Masih oleh oleh dari liburan panjang tiga hari karena Natal, saya mencoba kembali rajin berolahraga dengan judul “jalan pagi”. Seperti biasanya, di seputaran Sempur dan Kebun Raya Bogor setiap hari minggu dari pukul 6 hingga 10 pagi ditutup bagi. kendaraan bermotor. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberi ruang berolahraga dan menikmati sejuknya pagi bagi masyarakat Bogor.

 

Namun, bukan orang Indonesia namanya,  kalo ada keramaian tanpa ada lapak jualan. Begitu juga di Bogor Car Free Day ini. Lapangan Sempur yang harusnya dipenuhi orang-orang yang yang melakukan senam massal justru padat dengan segala macam barang dagangan. Tidak hanya makanan untuk sarapan namun pakaian, sepatu, mainan anak, stand cicilan motor bahkan hewan piaraan pun dijual disini.Harganya pun murah-murah. Walau sedikit “melenceng” dari niat awal berolahraga, acara ini bisa jadi alternatif  mengisi akhir pekan yang unik.  Badan sehat, barang-barang lucu nan murah pun didapat.

Mau ikutan? Yukk ditunggu di Bogor..

 

 

 

Hits: 733

Saya memang sangat jarang menulis ulasan tentang film. Selain karena saya bukan seorang movie freak, terkadang muncul perasaan gak pede kalo baca resensi-resensi orang yang (katanya) profesional dan ahli di urusan ini. Di blog ini, saya hanya pernah menulis beberapa hal soal film yaitu;  nonton India, laskar pelangi dan kite runner

Namun karena momennya istimewa yaitu bertepatan pada peringatan tujuh tahun tsunami saya ingin membagi pengalaman dan perasaan saya akan film berjudul Hafalan Shalat Delisa yang baru saja saya tonton tadi sore. Film ini diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama karya Tere Liye. Terus terang, saya sendiri belum pernah membaca novelnya. Niat utama menonton film ini karena saya masih merasa punya keterikatan batin yang cukup dalam dengan Aceh sejak sempat bekerja disana.

Saya sempat membaca resensi film ini di beberapa situs hasil googling, seperti yang berikut ini. Yah, mungkin secara sinematografi film ini kurang terasa gregetnya, keliatan masih kurang disana-sini. Bukan bagian saya deh, untuk mengomentari hal berbau “teknikal” begitu. Namun, di beberapa sisi yang bisa ditangkap oleh penonton awam seperti saya, saya pun merasa ada hal yang kurang pas seperti dialek Aceh yang sangat kurang dalam hampir semua dialog. Gambaran tentang bencananya pun kurang banyak terwakili dan terkesan dibuat seadanya. Barak pengungsian, tentara-tentara asing, pekerja kemanusiaan nampaknya memerlukan riset yang mendalam untuk menggambarkan bagaimana bencana besar dunia 2004 lalu meluluhlantakkan Aceh. Setting-nya pun “sangat kurang Aceh” , buat para penonton yang tinggal atau pernah ke Aceh pasti merasakan perbedaan ini. Baik dari sisi lokasinya, gambaran masyarakatnya dan kultur daerahnya. Setting ini sangat saya sayangkan, karena alam Aceh sangat indah, idealnya film ini dapat menggambarkan hal itu dan bisa menjadi media bagi promosi the New Aceh.

Upss.. tapi tunggu dulu, terlepas dari beberapa kekurangan diatas, saya pribadi merekomendasikan film ini dengan sangat. Tema keikhlasan yang diangkat mampu memancing emosi penonton apalagi kalau yang menonton masyarakat Aceh sendiri. Saya menghargai upaya keras pembuat film ini untuk melahirkan sesuatu yang beda yang menggiring kita untuk bersyukur, tidak putus asa dan mengambil hikmah dari sebesar apapun peristiwa yang terjadi pada kita. Oke, apapun itu.. film ini ditayangkan pada saat yang tepat yaitu di masa liburan anak sekolah dan menjelang peringatan tujuh tahun tsunami. Terbukti di Botani 21, Bogor seluruh kursi hampir terisi penuh di setiap show.

Satu lagi yang pasti saya sangat menikmati film ini, karena saya merasa pernah menjadi bagian daerah Aceh dan tsunami-nya dan tentu saja karena saya yakin masih menyisakan satu bagian dari hati dan perasaan saya untuk Aceh karena bangga dan bersyukur pernah menjadi bagian dari perubahan Aceh yang lebih baik.

Hits: 782

Semalam aku bermimpi

Kamu menjemputku di suatu tempat yang ramai

Kamu kelihatan segar sekali dengan kaus hitammu

Aku menyuguhkanmu secangkir kopi kesukaanku

Katamu:  “rasanya pahit… “

Kamu meminta aku menambahkan gula

..dan.. aku pun terbangun..

Is that true, when somebody appears in your dreams, its because that person misses you?

 

*dalam rasa yang sangat absurd* 

 

Hits: 1033

Jumat lalu,  bersama seorang teman, gw nongkrong di sebuah coffee shop di Plasa Senayan. Gak ada yang istimewa sih, acara seperti ini cukup rutin kami lakukan. Isinya apalagi kalau bukan curhat dan chit chat dari masalah penting sampai gak penting. Hitung-hitung untuk menghilangkan kepenatan kerja.

http://www.bazaardesigns.com

Sekitar sebulan atau dua bulan yang lalu, sahabat saya ini  ini masih dalam status “patah hati berat”  Namun di pertemuan kemarin ternyata ia punya “kisah” baru yang mengingatkanku akan cerita cerita serupa dengan teman-teman lain.  Jadi, belum lama ini, Bunga (sebut saja namanya begitu), pergi melancong ke Malaysia setelah memenangkan sebuah tiket doorprize PP ke negeri Jiran itu. Ini pengalaman pertama Bunga pergi ke luar negeri.   Disana tanpa dinyana ia berkenalan dengan seorang cowok berkebangsaan Bangladesh dengan cerita pertemuan yang  nyaris seperti skenario sinetron.  Laki laki itu sebuah pemilik toko di daerah Bukit Bintang tempat Bunga bersama temannya menginap. *Wah, mirip mirip Film ngetop Notting Hill yaa.. *  Ia beberapa kali melewati toko lelaki itu, tapi sama sekali tidak tergerak untuk masuk. Sementara si cowok tampaknya memang sudah  mengamati sejak pertama si Bunga melintas di depan tokonya.

Tak disangka di malam terakhir disana, Bunga harus membeli sesuatu dan tersisa toko si cowok yang masih  buka.  Tampang si cowok sungguh sumringah, belakangan baru ketauan ia yakin sekali bahwa Bunga suatu saat akan kembali setelah beberapa kali hanya numpang lewat. Singkat cerita mereka pun berkenalan meski saat itu sudah pukul 11 malam.  Bunga begitu saja percaya pada cowok yang baru dikenalnya itu dan mau diajak ngobrol di tengah malam  di sebuah café.  Dalam waktu pertemuan singkat yang kurang dari dua jam tersebut, si cowok menyatakan tertarik dan berniat menikahi Bunga.  *Hemmm, buat gw ini asli agak masygul*  Kok bisa  bisa-nya begitu??  Beneran ya love at first sight itu ada?  Esoknya Bunga kembali ke Jakarta, si cowok pun turut mengantar. Namun kebodohan terjadi, mereka hanya sempat bertukar email dan ID Facebook tanpa sempat bertukar nomor telepon. Gubrak banget kan…  Parahnya lagi, setiba di Indonesia, baru ketauan kalau ada kesalahan “teknis” dengan ID dan email tersebut yang akhirnya membuat mereka tidak terhubung selama beberapa saat.

Read More

Hits: 6776
http://remaja.suaramerdeka.com

Ini curcol soal kejenuhan dengan seseorang. Kejenuhan itu ternyata efeknya buruk banget saudara-saudara.. Hemm…cerita darimana ya, yang gak berkesan alay, drama atoo “gampangan’? Oke. Gini deh, punya temen dekat dengan yang terpisah jarak geografis itu ternyata membuat jenuh. Kita beriteraksi melalui telepon dan sms setiap hari. Hampir tidak ada bagian dari hari-hari masing-masing yang luput dari obrolan-obrolan kita. Awalnya sih baik baik saja, karena memang pertemuan alias copy darat memang belum bisa dijadwalkan dalam waktu dekat. Sungguh sulit. Namun seminggu terakhir, kebosananku sudah sampai di ubun-ubun, dan dampak dari situ jelek banget. Kangen kali sebenernya asal muasalnya. Aku menjadi sangat sensitif, emosional, curigaan dan gak pernah nyaman dengan apapun yang ia lakukan. Bodoh sekali ya.. Tapi kenyataannya memang begitu.. Hiks..

Tiba-tiba saja hal yang sebelumnya bukan masalah pun menjadi masalah dan tiba tiba juga aku jadi sangat capek sama semua ini. Aku sebenarnya juga terganggu dengan sikapku sendiri, apalagi dia!! Awalnya dia berusaha santai dan semua dibawa becanda, tapi aku gak puas dengan respon begitu dan akhirnya bersikap seperti mengintimidasi.  Akhirnya jadi ribut karena semua jadi emosi. Gak tau deh, kalo ditinjau dari sisi psikologis ini masih masuk kategori normal apa gak.

Cuman yang jelas aku belajar dari sini, sebuah hubungan apapun nama dan bentuknya tapi terpisah karena jarak itu sangat tidak mudah. Komunikasi yang katanya jadi kunci semua interaksi manusia ternyata tidak selalu mempan digunakan pada semua kondisi. Pantas saja, Islam mewajibkan ada silaturahmi secara langsung. Kata hadits, silaturahmi itu memperpanjang umur. Dan emang bener, mau dibawa santai, digampangin atau gak dipikirin sekalipun, jarak itu merupakan satu kendala yang besar.  Kalo stress karena ini, emang bakal bikin cepet mati! Tidak ada yang lebih berharga dari pertemuan fisik. Semua tips yang sering didengungkan di artikel, media komunikasi dengan teknologi tinggi sekalipun tidak bisa menggantikan arti nyata kehadiran seseorang.

Dan aku nyaris menyerah untuk ini..

Hits: 635

Sebenernya gue agak anti nulis yang berbau-bau moral. Secara katanya batas moral-immoral, dosa -gak dosa itu makin absurd. Takut salah, berkesan sok suci, sok alim ato malah ntar dicap mo bikin aliran baru. Hahahaha.  Karena isinya agak-agak sensi, buat kalian yang gak setuju, tinggal bilang aja: emang urusan lo?  Suka suka gw dong..kan gak mengganggu hidup lo.. Prettt..Terserah elo dah, Gakpapa kok! Intinya ini cuma tulisan perempuan yang (lagi) labil tentang fenomena dosa gak bukan dosa yang makin absurd ajah. Terserah gw juga, kan.. blog..blog gw.. dan gak usah khawatir semuanya anonim kok.. :p

http://www.squidoo.com

Gue abis blog walking ke blog seorang wanita karir hebat di Jakarta, masih muda tapi sudah punya posisi cukup keren di sebuah perusahaan bergengsi. Gw pikir gak perlu gw kasih link-nya. Males bener kan, promosiin blog orang. Hahahahaha.. Secara blog model begini berhamburan di dunia maya. Jadi si cewek ini, sangat gamblang bercerita soal seks. Tentu saja dengan polesan dan gaya menulis seorang perempuan berpendidikan, cerdas, mature dan mapan. Jadi bikin gw atau temen temen gw yang “agak bodoh” bisa tertarik bahkan setuju dengan pendapatnya.  Untung gw masih lumayan pinter (ehmmm), untuk bisa berpikir dengan cara gw sendiri. Komen di blognya pun macem-macem. Dari yang sok bicara soal moral, agama, pake hadits, dsb, dsb.. sampe yang mendukung dengan ceria. :D. Lucunya dia sempat menjawab sebuah komen dengan bilang : ‘saya muslim, sedang menamatkan Al-Quran dan berencana naik haji. Gubrakk..

Lanjut cerita berikutnya ini seorang temen gw, yang “tiba tiba” hamil sebelum menikah. No Wonder sih, secara dia emang hidupnya memang terbiasa bebas ria “berpasangan” tanpa ikatan  pernikahan. Hebatnya dia bangga loooo..sama kehamilan di luar pernikahan itu, bahkan sempet nyindir temen lain yang sudah lama menikah tetapi belum hamil-hamil juga, kalo dia dan pasangannya “lebih tokcer”.  Kalo liat “penampakannya” di depan umum sih, waduh..sangat religius banget. Kata-kata menyangkut Tuhan selalu terselip dalam omongan dan tulisannya.  Ambigu.

Tunggu, jangan protes dulu! gak ada yang salah.. Gw sangat mahfum, kehidupan kota besar Jakarta ini sudah banyak mengubah pola pikir dan perilaku manusia akan soal empat huruf yang jaman nenek moyang kita dulu hal sangat tabu untuk dibicarakan di muka umum.  Gue yakin dua contoh,  diatas orang baik baik di lingkungannya yang pasti dicintai para kerabatnya. Gw sendiri tetap harus obyektif menilai orang tidak dari satu sisi dan menghargai apapun “pilihan” jalan hidup orang.

Tapi sebagai blogger yang nyinyir… *cengengesan* Gimana ya, mau komennya..asli gw takut salah. Gw gak bilang gw ini suci. Ampun Tuhan.. gw juga masih punya tabungan banyak dosa. Yang bikin gw bingung adalah ternyata dosa pun sekarang definisinya bergeser.  Pendapat si eksekutif muda bahwa seks bukan hal tabu untuk dibicarakan, karena pada dasarnya seks juga perlu edukasi: gw setuju banget.  Tapi kok gw kurang setuju dengan status dia yang single dia dengan gamblang menceritakan kehidupan seks dia? Pasti diantara yang baca ini akan jawab: “lebih baik gitu dong, daripada munafik.. keliatan di depannya “alim” tapi dalemnya lebih “garang”. Oh, jadi makna munafik juga sudah berubah yah? Cckckck..  Silakan cari definisi munafik di KBBI ato kalo kalian yang muslim, buka buku pelajaran Agama Islam SMP tentang definisi munafik.  Nah buat kasus kedua, yaa kurang lebih sama deh. Lebih parah malah yang satu ini. Karena dia berhasil mengecoh orang dengan tampilan religius dia. Hahahhah.. Emang sih, jaman sekarang pendalaman agama sama tingkah laku orang gak berbanding lurus. Buktinya.. eh, katanyaaa.. masih ada aja pemuka agama yang berbuat tidak pantas. Katanya looh…katanyaaa.. *takut disomasi*

Tapi dasarnya gw masih orang yg primitif untuk menanggapi dua kasus diatas dan Thank God..Alhamdulillah gw masih ada disana. Semoga ini Alhamdulillah yang “sesuatu yah” alias yang bener bener Alhamdulillah. Buat gw seks itu bukan hal tabu. Yang tabu dan perlu dipikirkan adalah tempat untuk membicarakannya, siapa yang membicarakannya dan kapan saat yang tepat untuk diperbincangkan. Dan sama sekali tidak penting untuk mengumbar kehidupan seks pra nikah di muka publik. Masih ada kosa kata “malu” yang harusnya kita miliki.

Sekali lagi bukan gw sok suci, sama aja dosa mah..dimana-mana ada ajah *nyengir* Dengan posisi status yang single gw merasa sangat tidak pantas untuk membicarakan hal tersebut di forum umum apalagi “membanggakannya”. Silakan kalian men-judge gw munafik. Gak bisa gw pungkiri, urusan yang berbau moral dan dosa sekarang ini warnanya macem-macem tergantung penafsiran masing-masing orang. Dan itu sejatinya tidak ada yang bisa disalahkan. Tapi buat gw -yang orang kampung masuk kota ini- masih ada yang mutlak ini Dosa dan itu Bukan Dosa.  Masih ada yang saklek hitam putih, bukan abu-abu. Jadi ketika kita “tergelincir” melakukan itu, ya tobatlah.. insyaf.. bukan malah dibanggain dan diceritain sama semua orang. Dan seks menurut gw masuk ke kategori itu. Kalo yang jelas jelas tidak pada tempatnya dan kita tau itu  DENGAN PASTI bukan hal yang pantas (baca: dosa) masih juga kita berargumen untuk mendebatkannya hemm.. enak banget jadi manusia ya, gak perlu pertanggungjawaban horizontal.

Hehehehe..just a small thought dari orang yang masih banyak dosa.   Kalo ada yang salah-salah maaf ya, saya ini lugu, naif, labil dan suka gak jelas.  Semoga ntar gak ada yang ngebandingin sama dosa korupsi yang banyak dilakukan orang penting negeri ini dan ngeles dengan dalil; mending begitu daripada korupsi yang merugikan negara. Atoo komen yang bilang: gakpapa dong, yang penting gw bertanggung jawab. Upss gw setuju banget tuh dengan kata-kata tanggung jawab, tapi gw yakin kalian yang hidup dengan budaya Timur ini pasti menentang hati nurani kalian sendiri. Ato sudah gak juga? *salaman deh kita kalo gitu…. 😀

Hits: 1084
http://www.zazzle.com

Gak tau kenapa, bawaannya kalo nelpon operator yang satu ini, mau marah aja..  Sebenernya  cerita di bawah ini sudah terjadi kurang lebih setahun yang lalu, sempat saya kirim ke Surat Pembaca di DetikCom, tapi entah kenapa gak dimuat.  Karena barusan terjadi lagi kejadian yang nyaris serupa, saya inget lagi deh, surat ini, iseng posting aja ke blog sendiri.

——

Sejujurnya kalau tidak terlanjur benar-benar kesal dengan pelayanan Telkomsel, saya tidak akan menulis surat ini, apalagi saya sudah menggunakan Telkomsel (Kartu Halo) sejak 2004. Terhitung sejak Mei/Juni 2010 saya tidak menerima tagihan Telkomsel. Tapi waktu itu saya belum komplain, karena saya pikir terlambat 1-2 bulan masih wajar. Hingga Agustus belum juga ada tagihan, saya disarankan untuk mengganti ke sistem e-bill.  Namun sayangnya tidak terkirim juga hingga September, padahal saya sudah melakukan registrasi via sms. Setelah dicek, kata CS Telkomsel belum terdaftar. Maka saya pun melakukan registrasi ulang.  Namun anehnya hingga Oktober juga belum dikirim.

Saya sudah berkali kali menelpon 111, dan menanyakan status pengiriman bill tsb. Petugas mengatakan belum ada status dari kurir, menurut saya ini aneh sekali  kurir macam apa yang dipake Telkomsel sampe kiriman 3 bulan sebelumnya kok belum ada status ?!! Sekitar bulan September-Oktober 2010, saya sempat ke GRAPARI Bogor. Saya diberi tahu status tagihan yang tidak sampai (periode Mei-Juli 2010) ternyata menurut Telkomsel udah diterima tapi oleh pihak/orang yang menerima sama sekali tidak saya kenal (alias bukan penghuni rumah saya)

Saya juga SELALU dijanjikan untuk dikirimkan ulang hardcopy-nya (by kurir) untuk tagihan tagihan yang belum saya terima sebelum ebill berjalan. Mulai dijanjikan dari waktu 3 hari, 7 hari hingga 1 bulan, tapi belum juga diterima.  Tentang e-bill yang belum saya terima pun, CS 111 pernah menjanjikan hal yang sama dari pengiriman 1×24 jam, 3 hari kerja hingga 7 hari kerja. Semuanya tidak ada realisasinya. Ketika saya tanyakan apakah ebill tsb bisa dikirim manual alias sendiri-sendiri per pelanggan diluar batas billing cycle-nya, -khusus untuk pelanggan yg belum menerima tagihan spt saya-? Jawabannya pun berbeda-beda.  Pada Sept-Oktober 2010, CS 111 menyatakan BISA. CATAT BISA! ! Sementara pada Nopember 2010, petugas yang lain mengantakan TIDAK BISA, harus menunggu periode pengirimannya alias gelondongan dengan pelanggan lain.  Gak jelas banget!!

Saya sangat sudah bosan dengan pernyataan CS Telkomsel yang selalu mengatakan; AKAN DILAPORKAN ke pihak TERKAIT, akan dilakukan pengecekan, akan dilakukan tindak lanjut, mohon bersabar…bla..bla..bla..

Ya, kalo masih 1-2 bulan saya rasa wajar, tapi kalo hampur 6 bulan? Saya pikir Telkomsel TIDAK SERIUS dalam hal ini. Saya mengerti, Telkomsel sebagai market leader di industri Telekomunikasi di Indonesia mempunya jutaan pelanggan yang harus di-maintain satu perasatu. Tapi apa begini caranya??? Jangan “membodohi” pelanggan dengan alasan perbaikan pada sistem, ingat pelanggan juga bisa mengerti soal sistem. Ini masalah manajemen kerja Anda.

Akhirnya kasus saya ini selesai di Desember 2010, saya mulai rutin menerima tagihan. Tapi anehnya di rumah saya hampir tiap bulan ada tagihan untuk penghuni rumah ini sebelumnya, tanpa ditanya dulu apa benar ybs masih berdomisili disana. Tidak heran juga kalau banyak tagihan tidak sampai, karena kurir melempar begitu saja tagihan ke teras atau halaman rumah, yang sering kena panas dan hujan apalagi saat penghuni rumah tidak ditempat, bukan memasukkan baik baik di bawah pintu saat penghuninya tidak ada. Jadi wajar kalo pada kasus saya diatas, nama yang dikonfirmasi oleh kurir ke Telkomsel tidak saya kenal sama sekali, karena itu memang dikarang-karang saja oleh kurirnya.

Semoga Telkomsel lebih SERIUS melayani pelanggannya!

 

Hits: 699
http://jilbablovers.wordpress.com

Kata kata di judul itu sering banget kebaca atau kedenger dari cerita cerita orang. Sebagai orang yang berhijab, kadang agak merasa sedikit terintimidasi dengan kata-kata itu. Kesan yang gw tangkep karena berjilbab tiba-tiba kita gak boleh berbuat salah atau menyimpang sedikit. Jaman dulu, kalo ada teman yang baru berjilbab, banyak yang ngasih selamat atas “hijrah” yang ia lakukan. Padahal aneh banget tuh kata gw, ada muatan dimana berjilbab seolah-olah membuka dunia baru yang seakan membatasi ruang gerak yang sudah ada.  Padahal gak sama sekali tuh,..kata gw taat sama perintah agama (berhijab) tidak selalu linear dengan baik buruknya sikap seseorang. Itu dua hal yang berbeda. Ok,..lanjuttt dulu…

Here we go.. Gue berjilbab sejak 2007 menjelang akhir setelah beberapa bulan kerja di Aceh. Yes, Aceh!!  secara emang disana perempuan muslim wajib menggunakan pakaian islami. Asli bukan ikut-ikutan kewajiban itu, karena jauh sebelumnya sempet udah punya niat bahkan waktu masih kuliah di IPB yang dulu sering diplesetin menjadi Institut Pesantren Bogor. Tapi lagi-lagi aku gak mau karena latah melihat teman temanku yang hampir semuanya sudah berhijab, masih banyak pikiran yang bersifat racun waktu itu. Seiring berjalannya waktu, pikiranku juga makin terbuka dan keinginan itu semakin kuat di tahun 2005-2006. Beberapa kali sempat tercetus dihati, kalau Allah mengabulkan untuk dapet kerjaan baru, Insya Allah aku berjilbab. Dan…. Juli 2007 aku bener bener dapet kerjaan baru di Aceh yang di kemudian hari memberi pengaruh besar dalam hidupku. Kayaknya kelewatan kalo gw gak bener-bener melaksanakan niat (nazar) itu.

 

Read More

Hits: 1095

Dalam perjalanan ke kampus menumpang sebuah kendaraan umum beberapa waktu lalu, gw sempat mendengar lagu dangdut yang syairnya begini:

awalnya aku cium-ciuman
akhirnya aku peluk-pelukan
tak sadar aku dirayu setan
tak sadar aku ku kebablasan

ku hamil duluan sudah tiga bulan
gara-gara pacaran tidurnya berduaan
ku hamil duluan sudah tiga bulan
gara-gara pacaran suka gelap-gelapan

Gila, langsung aja berasa shock banget dengan syair yang to the point dan tanpa tedeng aling-aling begitu, tapi herannya lagu itu keinget terus di memori gw. Setelah diselidiki.. *upsss.. ketauan gw penggemar dangdut neh*, banyak juga lagu dangdut lain yang serupa dan parah abis.

Read More

Hits: 806
yes…got the ticket!!

Kegilaanku terhadap Laskar Pelangi (LP) dan Andrea Hirata tahun 2007-2008 lalu, aku pikir sudah berakhir sejak filmnya dirilis diikuti dengan film Sang Pemimpi di tahun 2010, ternyata belum tuh.. Gue mengoleksi semua buku Andrea Hirata hingga yang terakhir (Sebelas Patriot) dan tentu saja Tetralogi Laskar dan Pelangi serta buku kembar Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas serta beberapa buku tulisan pengarang lain yang ada bau-bau Laskar Pelanginya. Ah, gw sempet gila gara gara Bang Ikal ini. Jadi inget pertama kali hunting dia di Unsyiah awal 2008 lalu. Gue juga sempet ngeblog tentang ini, di beberapa tulisan gue; Nonton Buku Baca Film, Sekte Penyakit Gila, Laskar Pelangi The Movie is Coming dan My Maryaman Karpov. Bahkan tanpa sengaja gw juga pernah ngopi bareng Bang Ikal ini di sebuah warung kopi di Banda Aceh pertengahan Maret 2011. Dibayarin pulak!!

Fenomena buah tangan Andrea Hirata ini ternyata tidak berhenti sampai disini saja, tahun 2010 mulai digagas pementasannya dalam bentuk drama musikal. Yah, gw emang ketinggalan nonton di putaran pertama. tapi ternyata pertengahan tahun ini, ada lagi dong… dan meski di detik detik terakhir, gw sempetin juga nonton dengan @rpoppy. Kesan gw: speechless dan amazing.. dan gw nangis aja gitu di adegan pertama ketika Bu Muslimah dan Pak Arfan menunggu 10 murid untuk memulai sekolahnya. . Kesan lain, Dira Sugandi (@dirasugandi) berhasil memerankan Ibu Muslimah dengan suaranya bikin merinding. Secara gw ngefans banget sama Dira. Anak-anak yang main pun sangat natural, suranya bagus, tata panggungnya keren dan mereka semua nyanyi live dengan olah vokal yang..yaa ampun,..gw pasti malu kalo ikut karaokean sama mereka.. Hihihih… Pementasan di Taman Ismail Marzuki (TIM) yang (kalo gak salah) sampai dua minggu dengan rata-rata 2 show per hari itu, sukses berat. Nyari tiketnya kalo gak buru buru susaah, penonton selalu penuh bahkan gak sedikit yang nonton lebih dari sekali. Padahal harga tiketnya gak bisa dibilang murah, wong yang paling bawah Rp 150.000 per seat (Rp 100.000,- pada saat presale) hingga Rp 500.000,- Gue aja dapet tiketnya dari orang yang batal nonton dan itu untung dapet!!

Eh, tau tau dapet kabar..awal Oktober ini Musikal LP diundang pementasan dalam rangka Pesta Raya-Malay Festival of Arts di Esplanade Singapura , salah satu gedung pementasan paling besar di Asia. Dua bulan sebelum itu, lagi lagi bersama @rpoppy, planning pun disusun. Alhamdulillah, gw dikasih rejeki dan waktu buat mampir kesana buat nonton LP dengan atsmosfir Esplanade yang lebih megah dibandingkan TIM, Jakarta. Daan gilaaaa… theatre dengan kapasitas 2000 orang itu penuh!! Penontonnya pun mayoritas orang Singapura. Seperti biasa, gw tetep mewek di adegan menunggu 10 murid, meski setelah itu ngakak abis ngeliat tingkah Kucai yang kecil, kerempeng , jahil tapi luwes banget dan punya suara yang mantap!! Aduh, dek.. (eh, nak..) kamu latihan nyanyi dimana sih?? Tante ikutan dunk… 😀 Tidak ada bagian yang berbeda dengan pementasan Jakarta bahkan propertinya pun nyaris sama, gw pikir bisa jadi sepeda ontel dan kaleng kalengnya juga dibawa dari Jakarta. Hehehehe..

Dengan harga tiket S$28 atau kira kira setara Rp 200.000, Laskar Pelangi Musikal di Esplanade ini, kata gue.. kereennnn bangettt.. Apalagi, gw dapet duduknya di tiga baris pertama yang bisa ngeliat para pemain dari jarakkk sangatttt dekat… Kalo di Jakarta untuk kursi di posisi itu harga tiketnya bisa jadi sampe Rp 500 ribu! Denger denger dari temen, pemerintah Singapura sangat mendukung acara pagelaran seni seperti ini, makanya dapet subsidi.. Hehehhe.. silakan Anda bandingkan dengan pemerintah Indonesia, negara kita tercinta ini.

Udah gak tau mau me-review apalagi. Pemainnya keren, ceritanya oke, panggungnya bagus, musiknya luar biasa,..hanya sayang lampu pelanginya macet gak nyala. Setelah selesai pertunjukan yang total lamanya hingga 3,5 jam itu, penontonnya ber-standing applause nyaris nonstop hingga tiga menit. Bukti bahwa hasil karya anak bangsa bisa diterima tidak hanya di Indonesia. Bangga aja gitu sama Indonesia. Selamat untuk Laskar Pelangi.

Hits: 1125

source: http://blogalwafa.blogspot.com/

Lima tahun lalu, dalam sebuah interview pekerjaan saya ditanya : what would you be in next five years? Kala itu saya perlu berpikir 20 detik sebelum akhirnya menjawab: saya ingin jadi manajer.  Beberapa hari lalu saya ditanyakan hal yang sama dan tanpa berpikir panjang saya jawab : I wanna be a mom yang kemudian saya tegaskan menjadi  “a working mom”  yang disambut dengan tertawa oleh para interviewer. So far, saya belum mencapai sepenuhnya jawaban saya lima tahun lalu, tapi Alhamdulillah saya pernah dan sedang duduk di posisi manajerial, meski gak tinggi tinggi amat dan masih banyak ruang yang bisa saya perjuangkan, tapi saya sudah bersyukur.

Mungkin saya gak sekonsisten Andrea Hirata yang sejak kecil memang sudah bercita cita kuliah di Sorbonne, Perancis atau gak segigih Iwan Setyawan penulis Nine Summer Ten Autumns yang cuman punya satu cita cita yaitu punya kamar tidur pribadi hingga ia mencapai posisi Direktur di sebuah perusahaan kelas dunia di New York.  Tapi buat saya perubahan itu wajar termasuk perubahan cita cita. Waktu masih kecil cita cita saya malah ingin jadi dokter hewan karena keluarga saya, pencinta binatang yang memelihara banyak hewan di rumah Lulus SMA lucunya malah saya nyaris tidak punya cita cita dan terdampar di Fakultas Perikanan, IPB.

Jawaban terakhir tadi, mungkin dipicu  saya yang sudah mulai bosan dengan ambisi pekerja kantoran pergi pagi, pulang malem demi eksistensi diri. Saya sudah tidak punya banyak keinginan untuk jadi manajer besar apalagi direktur.  Saya masih perempuan biasa yang tidak  ingin kebablasan dengan istilah emansipasi. Masih pengen jadi Ibu, ngurus suami, anak-anak, mencoba resep ini-itu, sibuk dengan belanja bulanan  dan harga sembako yang terus naik dan ngomel ngomel sama suami yang pulang telat. 😀  Biar begitu, saya masih selalu ingat pesan Ibu saya bertahun-tahun lalu bahwa apapun alasannya,  seorang perempuan, ibu, istri harus tetap bekerja produktif yang menghasilkan uang. Ada fungsi “jaga jaga”  disini, kita tidak bisa memastikan masa depan rumah tangga dari sisi ekonomi salah satunya jika suami kehilangan penghasilan utama. Kalau bukan istri yang menopang, siapa lagi?!  Ini kejadian di keluarga saya, ayah meninggal dunia di usian 40an saat kami anak-anaknya masih dalam usia sekolah yang butuh biaya banyak, sementara keluarga tidak punya tabungan apalagi asuransi yang cukup.

Sekarang buat saya, mengamalkan, menggunakan dan menyebarluaskan ilmu yang saya punya untuk kepentingan banyak orang itu sudah luar biasa. Malah kepikir kalau sudah lebih mapan secara ekonomi saya ingin punya kegiatan sosial yang membantu anak anak putus sekolah. Kasian di jalan masih banyak anak-anak yang “dipaksa” mencari nafkah di jam-jam yang harusnya mereka duduk manis mendengarkan gurunya.  Semoga yang ini akan tercapai dalam lima tahun ke depan, Amin. Sumpah, ini bukan cita cita sok  idealis,..tapi masih sungkan dan malu aja kalo diomongin di sebuah interview kerjaan. Pun kata orang, kalo ada niat baik, katanya pamali belom apa apa sudah bilang kemana mana. *loh..kok ditulis di blog?* Hehehehe

Apapun itu, semoga lima tahun ke depan saya menjadi manusia yang berguna buat orang lain. Amin..

Hits: 650

Hahahhaha..baca judulnya, pasti banyak yang ngetawain gue. Kasiaannn deh loo.. Tapi entah kenapa tiba tiba aja gue kepikir gimana rasanya tinggal dalam jangka waktu lama di gedung bertingkat tinggi banget itu. Mungkin juga dipicu faktor kebutuhan suasana baru setelah bertahun tahun menjalani Jakarta Bogor yang menyenangkan (baca: membosankan). Ditambah lagi setiap hari melihat kepungan gedung gedung tinggi di Jakarta, rasanya lucu juga tuh kalo menetap disana. Trus kayaknya nih gaya orang Indonesia, kalo tinggal di apartemen itu udah gaya banget, masuk kelas up up alias high high gitu deh.. Wajar sih, secara harga apartemen di Jakarta mahal beinjett, meskipun sekarang sudah banyak juga apartemen yang menyasar golongan middle. Padahal konon di luar negeri yang tinggal di apartemen (sebutan lain buat flat) justru mereka yang gak mampu beli rumah berhalaman seperti umumnya dimiliki orang Indonesia. Hihihihihi..

sumber: http://www.randomclipart.com/217-cartoon-house-with-solar-panel/

Ya udah deh, selama belum mampu gimana kalo kita nge-kost aja? Katanya kost kost-an di Jakarta sudah banyak juga yang mempunyai fasilitas layaknya apartemen tapi toh..harganya gak jauh beda. Ok, kalo gitu biar mirip mirip tinggal di gedung bertingkat gimana kalo kita coba pindah ke Rusun? Ini gak deh, soalnya pengalaman temanku , lift di rusunnya hanya beroperasi hingga jam 9 malam. Jadi lewat jam itu, kita harus naek tangga. Huaaa.. ,mabok dong kalo kamar gue di lantai 8! Gak cocok banget buat gue yang pulang rata-rata jam 10 malem. Gempor duluan tiap hari. Belum lagi kalo perlu apa apa kudu olahraga naik turun tangga yang lumayan berat itu.

Dipikir pikir yaaa, emang lebih baik kita kembali ke rumah yang menyentuh tanah, punya halaman, punya tetangga yang bisa selalu bisa berinteraksi, tidak tergantung sama AC, bisa nunggu abang sayur, abang somay dan abang bakso lewat dan satu lagi kita bisa piara ayam!! Di rumah sering kan sering ada nasi tersisa. Kalo dibuang sayang,.. jaman dulu sih nenek saya dikasih sama ayamnya.. Nah, kalau tradisi ini kita teruskan selain menjaga daya dukung lingkungan (carrying capacity) juga bisa mendukung siklus mata rantai kehidupan yang lebih baik.

Apartemen memang keren, deket pusat kota, nyaman dan symbol prestisius kondisi ekonomi seseorang, tapi lihat deh, sudah berapa banyak kerusakan lingkungan akibat pembangunan yang tidak terkontrol. Mari kita dukung dengan kembali ke rumah kita yang sebenarnya.

Hits: 853
source: http://fetihabsari.blogspot.com

Gue sebenernya gak terlalu percaya ada persahabatan yang murni benar benar persahabatan antara SATU orang cewek dan SATU orang cowok. Bedanya tipis dan absurd banget.  Sahabat itu istilah yang sedikit lebih tinggi dari sekedar teman, tapi kalau tidak di-“maintain” dengan hati-hati, hati hati!! hati manusia tidak terbuat dari batu, perasaan itu lembut seperti awan, perlakuan yang biasa yang dilakukan secara konstan dan terus menerus mudah sekali memelencengkan hati *maap, gak nemu kata lain*  Hubungan pertemanan yang sangat dekat selalu melahirkan rasa ingin memiliki dan rasa tidak ingin kehilangan yang bisa berdampak lain terhadap arti persahabatan.

Gue yakin banyak yang gak setuju dengan pendapat gw, dengan beralih: “Ah, gw punya tuh sahabat cowok/cewek, baik baik aja.. bahkan sudah jadi kayak saudara!” Nah disinilah bedanya,.. Kalo sudah jadi saudara, cara kita me-maintain hubungan itu pasti beda. Hemm.. Gimana ya..agak sulit jelasinnya. Kita pake contoh aja mungkin lebih baik. Misal, sahabat itu menurut gue gak telponan atau sms-an, dll tiap hari, gak selalu ingin tau atau memberi tahu kegiatannya setiap hari ke sahabatnya. Gak juga punya acara rutin buat ketemuan atau curhatan. Lebih lagi, sahabat gak boleh marah (a.k.a) kecewa kalo sahabatnya tidak bisa memenuhi satu keinginan. Kepada sahabat kita bebas bercerita tentang gebetan kita, kencan kita atau kisah kisah patah hati kita.. Kala hubungan itu naik jabatan menjadi lebih dari sekedar sahabat, kita akan sungkan bercerita tentang “orang ketiga” yang tanpa kita sadari sebenernya mengindikasikan gak mau dia kecewa atau kita gak pengen dia ninggalin kita karena kita punya “orang lain”. Iya kan? Hayo ngaku..

Dengan sahabat umumnya kita bisa tampil apa adanya seperti kita, tapi dengan orang yang  (akan) naik pangkatnya menjadi lebih dari sahabat, pasti kita sering ingin terlihat lebih sempurna. Apalagi disaat-saat awal perubahan hubungan. Misalnya lagi kalau kita punya gank sahabat yang terdiri dari beberapa orang cewek dan cowok. Kalau dari salah dua diantaranya mulai tercium aroma naik pangkat ini, pasti mereka sering memisahkan diri alias sering bikin acara berdua saja, tapi belum tentu berarti menjauh dari kelompoknya.

Selanjutnya, saat  sebuah hubungan persahabatan bergeser, misal perhatian yang mulai lebih, komunikasi yang lebih intens, intonasi dan cara bicara kita ke dia yang berubah, kita pasti akan mulai berpikir ada yang berbeda. Ada yang segera menyadari dan mulai mencoba membalikkan kondisi seperti sebelumnya alias meng-ignore semua itu. Tapi gak sedikit juga yang cepat menyadari bahwa ada “sesuatu” yang mungkin bernama “cinta” dan tidak menghindari hal tersebut bahkan mencoba memperjelas hubungan dari “temen jadi demen” ini.

Kata orang bijak cinta itu bisa datang ke siapa saja dan kapan saja tidak terkecuali ke sahabat kita sendiri. Doel Sumbang dalam satu lagunya malah bilang:

Jangan berkata tidak, bila kau jatuh cinta,

Terus terang sajalah buat apa berdusta.

Cinta itu anugerah maka berbahagialah, sebab kita sengsara bila tak punya cinta…

(Arti Kehidupan)

 

 Kata Band Zigas gak  jauh beda :

Tak bisa hatiku merapikan cinta

Karena cinta tersirat bukan tersurat

Meski bibirku terus berkata tidak

Mataku terus pancarkan sinarnya

(Sahabat Jadi Cinta)

Hits: 947