Saya mungkin termasuk orang yang agak susah move on. Eits, ntar…jangan berasosiasi lain dulu… Ini bukan menyangkut sebuah hubungan yang berakhir atau sejenisnya. Tapi tentang “hobi” saya menyimpan barang-barang yang menurut saya bersejarah dan mengandung nilai-nilai tertentu dalam perjalanan hidup sayah.  Ttsssahhh… berat bener bahasanya.

Liburan ini saya membongkar semua koleksi pakaian, sebenernya ini hal biasa. Kalau lemari sudah kepenuhan, pasti beberapa baju yang masih layak saya hadiahkan ke saudara-saudara ataupun orang-orang yang memerlukan. Anehnya ada beberapa baju yang sudah jelas-jelas tidak bakal dipakai lagi (umumnya karena udah ketinggalan mode), masih aja nangkring dengan manis di lemari.  Kenapa? Karena baju-baju itu ada jin-nya ..eh, ada sejarahnya. Saya masih menyimpan baju hari kerja pertama saya di Aceh, baju kuno hadiah dari teman yang jelas jelas udah gak muat, baju jadul jahitan mama, kaos merah hadiah terakhir (alm) papa, baju yang pernah saya pakai “kencan” gak penting dengan seseorang dari masa lalu banget. Hahaha..  Sepatu juga begitu. Saya mencintai sepatu, seneng beli sepatu tapi gak punya koleksi yang banyak, soalnya sepatu yang saya suka sering mahal (dan gw belum mampu beli).   Saya masih menyimpan sepasang sepatu SMP cuma karena alasan sentimentil, itu hadiah Papa untuk kenaikan kelas. Jadul abis.

Tidak cuma sandang. Saya masih menyimpan kartu-kartu ucapan selamat ulang tahun teman lama yang kini belum tentu saya tahu keberadaannya.  Kartu ucapan perpisahan  kantor bahkan sebundel surat-surat cinta pertama (yang akhirnya saya putuskan untuk dimusnahkan setelah saya simpan hampir 10 tahun)! Saya juga masih menyimpan buku harian saya sejak kelas 3 SD sampai akhirnya saya lebih senang menulis di internet dibanding di buku. Bahkan… saya sempat menyimpan beberapa bukti transfer atau pengiriman barang struk belanjaan karena mengingat “sesuatu” di balik semua itu.  Kalo pernak pernik sih udah gak keitung deh harta karun saya. Dipake gak, dikasih ke orang juga gak.. Disimpen doang buat dipandang-pandangin sambil menerawang sejarah dibalik barang-barang itu. *orang gila… orang gila…

Kalau soal file digital, jangan ditanya deh.. Selain foto dan sejenisnya, saya juga rajin memback-up segala macem isi gadget. Saya menyimpan sms-sms yang berkesan, mengaktifkan archive percakapan YM, BBM dan sejenisnya dan membacanya kembali disaat-saat lowong. Kadang emang bener-bener gak penting, tapi hal-hal seperti ini sering bikin senyum senyum sendiri. Aneh kan gw?

Gimana dengan lagu? Samaa ajaaaa.. malah setiap peristiwa dalam hidup saya ini, ada lagunya! Hebring banget kan? Lagi sama si A, lagu anu, waktu sama si B lagu ini, bla.. bla.. Wakakakakka..

Sebenernya tidak ada tujuan apa-apa selain sisi sentimentil saya aja yang kelewatan.  Saya pernah baca satu artikel di internet, katanya ini masuk  salah satu“penyakit” dalam ilmu psikologis. Tapi saya masih dalam taraf yang normal soalnya yang disimpen memang sesuatu yang “berarti”. Di level yag lebih tinggi, ada “penderita” yang doyan menyimpan bahkan barang barang bekas seperti botol sampo, bungkus sabun atau rongsokan yang secara logika, sulit dimengerti dimana nilai historisnya. Hiii.. untunglah gw belum sampe segitunya..  Malahan sekarang, banyak hal yang kira-kira berdampak gak baik untuk psikologis, saya buang.  Hehehe..

Manusia selalu punya kenangan akan masa lalu, baik dan buruk. Tapi tidak semua kenangan itu harus dikenang, kan? Memori otak manusia kan lebih hebat dari komputer, tidak ada bekasnya pun masih bisa tetap terlacak meskipun tanpa media-media pengingat seperti diatas. 🙂

 

Hits: 901

Sosok bapak yang satu ini, rame diperbincangkan  media massa setahun terakhir. Mulai dari sepak terjangnya ketika masih menjadi Dirut PLN lebih lebih lagi  sekarang ,saat ia menjabat Menteri BUMN. Pemimpin Koboy menjadi julukannya. Saya sendiri sih, sebenernya udah cukup lama tahu Bapak ini sejak saya bekerja di Majalah SWA yang sering menjadikan beliau sebagai contoh sukses pengusaha media. Bagi yang belum tahu, Dahlan Iskan adalah pemilik Jawa Pos Grup salah satu konglomerasi media di tanah air. Tahun 2011 “tanpa sengaja” saya jadi ikut mengamati sepak terjang beliau karena “bantuin” ide karya ilmiah seseorang menyangkut BUMN. Hadeuhhh… Dari sini, saya mulai membaca hal-hal terkait BUMN dan beberapa buku yang ditulis sendiri oleh Dahlan Iskan. Buku beliau yang paling berkesan buat saya adalah Ganti Hati (2008) yang menceritakan pengalamannya menjalani proses Transplantasi yang juga mengandung cerita otobiografi beliau. Bahasa bukunya sih kata gw, rada acak-acakan, harus banyak melalui proses editing agar kalimatnya lebih sempurna. Eh, tapi justru itu yang jadi kekuatan buku ini. Bahasanya yang “asal” itu membuat isi buku ini jadi lebih “nancep” di  kepala pembacanya.

Nah, apa hubungannya dengan Adversity Quotient (AQ)? Oh, ya AQ ini jenis kecerdasan “baru”  (eh gak baru baru amat sih…) setelah IQ, EQ, SQ dan ESQ atau mungkin aja masih ada Q-Q yang lain. Hehehehe. Definisi Q-Q itu cari sendiri aja di mbah google ya.. Gw mo cerita soal AQ aja.  AQ pada dasarnya adalah kekuatan mental seseorang untuk berjuang menghadapi semua tantangan dalam hidupnya. AQ dapat menjadi indikator seberapa kuatkah seseorang untuk terus bertahan dalam suatu “perjuangan” sampai pada akhirnya ia dapat keluar sebagai pemenang, mundur di tengah jalan atau bahkan tidak mau menerima tantangan sedikit pun.

Dengan kata lain AQ dapat digunakan sebagai indikator bagaimana seseorang dapat keluar dari kondisi yang penuh tantangan. So, AQ itu bukan bawaan lahir tapi didapat dari tempaan dan pengalaman hidup. Ada proses yang tidak sebentar untuk melihat AQ seseorang.

Read More

Hits: 786

Bahagia itu relatif. Bahagia gak selamanya tergantung duit, tapi katanya duit itu sarana pembahagia paling besar (katanya….). Cara orang buat bahagia pun beda-beda.

Temen gw, bahagia kalau dua kali  sehari bisa naik ke rooftop lantai paling atas kantor buat merokok di sela jam kerja yang padat.  Katanya, hal itu kebahagiaan karena “sukses” meracuni diri sendiri. Aneh. Temen yang lain (termasuk gw) bahagia kalo seminggu sekali bisa latihan vocal alias karaoke. Adik gw keliatannya bahagia kalo malem-malem kebangun kelaperan trus bikin indomie. Anak-anak deket rumah gw, kayaknya bahagia banget kalo malem minggu nge-trak kebut-kebutan di fly over deket rumah (gw doain celaka, abis nyebelinn,..upss). Temen gw yang lain doyan banget ama yang gratisan ampe malu-maluin. Tapi mungkin dia bahagia karena itu, gw harus ngerti.  Cowok yang merasa “kegantengan” pasti bahagia kalo bisa tepe-tepe alias tebar pesona dimana-mana. Seniornya bisa jadi bahagia kalo berhasil punya istri lebih dari satu. *Curcol banget.

Gw sendiri juga memandang bahagia itu relatif dan tergantung waktu. Apalagi perempuan yang emosinya lebih labil menjelang datang bulan. Itu serius bikin gak bahagia. Cuma ada pepatah: you choose your own happiness. Gue setuju, meskipun itu gak mudah, secara kita hidup dengan banyak orang yang saling mempengaruhi. But eniwei sekarang gw suka merumuskan apa-apa yang membuat gw bahagia. So, kalo kira-kira tiba-tiba ada hal yang membuat gw jatuh, gw langsung menjalankan “strategi” ini buat bahagia lagi. Ini diaaa… :

Read More

Hits: 1061

Haaa? Aceh gempa lagi? Terkaget kaget sore itu aku membaca sms BMKG  tentang peringatan dini tsunami di Aceh dan beberapa wilayah Sumatera dengan kekuatan sekitar 8,9 SR. Oh My God.  Hal pertama yang aku lakukan menghubungi teman-temanku disana. Seperti diduga, tiba-tiba semua koneksi terganggu.  Tapi tidak lama satu orang teman berhasil dihubungi dan mereka sedang dalam proses evakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Alhamdulillah. 🙂

Setelah mencari informasi , akhirnya baru ketauan jenis gempanya sedikit berbeda dibandingkan gempa akhir 2004 lalu, karena itulah kerusakan yang ditimbulkan tidak begitu parah. Walaupun demikian tetep aja membuat sebagian besar masyarakat Aceh was was karena sirene tsunami warning sudah menggema di seluruh penjuru kota Banda Aceh.

Membaca hasil liputan berbagai media, sepertinya tidak berlebihan jika gempa kemarin direspon masyarakat dengan lebih tenang dan tidak panik. Mereka sudah tau harus melakukan evakuasi kemana, Koordinasi berjalan cukup baik dan informasi selalu ter-update dengan cukup cepat dan akurat. Ini bukan pendapat media saja, ngobrol dengan teman-teman disana pun tanggapannya kurang lebih  begitu. Ya, meski belum 100% sempurna sih, tapi paling gak pengalaman disertai lesson learn selama tujuh tahun terakhir ini jadi hal yang sangat penting bagi knowledge mitigasi bencana penduduk Aceh atau Kota Banda Aceh pada khususnya.

Read More

Hits: 873

Sekitar dua minggu lalu ada satu kejadian yang mungkin bisa jadi salah satu kejadian paling buruk dalam hidup saya.  Baru kali itulah, saya bener-bener diintimidasi dengan perkataan yang sangat sangat merendahkan dan mungkin benar-benar menghina saya sampai titik terendah. Gak perlu  diceritain sebab musababnya, namun yang membuat saya bersyukur orang orang terdekat mendukung dan membesarkanku sepenuh hati dengan sangat obyektif memandang semua yang menjadi latar belakang terjadinya hal tersebut.  Meskipun kemarahan sudah di ubun atas semua asumsi yang melenceng ke saya, pengen rasanya labrak orangnya, pengen ngamuk, pengen bales ngata-ngatain dengan ucapan-ucapan yang sama sadisnya, pengen maen fisik dan semua-muanya.. Tapi Alhamdulillah, saya kuat untuk nyaris tidak bereaksi apa-apa. Buat apa juga ditanggapin dengan serius, perdebatan tidak akan menyelesaikan apa-apa. Berargumen pun rasanya tidak perlu. Energinya sudah habis, selama ini udah capek dengan semua yang terjadi.

Biarlah apa yang ada di pikirannya tentang aku, seperti apa yang dia pikirkan.

Bukan dia penentu benar salah satu masalah.  Meskipun sakit akibat perkataan itu berefek ke fisik saya yang nyaris drop selama tiga hari. Its really mentally abuse.  Sakitnya bukan karena “ditinggalin” tapi karena kata-kata yang ternyata memang lebih tajam dari belati.  Ah sudahlah, finally timbangan salah bener dan ganjaran yang pantas untuk kita (sebagai manusia) terima itu, udah ada yang ngatur.  Seorang sahabat hanya berpesan kecil tapi menohok; “jangan kotori tangan lu dengan balas dendam ya, vik.. “ .. dan saya pun menangis. 🙁

Ini cuma catatan kecil kehidupan. Apapun yang terjadi, baik buruk, up and down, semua ada hikmahnya. Minimal bisa jadi bahan perenungan dan introspeksi untuk menjadi orang yang lebih baik.. Amin..

 

Hits: 998

Putus cinta itu biasa, sakit hati itu biasa, kecewa itu biasa. Yang tidak biasa adalah kalau didalamnya ada perlakuan penghinaan yang menjurus ke abuse.

Kali ini saya ingin menulis topik yang agak serius.  Kekerasan pada perempuan. Weitss, jangan berpikir saya mendadak sudah jadi ahli gender atau malah feminis ya, ini jadi semacam bahan alert saja buat kita perempuan bahwa ada porsi-porsi hal-hal atau “perlakuan menyakitkan” yang biasa kita terima sebenernya sudah masuk kategori women abuse.  Bahwa pelecehan itu tidak hanya fisik, tetapi juga ada yang sifatnya verbal. Oke, chek this out, girl!

Dari hasil googling, saya mendapatkan beberapa terminologi tentang topik ini.  Deklarasi PBB tentang anti kekerasan terhadap perempuan pasal 1, 1983 menyebutkan women abuse adalah; Segala bentuk kekerasan berbasis jender yang berakibat atau mungkin berakibat, menyakiti secara fisik, seksual, mental atau penderitaan terhadap perempuan ; termasuk ancaman dari tindakan tsb, pemaksaan atau perampasan semena-mena kebebasan, baik yang terjadi di lingkungan masyarakat maupun dalam kehidupan pribadi. Literatur lain menyebutkan kekerasan pada perempuan sebenarnya terdiri dari beberapa bentuk yaitu; Physical abuse, emotional or psychological abuse, Sexual abuse, Economic or financial abuse dan Spiritual abuse.

Oke, karena ini bukan diktat kuliah, gw mau bicara yang kedua aja dari sekian kategori di atas, yaitu emotional or psychological abuse khusunya yang terkait dengan verbal abuse.

Siapa yang tidak pernah disakiti? Siapa yang tidak pernah kecewa dan dikecewakan? Apalagi soal cinta.. Hemm, nggak hidup namanya kalau gak pernah disakiti, entah itu oleh pasangan (suami atau pacar) atau bisa jadi adanya perlakukan tidak menyenangkan dari orang-orang lain di sekitar kita.

Khusus untuk orang yang kita sayangi tanpa sadar sebenarnya kita sering sekali mengalami yang namanya “abuse” dari level kecil hingga level tinggi. Sering sekali timbul kata-kata yang dasarnya menghina, merendahkan atau menyudutkan perempuan yang kemudian atas nama cinta semua itu kita tolerir dan dianggap biasa. Lebih buruknya lagi, hampir semua laki-laki yang melakukan itu, sering tidak menyadari kalau perlakukan mereka itu sebenernya sudah masuk kategori verbal abuse.  Akibatnya tindakan yang sama  terus saja berlangsung dan terus saja dimaklumi dan dimaafkan.

Contohnya gimana sih?

Gini, kalo ada laki-laki yang sudah menyinggung masalah fisik, usia, pengalaman masa lalu, derajat sosial, latar belakang keluarga dan sejenisnya untuk mengukuhkan eksitensi diri dia (lebih dari kita), pembenaran atas suatu kesalahan atau sebagai argumen dari sebuah peristiwa dan sejenisnya dengan kata-kata yang tidak sopan dan merendahkan, itu adalah abuse. Konkritnya seperti ada perkataan seolah-olah saya tidak pantas untuk sesuatu hal (baca: urusan percintaan) karena sesuatu hal menyangkut diri saya. Dan seterusnya, dan seterusnya…

Kata beberapa rujukan yang saya baca, reaksi yang emosional yang timbul biasanya: shock, rasa tidak percaya diri, marah, malu, menyalahkan diri sendiri, kacau, bingung bahkan sampai histeris. *hemmm,.. I think I’d been there :D* Ungkapan kata-kata lebih kejam dari pedang mungkin pantas buat topik ini. Tidak selalu kekerasan itu menyangkut fisik, mental yang dirusak itu lebih parah akibatnya dari sekedar luka fisik .

Namun dari sisi lain, perempuan juga harus bisa mengintrospeksi BISA jadi abuse itu asal muasalnya karena sikap kita sendiri. Namun apapun masalahnya,  laki-laki yang baik, dewasa dan bertanggung jawab juga seharusnya “ngomong pake mikir”, berpikir jauh dan ke depan, bukan hanya meluapkan emosi dan mengeluarkan kata-kata tidak pantas.

Sayangnya, fakta menyebutkan pelaku abuse ini tidak memandang level pendidikan dan strata sosial, tindakan abuse sepertinya berakar dari karakter dan tingkat kedewasaan dan emosi psikologis pelaku.  Parahnya,  reaksi dan proses penyembuhan perempuan yang di-abuse pun bisa berbeda-beda tergantung bagaimana si perempuan menyikapi  dan berpikir akan hal tersebut. Tidak sedikit perempuan yang mengalami verbal abuse mengalami trauma berkepanjangan ibarat luka, sembuhnya sangat sulit.

Jika sudah ada di level yang membahayakan, sebaiknya perempuan juga tidak berdiam diri. Semua perempuan, terlahir cantik dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang berhak untuk menghakimi semua itu.

But dont forget, lets move on…hidup ini terlalu indah untuk mikirin orang yang sudah menyakiti bahkan yang sudah “abusing” sekalipun … (dont be blinded by love, my dear friend…)

Hits: 1128

Dalam sebuah obrolan ringan, seorang sahabat saya (@oca_shinta) melontarkan sebuah anekdot; Tau gak, ternyata di dunia ini  yang dibuat Tuhan hanya mahluk hidup, sisanya buatan China. Upss, ini becandaan kok, jangan dianggap serius.  Sebenernya fenomena produk cina ini udah sekitar 10 tahun belakangan mewabah gak hanya di Indonesia tapi juga dunia. Bahkan Cina udah jadi salah satu “harimau” perekonomian baru di dunia. Coba deh, kamu cek semua hampir semua barang-barang yang kita pegang Made In China. Merek apapun dari mobil, gadget sampai pensil sekalipun sekarang lebih banyak dirakit di China.  Dari yang gak bermerek, merek abal-abal, merek terkenal sampe yang bisa dimerekin sendiri semua dibuat di Cina. Gak itu aja, beberapa kali saya dapat souvenir dari teman-teman yang baru datang dari luar negeri, mau dari Eropa, Amerika bahkan oleh-oleh jamaah haji pun, tulisannya : Made In China!! *tepok jidat

Ada lagi nih,  di dunia kedokteran; Cina (aka.Tiongkok) sekarang masuk dalam salah satu Negara yang paling maju dalam bidang transplantasi organ tubuh. Nah, apalagi tuh.. Jangankan benda mati, “barang hidup” pun sekarang diproduksi di Cina. Gilaa yaa Cina.  Bukan itu aja,  pernah suatu waktu bersama Lala (@J_La2) gw nonton satu acara TV tentang bagaimana “berlimpahnya” mahluk berjenis kelamin laki-laki di Cina. Ini karena budaya mereka yang cenderung “menolak” kehadiran bayi perempuan, karena lebih menganggungkan bayi laki-laki sebagai penerus keterunan. Jeleknya ya gitu, kini populasi perempuan sangat sedikit, sehingga banyak laki laki yang gak dapet pasangan disana. Eh, untuk ini gw belum meriset apakah poliandri diijinkan disana. Tapiiiii.. the good news adalah: ini merupakan satu lagi “produk Cina” terutama bagi yang jomblo (*ketawa miris, ngetawain diri sendiri*). Artinya buat yang lagi nyari pasangan, yuk kita ke Cina..Hihihihi.. Ternyata pepatah jaman dulu; Tuntutlah Ilmu ke negeri Cina, bisa dibuat versi terbarunya yaitu: Tuntutlah jodoh hingga ke negeri Cina. Wakakakaka..

Makanan pun demikian, kalo chinese food sih emang dari dulu sudah jadi bagian dari budaya makanan Asia termasuk Indonesia.  Tapi kini makanan dalam kemasan sekarang asal Cina juga mulai banjir ke Indonesia.  Thank God, yang tidak tergerus oleh produk Cina buat gw adalah tetap lalapan. Saya cinta lalapan, asli makanan Indonesia karena di Cina sepertinya mutlak hanya kambing yang makan lalapan. 🙂

 

Hits: 776

Tulisan ini bukan dalam rangka membuat kesombongan atau pamer atau sejenisnya.  Gw juga gak terlalu menganggap ini sebagai sebuah kelebihan lebih tepatnya mungkin sebuah kebetulan. Eh, tapi apapun itu kan harus disyukuri ya. Alhamdulillah

Sebenernya awalnya iseng,  gw dari dulu sering banget menebak “kelangsungan hubungan asrama” teman-temanku.  Misal kalau ada temen yang memperkenalkan  pacar atau pasangannya ke gw, sering sekali gw bisa “melihat” kira-kira mereka berjodoh atau tidak tanpa harus berpikir panjang, hanya dengan melihat orangnya atau minimal fotonya. Lucunya “ramalan” itu nyaris gak pernah salah.  Bisa bisa ditebak, gw sering banget nerima kiriman foto gebetan, kecengan atau pacar teman-teman.  Tapi ini bukan contoh yang baik ya, secara percaya sama yang beginian kan bisa menjurus jadi dosa. So, kalo ada “pasien” , hal pertama yang gw sampaikan adalah: “jangan percaya sama gw”. Meski pun biasanya mereka akan datang kedua kali, entah karena ramalan pertama sukses ato mungkin niat iseng iseng doang. Atooo karena ngefans sama gw? Hemmm, yang terakhir sih wallahualam deh..  Aku sempat beberapa kali “meramal”  beberapa teman dan temannya lagi yang sudah hampir menikah, sudah siap semua tapi karena  terawang gw bilang “kayaknya gak deh… “ , kok jadi kejadian beneran. Heemm, okelah..itu semua cuma kebetulan (anggap saja begitu).

Read More

Hits: 840

Kata orang kerjaan itu seperti halnya jodoh, kadang meski kita yakin banget cocok sama satu kerjaan bisa jadi belum tentu bertahan lama. Atau ada kerjaan lain yang sebenernya di awal “ogah-ogahan” dijalani, ternyata itu yang terbaik.   Begitu juga yang terjadi dengan gw. Ini adalah pekerjaan kedua (eh, atau ketiga yaaa) yag berhubungan dengan pemerintahan.  Setelah dari Aceh lalu sempet menclok setaun di Kementrian Keuangan sebagai lanjutan dari Aceh dan akhirnya disini.  Setelah “kemana-mana”, finally tanpa proses yang panjang dan berbelit-belit setidaknya sampai pertengahan tahun ini gw akan stay disini.

Gak ada yang baru, pekerjaan yang nyaris sama dengan yang sudah-sudah; ngutak ngatik data, nulis, meeting dan meeting. Tapi sepertinya makin kesini, gw makin merasa kuat di bidang ini. Pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, memberi rekomendasi berdasarkan data dan menulis dengan gaya bahasa sederhana agar orang awam pun mengerti. Its my passion already!! Love it!!

Orang-orangnya pun begitu, sebagian besar malah rekan-rekan kerja lama dengan di Aceh dulu. Menyenangkan. Bedanya adalah tentu saja tantangannya lebih baru, tugasnya juga membutuhkan standar hasil yang lebih tinggi. Oya, yang baru lagi banyak barang “aneh” di kantor ini. Karena sayah ini orang kampung banget,  pas masuk sini gak tau gimana cara make coffee maker. Hahahahha..

Tapi, anyway..  bismillah..harus yakin kalau bisa. Beda yang lain apa yaah? Hmm.. keknya banyak perubahan di gw, udah agak berkurang hobi “hore-hore”, pecicilan dan petakilan kayak dulu.  Pengaruh makin “tua” kali ya, boo. Yah, meskipun makin lama hidup gw udah makin mengarah ke “autis” semoga tetap bisa “care” sama lingkungan sekitar dan yang paling penting bisa menghasilkan hasil kerja yang membanggakan.. 🙂

Keep up the good work, everyone!!

Hits: 559

Akhirnya memang ada yang harus ditinggalkan..

Ada sesuatu yang berubah, ada sesuatu yang berbeda

Gakpapa, ini pasti akan lebih baik..

Kenapa harus menahan sesuatu yang keliatannya indah dan baik baik saja,

Tapi di dalamnya penuh keganjilan dan kepura-puraan yang tidak sengaja terus dijalankan.

Semu..

Tidak mudah ketika, rasa lebih berperan dari logika.

Ketika usaha fisik tidak mampu mengalahkan psikis

Tapi, mau dibolak balik bagaimanapun, ternyata ada kuasa yang lebih berkuasa dari keinginan dan harapan dan cita-cita..

Kata Aa Gym: semuanya ada takdirnya, sesuatu ada waktunya, segala ada hikmahnya

God put people in your Life for a reason & removes them for a better reason..

*yang ga kelar-kelar juga*

Hits: 663

Minggu lalu seorang teman bilang: tau gak penyakit generasi muda yang paling parah sekarang ini? Gw pikir awalnya apa, eh.. ternyata jawabannya: penyakit takut kehilangan sinyal ponsel!  Wkakakak.. Bener banget!!

 

Baru-baru ini gw  memenuhi panggilan interview untuk sebuah pekerjaan di pedesaan di Pulau Kalimantan. Ketika pewawancara menjelaskan deskripsi pekerjaannya, ia juga memaparkan kondisi lokasi pekerjaan tersebut dengan sebuah peta. Tidak ada yang terpikirkan pertama di otak gw, kecuali spontan bertanya: “Sinyal handphone disana, bagus gak, pak?” Beliau pun menjawab: ya, dari tujuh desa lokasi proyek sebagian besarnya memang tidak mendapat sinyal yang bagus”. Wekss,..tiba-tiba aku menjadi ilfil dengan pekerjaan tersebut meskipun benefit yang ditawarkan keliatannya lumayan.  Bayangin aja, kalo GSM pun susah gimana dengan GPRS? Apakabar twitter dan BBM? Hahahah.. Ke laut aja deh.. *penting yah?*

Dua tahun lalu, gw juga pernah ditugaskan di kementrian yang (katanya) paling keren di negeri ini. Kami menempati lantai 20 gedung terbaru lembaga itu di bilangan Lapangan Banteng, Jakarta.  Karena gedungnya sangat baru, katanya penguat sinyal selular memang belum dipasang. So, hampir setahun hidup di lantai 20, rasanya benar-benar seperti fakir sinyal. Kalau perlu sinyal harus turun dulu minimal ke lantai 15. Mau ngobrol lebih panjang yaa, silakan turun lagi ke lantai lobi. Saat itu gw merasa gak hidup di Jakarta. Lebay, yah?

Cerita temanku lain lagi. Dia pernah bekerja di remote area perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kalimantan sana. Lebih sinting lagi untuk ketemu sinyal harus mendayung sampan dilanjutkan dengan mendaki sebuah bukit. Kemudian berteriak : Eurekaa!! , saat bar penunjuk sinyal di handphone  menunjukkan pergerakan. Sedih banget gak sih, boo ??

Setelah banci kabel, sekarang banci sinyal. Yah, kalo buat yang tinggal di kota besar sih mungkin nyaris gak ada masalah.  Biar begitu masih  ada aja keluhan pelanggan selular saat ada gangguan jaringan yang bikin blankspot atau  gak dapet akses data minimal GPRS . Kalo udah begini, siap-siap deh semua operator dicaci-maki. Lucunya kalo diperhatikan iklan-iklan selular saat ini yang disorot justru VAS (Value Added Service)-nya seperti layanan data sosmed, internet dan beberapa konten lain.  Hmmm, mungkin emang udah masanya kesana kali yee..karena dianggap ketersediaan jaringan sudah memenuhi  dan tuntutan pasarnya emang kesana. Gitu ya?!  Kali…… Padahal ada segmen pasar lain yaitu mereka yang sering kerja maupun pelesiran ke pedalaman  dimana kadang-kadang sinyal masih jadi masalah. Apalagi yang pake nomor dari operator-operator baru yang belum tentu sudah membangun BTS hingga ke pelosok.

Btw, sekali-kali sebenernya gak ada salahnya loh, hidup tanpa handphone, tanpa sinyal.  Rejeki gak bakal kemana deh, gak usah takut ketinggalan berita dan banyak hal manakala gak pegang handphone. Sekarang gw lagi mencoba untuk itu, meskipun hanya pada saat-saat tertentu. Asal jangan balik ke masa telpon umum koin ajah.. 😀

Hits: 739

Minggu lalu, saya bersama seorang teman menghabiskan  akhir pekan di Bandung. Sekedar refreshing.  Kebiasaan ini seperti sudah umum bagi sebagian orang Jakarta. Bandung memang  tujuan wisata yang murah, meriah dan tidak begitu jauh dari Ibukota. Lebih lebih sejak Tol Cipularang dibuka sekitar tiga tahun lalu. Bandung pun semakin dekat.

 

Lucunya, untuk rute kembali ke Jakarta, kami memilih menggunakan kereta. Yes!! Saya sendiri emang rada norak, karena belum pernah seumur-umur naik kereta jarak jauh yang punya embel-embel kereta eksekutif. Hihihi…. Kereta Bandung-Jakarta yang kami pilih adalah Argo Parahyangan yang berangkat pukul 12.00 siang dari Stasiun Bandung.  Bayangan kereta yang sumpek dan tidak nyaman (seperti KRL yang sering saya tumpangi), sama sekali hilang. Argo Parahyangan  kelas eksekutif sangat nyaman. Dari kursinya, kebersihannya, pelayanannya dan ketepatan waktu berangkatnya. Namun bukan itu, yang mau saya ceritakan. Bonus lain yang kita dapatkan dengan membayar Rp 80 ribu saat akhir pekan atau Rp 60 ribu saat hari biasa, adalah pemandangan alam yang sangat indah, terutama sepanjang jalan Bandung-Purwakarta. Komplit-lah, dari sungai, gunung, sawah, rumah rumah penduduk desa yang eksotis ditambah lagi jembatan jembatan dan rel tua peninggalan belanda membawa nuansa baru dalam perjalanan itu.

Saya pikir, memang sebagian nyawa kereta ini didesain dengan konsep kereta wisata, karena di beberapa spot unik, kru kereta akan menjelaskan deskripsi daerah tersebut. Belum lagi, jalannya memang terhitung pelan untuk kereta eksekutif (hingga 3 jam perjalanan).  Sayangnya, sejak Cipularang dibuka, peminat kereta ke Bandung memang berkurang karena munculnya berbagai travel dan bis yang lebih terjangkau. Mungkin PT KAI bener-bener harus lebih serius merombak positioning kereta ini menjadi kereta wisata.

So, buat yang lagi cari alternatif perjalanan yang unik.. Ini bisa dicoba loo!

Hits: 1819

Kalau yang keseringan ganti-ganti status di bbm itu, ABG alias anak umur belasan hingga awal 20an, gw maklum. Nah ini, emak emak beranak tiga yang dikit-dikit ganti status untuk menunjukkan keeksisan dirinya.

http://images.kontan.co.id/v2/detail_kartun_benny/72

Rasanya kok ajaib banget.  Gini nih, contoh status yang biar dibilang eksis: “Vonny, Santi begitu yee kalian ninggalin gw ngumpul2”.  Tidak berapa lama berubah lagi: “Duh, gak usah gitu deh von,..biasa aja, kan ntar ada gw.. hahaha* Selang kurang dari sepuluh menit : “Bye, girls.. Ntar kapan2 ngegosip lagi yee”.   Kalo satu dua-kali sih gakpapa. Nah ini… mampus lo…kurang dari 30 menit bisa ganti berkali-kali.  Bikin tulisan yang bernada ngobrol kok di status? Gak langsung aja di grupnya (kalo ada) atau di orang yang dituju? Maksudnya apa ya? Buat seseruan gitu? Biar keliatan eksis dan banyak temen? Trus apa bener kalo niatnya begitu, maksud dan tujuannya tercapai? Gak ngerti saiah.. *tepok jidat*

Duh, ini belum mereka dengan status selalu galau. Saya coba berpikir positif mungkin emang bbm adalah wilayah untuk menggalau. Oke oke aja. Cuman ya mbok, yaa.. Gak usah sering-sering atuh galaunya, ya kan? Ada juga yang demen banget mencurahkan isi hati cinta-cintaannya kepada seseorang. Kalo isinya itu-itu aja, jangan heran lo akan dicap manusia alay bin lebay.

Itu baru penyakit ganti status. Salah satu temen bbm saya paling doyan ganti foto. Herannya fotonya jarang stok baru. Itu itu saja yang diputer-puter gantian dipasang.  Dengan intensitas penggantian bisa 2-3 kali dalam 30 menit, tentu saja aktivitas ini juga patut dipertanyakan. Maksudnya apa yah? Sumpah seperti yang banci status, logika saya juga belom masuk. Misal stok foto yang diganti-ganti adalah foto dengan pasangan, tujuannya biar dikomenin sama orang gitu? Emang ada yg komen? Gw yakin kalo keseringan akan lebih sering dapet cibiran daripada komen. Masih urusan di urusan percintaan, gak sedikit orang yang demen meng-capture pembicaraannya dengan pasangannya yang menurut gw pribadi, menjadi display picture mereka. Seperti gini : Sayang hujan nih, aku rindu kamu| Iya, sayang.. aku juga makin hujan makin rindu| Met bobo ya, sayang…sleep well nice dream| *emoticon lope lope*. Again, maksudnya apa?  Biar orang tau gitu kalian pasangan romantis? Hadeuh.. ntar kalo berantem atau putus, bikin status galau lebih rempong lo, boo..

Meski BBM  notabene ranah pribadi,  menjaga “kenyamanan” mereka yang ada di contact list kita adalah hal yang wajib dilakukan. Kalau mau sering-sering ngasih kata2 indah dan motivasi lebih baik gunakan twitter, semakin bagus kata-kata Anda, semakin banyak follower yang merasakan manfaatnya.   Meskipun di twitter juga tetap ada etika yang wajib dijaga seperti halnya bbm.  Kalo mau nulis status bernada ngobrol, sungguh gak ada gunanya di forum umum yang gak semua kenal dengan elo. Mending langsung aja dong ke orangnya, kan? Again..sekali dua kali gakpapa, namanya juga manusia kan kadang-kadang pengen tampil, tapi kalo keseringan? *Siap siap aja gw delete*

Etapi.. ngomong-ngomong ya.. sebenernya kalo sering-sering ganti status, foto dan sejenisnya itu bisa jadi indikator kalau kita agak kurang kerjaan. Iya gak sih? Wah..kalo gitu gw sama dong,-meski gw juga demen ganti foto dan status (gak sampe alay.. boleh dicek)- gw juga sebenernya kurang kerjaan..karena sempet-sempetnya mengamati bahkan memonitor aktivitas update orang di bbm. Pisss!! Hahahahaha..

Hits: 2024

RIP- our mouse, Mr. Luke Skywalker 2009 – 2011. He was a good mouse and a great friend to Natalya

 

Itulah sepenggal status Facebook  Lisa,  adikku yang bermukim di Amerika Serikat pagi ini.  Tertawa geli rasanya, karena Luke yang “meninggal” hanyalah seekor tikus putih peliharaam putrinya. Tadi pagi saya sempat menelpon Lisa dan berbicara dengan Natalya, putri kecilnya yang berumur tujuh tahun. Dengan suara yang lemah dan sedikit isak tangis, bule kecil itu mengatakan : Ibuk. My mouse was passed away yesterday.  Agak absurd dan terdengar lucu, Saya pun bingung mau merespon bagaimana,  dia juga hanya menjawab “yes.. ketika saya bertanya: are you sad?  Saya sendiri sebenernya kurang paham apa padanan kata “passed away” alias wafat cocok digunakan untuk seekor tikus? Entahlah…

Lain di Amerika, lain di Indonesia.. Musim hujan dengan kondisi cuaca yang sangat tidak  menentu membuat lingkungan rumah rawan akan penyakit. Minggu lalu saya melakukan pembasmian tikus besar-besaran di rumah saya di Bogor.  Meski saya senang bebersih rumah dan benci dengan kejorokan, pengerat yang satu ini masih saja sering eksis tanpa dosa dan menggerogoti apapun yang ada di dapur.  Bukan hanya makanan tetapi juga beberapa jenis wadah wadah plastik.  *Hmmm, gak tau rasa plastik gimana, belom nyoba.. Enak kalii yee.. * Kerugian material itu kadang tidak sebanding dengan kotorannnya yang sering juga sering nangkring di bagian belakang rumah.  Duh, rasanya benciiiiiiiii banget sama hewan yang satu ini.

Berbekal racun tikus berwarna hijau metalik yang saya beli di pasar Bogor, “perang” ini pun dimulai.  Sengaja saya pilih racun dibanding jebakan tikus yang bisa membuat kita dengan mata kepala sendiri melihat si tikus menjadi pesakitan.  Saya meletakkan “barang berbahaya” tersebut di beberapa tempat strategis yang diyakini sering dilalui tikus-tikus. Racun menyerupai makanan itu, rupanya menarik perhatian para tikus, terbukti dalam beberapa hari tanda-tanda “kedatangan” mereka tidak saya temui lagi. Namun jeleknya, ada “korban” yang terkapar alias tewas dengan sukses di  tempat tempat tertutup yang akhirnya menimbulkan aroma yang sangat luar biasa. Haduuh, binatang ini memang keparat.. Hidup ngerepotin, mati lebih ngerepotin. Saya  yang dasarnya sangat takut dan jijik sama hewan ini (jangankan yg sudah jadi bangkai, yang masih bernyawa aja sangat menyeramkan buat saya), sempet bingung bagaimana membuang jenazah tikus itu.  Untunglah di komplek saya ada seorang bapak tua yang sangat multitasking alias bisa dimintain tolong untuk mengerjakan apapun, termasuk membersihkan bangkai tikus ini.  Thank God.

Nun jauh di Amerika sana, keponakan saya menangis sesegukan melepas kepergian tikusnya. Walau jenis tikusnya berbeda, disini saya tertawa bahagia karena berhasil membuat tikus-tikus saya pergi. Anomali sekali. Mungkin juga yang di Amerika itu tikus bule, jadi wajar kalau disayang-sayang. Sementara yang disini tikus kampung, jelek, item dan bau, jadi wajar kalau dimusnahkan. Hihihi.. Apapun itu, yang jelas rumah saya untuk sementara bebas tikus. Gak tau juga, kalau di habitat aslinya mereka sedang melakukan regenerasi dan berniat melakukan penyerangan kembali.  Let See… 😀

 

Hits: 1700