Masih oleh oleh dari liburan panjang tiga hari karena Natal, saya mencoba kembali rajin berolahraga dengan judul “jalan pagi”. Seperti biasanya, di seputaran Sempur dan Kebun Raya Bogor setiap hari minggu dari pukul 6 hingga 10 pagi ditutup bagi. kendaraan bermotor. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberi ruang berolahraga dan menikmati sejuknya pagi bagi masyarakat Bogor.

 

Namun, bukan orang Indonesia namanya,  kalo ada keramaian tanpa ada lapak jualan. Begitu juga di Bogor Car Free Day ini. Lapangan Sempur yang harusnya dipenuhi orang-orang yang yang melakukan senam massal justru padat dengan segala macam barang dagangan. Tidak hanya makanan untuk sarapan namun pakaian, sepatu, mainan anak, stand cicilan motor bahkan hewan piaraan pun dijual disini.Harganya pun murah-murah. Walau sedikit “melenceng” dari niat awal berolahraga, acara ini bisa jadi alternatif  mengisi akhir pekan yang unik.  Badan sehat, barang-barang lucu nan murah pun didapat.

Mau ikutan? Yukk ditunggu di Bogor..

 

 

 

Hits: 734

Saya memang sangat jarang menulis ulasan tentang film. Selain karena saya bukan seorang movie freak, terkadang muncul perasaan gak pede kalo baca resensi-resensi orang yang (katanya) profesional dan ahli di urusan ini. Di blog ini, saya hanya pernah menulis beberapa hal soal film yaitu;  nonton India, laskar pelangi dan kite runner

Namun karena momennya istimewa yaitu bertepatan pada peringatan tujuh tahun tsunami saya ingin membagi pengalaman dan perasaan saya akan film berjudul Hafalan Shalat Delisa yang baru saja saya tonton tadi sore. Film ini diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama karya Tere Liye. Terus terang, saya sendiri belum pernah membaca novelnya. Niat utama menonton film ini karena saya masih merasa punya keterikatan batin yang cukup dalam dengan Aceh sejak sempat bekerja disana.

Saya sempat membaca resensi film ini di beberapa situs hasil googling, seperti yang berikut ini. Yah, mungkin secara sinematografi film ini kurang terasa gregetnya, keliatan masih kurang disana-sini. Bukan bagian saya deh, untuk mengomentari hal berbau “teknikal” begitu. Namun, di beberapa sisi yang bisa ditangkap oleh penonton awam seperti saya, saya pun merasa ada hal yang kurang pas seperti dialek Aceh yang sangat kurang dalam hampir semua dialog. Gambaran tentang bencananya pun kurang banyak terwakili dan terkesan dibuat seadanya. Barak pengungsian, tentara-tentara asing, pekerja kemanusiaan nampaknya memerlukan riset yang mendalam untuk menggambarkan bagaimana bencana besar dunia 2004 lalu meluluhlantakkan Aceh. Setting-nya pun “sangat kurang Aceh” , buat para penonton yang tinggal atau pernah ke Aceh pasti merasakan perbedaan ini. Baik dari sisi lokasinya, gambaran masyarakatnya dan kultur daerahnya. Setting ini sangat saya sayangkan, karena alam Aceh sangat indah, idealnya film ini dapat menggambarkan hal itu dan bisa menjadi media bagi promosi the New Aceh.

Upss.. tapi tunggu dulu, terlepas dari beberapa kekurangan diatas, saya pribadi merekomendasikan film ini dengan sangat. Tema keikhlasan yang diangkat mampu memancing emosi penonton apalagi kalau yang menonton masyarakat Aceh sendiri. Saya menghargai upaya keras pembuat film ini untuk melahirkan sesuatu yang beda yang menggiring kita untuk bersyukur, tidak putus asa dan mengambil hikmah dari sebesar apapun peristiwa yang terjadi pada kita. Oke, apapun itu.. film ini ditayangkan pada saat yang tepat yaitu di masa liburan anak sekolah dan menjelang peringatan tujuh tahun tsunami. Terbukti di Botani 21, Bogor seluruh kursi hampir terisi penuh di setiap show.

Satu lagi yang pasti saya sangat menikmati film ini, karena saya merasa pernah menjadi bagian daerah Aceh dan tsunami-nya dan tentu saja karena saya yakin masih menyisakan satu bagian dari hati dan perasaan saya untuk Aceh karena bangga dan bersyukur pernah menjadi bagian dari perubahan Aceh yang lebih baik.

Hits: 782

Semalam aku bermimpi

Kamu menjemputku di suatu tempat yang ramai

Kamu kelihatan segar sekali dengan kaus hitammu

Aku menyuguhkanmu secangkir kopi kesukaanku

Katamu:  “rasanya pahit… “

Kamu meminta aku menambahkan gula

..dan.. aku pun terbangun..

Is that true, when somebody appears in your dreams, its because that person misses you?

 

*dalam rasa yang sangat absurd* 

 

Hits: 1034