”…” Ada juga gue ujug-ujug ngajuin resign, mana sempet lah mikin makalah, emang mo lulusan sarjana!”…
“Tapi kata si Babe, waktu lu mo cabut,..lu juga bikin makalah”
*bingung*

Read More

Hits: 1653

 

bleedinglove indexMembaca The Secret ditambah dengan menonton DVD-nya, mengingatku pada satu training yang pernah aku ikuti sekitar tahun 2003. Tema pastinya aku kurang begitu ingat, yang jelas isinya tentang bagaimana memanipulasi pikiran untuk mengubah apa yang kita rasakan dan mewujudkan gambaran manipulasi pikiran itu ke realita. Tak jauh beda dengan buku Being Happy sebenarnya, tetapi The Secret berhasil menggugah pikiran atau lebih tepatnya menyadarkan kita akan adanya satu rahasia yang sebenarnya bukan sungguh-sungguh rahasia.Di buku ini apa yang terjadi di dunia yang diakronimkan menjadi alam semesta (universe) merupakan hasil dari hukum gaya tarik menarik (reaction law). Apa yang engkau pikirkan itulah yang akan engkau dapatkan. Alam semesta akan merespon apapun, catat: APAPUN yang kita inginkan sebesar apapun keinginan itu.

Read More

Hits: 1748

Kata anak-anak (7bi@rpoppy.com), gue angkatan 52, kata Apop, Jadul is my middle name, kata Rynal dengerin lagu-lagu gue berasa naik bis malam (jurusan Medan-Padang Sidempuan) Kalo Tukul Arwana kenal gue, mungkin dia akan bilang gue ‘katro”. Tapi aku sendiri lebih suka menyebut diri sebagai manusia yang menghargai sejarah musik, khususnya musik Indonesia.. Hehehhe..

Gak ada yang salah sebenarnya, hanya masalah selera. Ketika mereka memilih Beyonce aku memilih Rafika Duri, ketika mereka memilih Pussy Cat Dolls bisa jadi aku memilih Trio Libels, ketika mereka memilih Rihanna yang lagi happening itu aku lebih tertarik dengan lagu lawasnya Memes. Bahkan duet Rano Karno-Nella Regar, lebih menarik dibandingkan duo maut Acha –Irwansyah.

Menggemari lagu-lagu purbakala semacam itu, mungkin karena terbawa atmosfir masa kecilku dulu. Papa (alm) adalah penggila musik. Seingatku dari bangun tidur papa sudah mulai dengan menyetel Elvis Presley & Jim Reeves, menjelang siang artis JK Record (Pance Pondaag, cs) hingga malam diakhiri dengan duet Broery-Dewi Yull yang sangat populer di masanya. Itu belum pemutaran lagu-lagu Ida Royani, Lilis Suryani, Gatot Sunyoto- dan artis-artis dengan nama yang menurut ukuran sekarang sangat tidak komersil.

Read More

Hits: 1767

obat-sakit-gigi-bekam-244x300Kalimat basi “lebih baik sakit gigi, daripada sakit hati”, mungkin mulai diragukan kebenarannya. Kumpulan kata itu, lebih sering dibalik menjadi “lebih baik sakit hati daripada sakit gigi” untuk melukiskan betapa duka nestapanya jika gigi terserang sejuta rasa`nyeri, perih, nyut-nyut-an dan sejenisnya. Kata-kata itu sendiri kalo tidak salah dipopulerkan sekitar tahun 80an oleh penyanyi dangdut berambut keriting -yang kalo gak salah- bernama Hamdan ATT. Agak bingung juga mengingat pastinya, karena pertama; aku adalah penggemar dangdut pada posisi second level alias tidak terlalu maniak atau dengan kata lain malu-malu mengakui kalau sebenernya menggemari musik yg katanya sudah mulai go international itu (entah kemana…) Lalu, kedua; penyanyi dangdut bermodel semi kribo dengan video klip di taman bunga yang “india banget” bukan dia seorang. Anybody can help me ? Ona Sutra ??,.. Oww.. bukan!!

Tapi sutralah…bukan itu bahasan ceritaku kali ini. Ini cerita soal gigi geligiku yang kata beberapa dokter nyaris bener-bener gak bener. Penyebabnya, mungkin kurang kalsium, kebanyakan makan sambel, ato suka males gosok gigi (hihihi..). Seingatku, awal-awal kuliah di Bogor dulu pernah juga jadi pengunjung tetap klinik gigi di RS PMI Bogor, dimana, hampir sebulan laporan ke si dokter tiap hari Rabu. Cerita punya cerita pertengahan 2007, kambuh lagi tuh gigi ..dan gawatnya, di dokter pertama langsung 3 biji gigi di-oprek-oprek. Malangnya lagi tidak ada tanda-tanda menuju kesembuhan padahal kita sudah 4 kali berkencan! Hasilnya; bengkak total! Aku pun sempat ke kantor dengan gaya makan permen. Lanjutlah ke dokter ke-dua. OMG! Diagnosis dokter kedua berbeda sekali dengan dokter pertama, padahal dokter pertama sudah terlanjur nyaris menghancurkan gigi-gigi itu. Meski dokter kedua ini si asistennya cerewet banget, ada kemajuan pesat yang menyenangkan, Sebenarnya sih masa perawatannya sendiri belum selesai sampai aku berangkat ke Nanggroe Juli 2007 lalu.

Bulan Nopember kemarin, mengingat ada Askes kantor yang rugi kalo gak dipake, kulanjutkanlah mengurus gigi-gigi itu. Tidak banyak rujukan dan pilihan dokter yang bagus di Banda Aceh, tapi aku cobalah salah satunya dengan resiko terburuk ompong sampai memang tiba saatnya menjadi ompong. Dokter yang terakhir ini, ternyata orangnya asyik, umurnya setengah baya dan keliatannya sudah cukup senior. Selain melanjutkan pekerjaan dokter-dokter sebelumnya, dokter ini juga mendoktrin harus mencabut empat buah gigi bau yang tinggal akarnya saja. Wah, kalo yang ini bener-bener belum pernah. Terbayang di otakku; pasti sakit, parah, merah dan berdarah-darah!! *Hiiiiii…* Tapi mengingat saraf gigi yang konon nyambung kemana mana itu, memang sebaiknya gigi-gigi sialan itu dimusnahkan.

Karena masih fresh graduate alias belum berpengalaman dalam hal ini, aku pun bertanya pada si dokter; “Dok, sakit gak kalo dicabut?”
Dengan enteng dia menjawab “Oh..gak kok..cuman seperti orang beranak!”
*shocked*
Kujawab; “Tapi, dok.. Saya kan belum pernah beranak!” (sambil dalam hati mengutuk: “Emang lu pikir gue kucing angora!).
Si dokter cuek sambi bilang; “Tanya aja sama yang pernah!” (Hemmm…kelincinya Jolie pasti narasumber yang tepat untuk ini).

Lalu, dia melanjutkan mencatat resep sambil bernyanyi lagu Rasa Sayange.. Aku bertanya lagi;
“Dok, dokter orang Malaysia, yah, kok nyanyi lagu itu?”
Dia langsung menatapku dengan berapi-api. “Begini yah, orang Indonesia itu..baru satu lagunya dicontek saja sudah ribut tak keruan, padahal kamu tau gak, Indonesia itu negara penjiplak, pembajak nomor dua setelah China”
*again shocked*

Di pertemuan kedua, aku datang bersama seorang teman yang sudah lebih dulu menjadi pasiennya juga dengan tujuan pencabutan. Setelah dia keluar dari ruang praktek, aku bertanya, “sakit gak?” Masih dengan kapas yang disumpel di giginya -dan takut kapas itu meloncat dengan indah- melalui kode jari jari tangan dia menjawab yang kira kira artinya “dikit kok”. Ok, aku pun dengan pede masuk ke ruangan dokter. Lagi-lagi bertanya hal yang sama ke si dokter , si dokter kembali menjawab dengan aneh.. “Yang tadi teman kamu, kan ? Sesama jomblo, kan ?? “ Rasanya sama! *dalam hati : “Itu kata elo kaleeeeeeeeeeeeee…*

Tanpa terasa, sudah 2 minggu ini aku rajin menyambangi dokter itu. Tiga dari empat gigi yang harus dicabut pun sudah sukses ditanggalkan dari kedudukan. Alhamdulillah tidak ada rasa sakit sama sekali.. Malah aku merasa lebih sehat dan nyaman. Thank you, dokter!

Hits: 2064