kenapa harus sedih?
kenapa harus marah?
kenapa harus kesal?
kenapa harus mellow ?

padahal kamu kan “wonder woman”
yang hatinya terbuat dari besi dan baja
yang sudah biasa tangguh dalam semua hal
yang egois memecahkan sendiri semua masalah
yang tidak pernah manja sama persoalan
yang tidak pernah tergantung sama siapa-siapa…
tapi,..wonder woman kan juga manusia..

yang meski hatinya dari baja, itu tetap bernama hati..
yang bisa capek, meski tubuhnya terbuat dari mesin
yang bisa menangis karena dia punya perasaan
yang bisa kecewa karena dia punya harapan
dan yang pasti bisa melankolis
karena dia tetap perempuan…..

(meja sempit, ruangan berisik- BNA, 24 Maret 2008)

Hits: 1907

Ini tercetus gara-gara beberapa hari yang lalu, seorang sahabat  curhat  padaku (atau tepatnya kita saling bercurhat ria), tentang kekhawatiran alias parno. Bukan Parno yang mas mas jawa itu loh, tapi parno bahasa gaul dari paranoid terhadap sesuatu. Ceritanya sahabatku itu, konon sudah sangat kenyang pengalaman dalam kehidupan percintaannya (baca: in her romantic life). Kini, di usia yang beranjak matang memang ia belum mempunyai  pendamping hidup walau sebenarnya sudah ada calon nun jauh disana. Yah, long distance relationship-lah. Seperti kata Marcel di firasat : bagai sungai yang mendamba samudera, kutahu pasti kemana kan kubermuara, seperti itulah..hubungan itu diharapkan menjadi tambatan terakhir bagi keduanya.  

Read More

Hits: 1888

Hah ? Lu sensitif? Sensitif darimana? dari Hongkong?. Itulah jawaban seorang teman ketika aku iseng menanyakan; “menurut lo, gue sensitif gak sih?”  Lanjutannya: Gimana bisa dikategorikan sensitif kalo temen-temen lu bisa ngomongin apa pun tentang lu tanpa tedeng aling-aling bahkan kadang kadang cenderung tidak berperasaan.  Tapi jeleknya, nih.. kata dia melanjutkan. Lu tuh kadang terlalu cuek, Vik.. Lu sering kurang peka sama apa yang orang-orang sekitar lu lakukan buat elu.  Bukan dalam arti, lu gak nyadar yah, tapi kalo ada sesuatu yang sebenernya “beda”,  lu sering meng-ignore alias suka ngeyel. Anehnya, sebenernya lu temen yang care kok! (Loh!!!) Ngebingungin gak? (thanks, lyn!!)

Read More

Hits: 1838
+ Nyak, tebak gw lagi dimana?
–  Ya, mana gw tau, emang gw pikirin!p1010936a.jpg
+ Yah, elu… gw lagi di Ragunan, di rumah sakit hewan.
 –  Hahhhhhhhh ??, lu sakit ??? Sakit apa?
+ Bukan gw, dodol!! Tapi kelinci gue, abis jatuh dari tembok, kayaknya pendarahan gitu, dia kan lagi hamil.
– Haaaaaaaaa ??
+ Iya, gw takut dia lemah kandungan (dengan suara sedih)..
–  @#$^(^%&!(!!??!!
+ Gimana menurut lo ? kalo dia keguguran gimana? 
–   Halah…kelinci lu tuh patah hati kali, cowoknya gak bertanggung jawab, jadi dia dalam rangka percobaan bunuh diri tuh, lu pake acara nyelametin segala!

Read More

Hits: 2081

Gara-gara semalem perempuan-perempuan mess itu nge-gosipin Mayangsari, sore ini gue iseng masukin “mayangsari” ke om google. Fantastis! Dalam waktu 0,04 detik keluar 98 ribu record ber-referensi Mayangsari. Meskipun tidak seluruh URL yang terjaring adalah Mayangsari yang dimaksud, tapi kira-kira sebegitulah bagaimana wanita Purwokerto ini merebut perhatian media.

Sumpah, gue gak meng-idolakan dia, meskipun dulu (banget) ada beberapa lagu dia yang sempet gue suka. Gue gak kenal sama dia dan yang pasti gue gak peduli sama hidup dia. Dia mo kawin sama Bambang kek, Yanto kek, Michael kek atau Bill Clinton sekalipun. EGP. Tapi yang sedikit menggelitik adalah nenek-nenek di mess yang demennnnnnnnnnn banget ngomongin nih cewek. Dengan berapi-api (dan agak sotoy) persis ketika Sumpah Pemuda dicetuskan di tahun 1928. Katanya sih mereka gak nge-fans, tapi setiap ada gosip soal Mayangsari kok ya tau-tau nya, gitu. Dari yang katanya si Mayang dibeliin rumah di Menteng, Mayang dimarahin sama keluarga Cendana sampe anaknya harus tes DNA karena diperkirakan itu bukan anak Bambang. Kok mukanya gak mirip ya, kok jelek ya ?, kok gak kayak Bapaknya ya? Loh..kok bisa-bisa nya tau ? Lah, padahal sebagai sesame cewek matre, mereka (termasuk gue), kayaknya jadi istri ke enam pun rela. (hehehe…)

Read More

Hits: 2536

Menyusun kembali memori yang pernah terjadi dan telah menjadi bagian dari hidupku di kota ini. Juni 1994 dengan kakek tercinta untuk pertama kalinya di sini. Hanya berat yang menggelayuti hati ketika harus melepaskan satu bagian dari cinta pertama  yang sempat membuatku memanjatkan doa untuk  kekuatan menjalani hari-hari yang terasa berat. Namun,  jauh di kemudian hari,  kusadari itu hanya sebuah kebodohan karena Bogor dan jiwanya telah memberiku keindahan lain. Baranangsiang, kampus, angkot, hujan, jembatan merah dan cerita-cerita di dalamnya yang akhirnya menumbuhkan cinta lain yang lebih indah. 

Read More

Hits: 1984

Ini satu kisah tentang persaudaran, cinta, kasih sayang, kesetiaan, perjuangan, balas budi, keajaiban, kepengecutan, penyesalan, penebusan dosa dan takdir (again!)  yang begitu luas tetapi digambarkan dengan sangat detail dengan karakter tokoh yang kuat oleh Khaled Hosseini. Mengaduk-ngaduk emosi hingga terkadang membuatku seakan tidak sanggup untuk melanjutkan membaca. Pesan sponsor pertama; jangan baca kalau takut sedih.   

Read More

Hits: 2363

Ini secuil cerita dari keseharian pekerjaanku di Banda Aceh. Sebagai bagian dari pengumpulan data proses rehab rekon di Aceh dan Nias, salah satu tugas divisiku adalah mendata semua proyek yang dilakukan oleh lebih dari 400 NGO yang beroperasi disini. Semua itu dituangkan dalam satu system online yang open public yang dinamai RANDatabase. Sejak tahun lalu, peng-update-an data yang continue dan mutakhir sebagai bekal pendataan asset hasil proses pembagunan pasca tsunami, dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pekerjaan ini. Apalagi sejak satu badan dunia  “mengutus” seorang Aid Advisor Coordinator khusus menangani bidang ini.

Read More

Hits: 2133

Maaf, jika sejak pertama kali kau temukan dia kepadaku, aku sudah merasa ia bukan orang tepat untukmu. Ketika itu, walau aku hanya mengintip dari kaca mobil, aku berujar tanpa sadar, “cari yang lain aja yah!” Sungguh itu bukan satu kesengajaan. Tapi, satu sisi otak bawah sadarku mengirim sinyal untuk mengatakan demikian.

Kini, tujuh bulan setelah itu, ketika dari hari ke hari hanya kekecewaan demi kekecewaan yang kau dapatkan. Hanya tangis yang memenuhi malam-malammu. Hanya ganjalan-ganjalan yang ada di hatimu. Hanya ketidakpastian yang kau temui. Hanya kemurungan yang memenuhi hari-harimu. Masih pantaskah kau tumbuhkan harapan itu di setiap langkahmu?

Read More

Hits: 3094

Susah rasanya mencari teman diskusi yang enak yang nyambung dan bisa setidaknya bisa meraba apa ide yang ada di kepala kita sebelum itu tercetus di ucapan. Dan buatku sendiri kadang-kadang memang lebih menantang menemukan teman diskusi dengan “aliran berbeda” , yang bisa membuat wacana berpikirku tidak seperti kacamata kuda.

Tapi malam ini, beda. Setelah sampai pada titik jenuh mendengar cerita soal tower, BTS, E-Proc, bandwith, traffic internet, virus, kelapa sawit hingga tiang listrik dan kabel putus, yang sulit banget nyangkut di otakku, Aku menemukan sisi-sisi dimana akhirnya banyak topik-topik yang yang lebih menarik dibicarakan dibanding ngurusin omelan bos di pasar induk dan kehidupan “lain” yang sudah kadaluarsa.

Read More

Hits: 2372

Kenapa sih akhir-akhir ini semakin banyak orang-orang yang meributkan tepatnya merasa kecewa setelah menonton film yang merupakan hasil adaptasi satu buku? Harry Porter yang banyak diprotes oleh penggemar bukunya karena film “tidak seindah aslinya”, lalu ada Da Vinci Code yang memang sedikit melenceng dari bukunya.  Kabarnya The Kite Runner yang terjual 8 juta copy di dunia dan diterjemahkan ke 42 bahasa, malah akan segera tayang di Jakarta. Ada juga buku-buku lokal seperti Jomblo (kalo yang ini sumpah, emang bagusan bukunya, buts its oke..), Cintapuccino, Dealova hingga Jakarta Undercover. Dalam hal ini, tentu saja yang mendapat sorotan adalah  buku-buku dengan kategori Best Seller.  

Mungkin masyarakat pembaca buku semakin kritis,  jika “kitab” yang diidolakan seolah berubah jalur karena ulah si sutradara. Cerita jadi kehilangan makna, terasa kurang renyah, tidak mewakili cerita sebenarnya bahkan ada yang berpendapat merusak bisa image buku yang sudah baik. Padahal sejak dulu sudah ratusan film yang diangkat dari buku. Sejak jaman Love Story  (upsss, sorry gue lupa, Frank Sinatra apa Andy Williams ya), trus ada Scarlet Ohara, Messenge in a bottle, Original Sin, Erin Brokovich hingga Bridget Jones Diary. Tapi herannya, setahu aku film-film jadul dan berkualitas itu tidak banyak menuai protes. Bisa jadi karena tidak banyak yang baca bukunya (karena memang belum booming pembaca buku),  jadi apa yang ditampilkan di layar perak dianggap penggambaran cerita seutuhnya.

Read More

Hits: 2399

Pertanyaan yang sulit, *secara* gue demennya curhat dan sering jadi tempat curhat orang. Lebih sulit, lagi gue suka ngember binti bocor.  Padahal kan ada curhat-curhat terlarang yang seharusnya jadi rahasia antara gue dan si pencurhat, kecuali kalo si pencurhat-nya juga suka ngember alias curhat sama semua orang.  Yang akhirnya jadi public secret alias rahasia umum. Ah, hidup yang sulit.

Ingat punya ingat,  berapa banyak rahasia besar dan kecil yang pernah gue tau baik sengaja maupun gak sengaja? baik rahasia pribadi ato pun rahasia orang? Wah, kayaknya banyak deh.  Dan kecenderungannya,  dasar perempuan biang gossip seringnya sih gue ceritain lagi sama orang lain meski pake embel-embel; “jangan bilang siapa siapa, yah!” Alhasil, gue jadi sering sebel sama diri sendiri. Kenapa gue gak bisa jadi orang yang dipercaya, itu kan amanat. Tapi, mikir lagi; apa emang bener itu salah gue? Gue malah jadi kasian sama orang yang suka curhat sama gue. Secara (lagi) udah tau gue ember bolong, gosip mania masih ajah mo coba-coba percaya.

Read More

Hits: 2006

(diadaptasi dari beberapa tulisan orang)

Aku  sebenernya agak lupa kapan pertama kali mendengar kata ini dan tidak ditempatkan sebagaimana kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Kalo gak salah sih, sekitar dua tahun lalu dan  orang pertama yang membawa kata itu masuk ke otakku, Andri alias si Opa. Lelaki infotainment yang sangat proaktif menyebarkan gosip gosip baru bahkan yang belum tayang di TV.  Lalu diteruskan oleh si Ibu  dan Jolie yang kayaknya gak lengkap ngomong tanpa secara. Malah kadang-kadang penyebutan secara melebihi konteks inti kalimatnya.  Intinya, entah darimana,  penempatan kata “secara” yang ganjil itu  secara tiba tiba menclok di berbagai kalimat. 

Dari penulusuran inbox email-email lama, ada satu email yang menyebutkan asal penggunan kata ini, konon pertama kali dipopulerkan oleh penyiar radio di MTV Trax FM yang sekarang dah ganti nama jadi TRAX FM.  Di I-Radio, kita bisa menikmasi alunan suara si Putri, yang demen banget ngomong kata ini. Tapi ada juga yang bilang ini bersumber dari bahasa kaum homo dan banci. Meski demikian kebeneran sesungguhnya belum bisa terlacak dengan pasti.  

Sementara itu, dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, berikut arti harfiah kata itu; 

1. sebagai; selaku; hendaklah kamu bertindak ~ laki-laki;
2. menurut (adat, kebiasaan); perkawinan akan dilangsungkan ~ adat keraton;
3. dengan cara; dengan jalan; perselisihan itu akan diselesaikan ~ damai;
4. dengan; hal itu diuraikan ~ ringkas;

Berikuta beberapa kutipan penggunaan kata secara yang diadaptasi dari berbagai media elektronik.

Read More

Hits: 2299

Ih…senengnya akhirnya bisa pindah ke blog baru.. Kayaknya ini lebih enak di-explore dibanding yang dulu .  Alhamdulillah-nya lagi, dari blogspot ternyata bisa di-import kesini. Berhasil..berhasill.. yippie…

Hits: 689