Pertanyaan yang paling sering akhir-akhir ini datang ke saya adalah: Bagaimana caranya bisa menulis, gimana caranya memulai untuk menulis atau apa sih yang bisa kita tulis. Eh, ini sumpah bikin GR loh! Berasa kayak gw udah mahir banget dan keren gitu… Hahaha. Padahal mungkin mereka-temen-temen gw yang suka baca blog- ini cuma iseng doang, mau bikin eyke GR. Secara di luar sana, temen-temen saya yang lain sudah canggih-canggih sampe bikin buku bahkan nulis di harian-harian ternama ibukota. Apalah awak ini. 🙁 Tapi okelah, untuk menghargai mereka para fans saya itu, saya akan sedikit memberikan tips menulis,wejangan atau lebih tepatnya sharing tentang topik ini. Sama sekali saya belum merasa jago loh.., tapi ini saya anggap sebagai sarana pembelajaran juga. Tarikkk mang…

Menulis itu dimulai, bukan “dipelajari”
Menurut saya sih awalnya emang agak lucu pertanyaan seperti itu. Toh, hal pertama yang diajarkan ketika kita masuk sekolah adalah membaca dan menulis. Namun ternyata menulis dengan baik, nyaman dibaca, runut dan punya isi itu, memang bukan pekerjaan mudah. Saya pun hingga kini masih terus belajar. Ini dia jawaban pertama dari pertanyaan-pertanyaan tadi: Belajar! Bagaimana cara belajarnya?! Saya percaya belajar menulis yang baik itu adalah memulainya. Bukan mempelajari teorinya. Nah loh?! Toh, sebenarnya menulis sudah jadi pekerjaan sehari-hari kita sejak jaman sekolah. Minimal banget deh kita pernah merangkai kata saat menjawab pertanyaan essay. Memulainya pun sebenarnya bisa dimana saja, apalagi saat ini ketika gadget sudah menjadi pendamping yang paling setia karena ditenteng kemana-mana. Bagi mereka yang kerja kantoran, berkomunikasi via email sebenarnya bisa sebagai ajang belajar untuk mengungkapkan ide melalui tulisan. Ini susah-susah gampang sebenarnya. Oleh karena itulah saya membiasakan diri memberi laporan secara tertulis dibandingkan laporan secara lisan. Manfaatnya, selain akan punya “record” tentang pekerjaan, kita juga bisa belajar banyak menulis dari sini.

12645068_1078677352184496_3629225290308695949_n

Mulai dari ide sederhana.
Pasti banyak yang sering merasakan susahnya mencari ide menulis. Sama!! saya juga begitu. Tapi setelah sering-sering main ke tetangga, maksudnya ke blog-blog orang, ternyata banyak tulisan sederhana tapi menarik. Tidak usah dululah berpikir untuk menghasilkan tulisan cerdas yang penuh dengan teori-teori keren yang seolah menunjukkan tingkat intelektualitas penulisnya. Terkadang banyak hal-hal di sekitar kita yang keliatan bodoh tetapi menarik untuk ditulis. Pernah baca buku-buku Raditya Dika kan? Dia sukses mengangkat cerita-cerita yang kayaknya “cemen” jadi luar biasa. Idenya yang “sederhana” itu justru kena di segmen yang ia tuju. Tidak heran kalau bukunya pun laris manis. Intinya, simplicity is the best. Banyak juga yang enggan menulis karena takut salah, takut dihujat, takut hantu, padahal menulis sesungguhnya adalah berbagi persepsi, bukan masalah benar atau salah.  Urusan benar atau salah jadi nomer enam (karena nomer 1 sampai 5 tetep Pancasila). Semakin sering kita menulis, pendapat kita akan semakin berkembang, percaya diri kita pun turut meningkat. Tentu tetap dengan mengindahkan kaidah kaidah tata bahasa dan kepatutan ya, bukan menjurus ke tulisan-tulisan penyebar kebencian yang marak saat ini.

Lebih banyak membaca
Kemampuan menulis, pada dasarnya berbanding lurus dengan kekerapan membaca. Dari sering membaca, kita jadi tahu bagaimana merangkai kalimat, menyampaikan maksud dan tujuan penulisan. Sering dtemukan, banyak orang-orang pandai tapi kalau membuat kalimat panjang-panjang bahkan satu paragraf kadang hanya untuk 1 kalimat. Kebiasaan seperti ini, saya yakin karena ia jarang membaca. Repot kan kalau kita harus bolak balik membaca ulang satu kalimat, karena terlalu panjang yang ujungnya malah membuat bingung. Lebih dari itu, dari membaca, kosa kata kita akan bertambah banyak, ini akan mempengaruhi cara pemilihan kata (diksi) saat menulis, Paling penting lagi, dengan menulis, wawasan kita akan bertambah yang akan berguna banget untuk menjaring ide.

Jadi diri sendiri!
Tulisan kita sejatinya adalah jati diri kita. Banyak orang yang mencoba menggunakan cara dan gaya penulis yang sudah tenar. Yah, gak ada salahnya sih, tapi terus menerus menulis dengan cara orang akan membuat kebosanan dan kelelahan (lelah hayati, bang,,,) Tidak usah berpikir bahwa menulis harus sesuai pola bahasa yang baku. Tulisan itu sama seperti bahasa, kuncinya komunikatif alias nyambung dengan pembacanya. Untuk menemukan gaya masing-masing, jalan satu-satunya: mulailah menulis! Seorang teman pernah bercerita, bahwa dia masih bingung mau menulis, padahal sudah ikut kursus. Balik lagi, teori is nothing tanpa praktek. Membiasakan diri menulis memang tidak mudah, tapi percayalah…kalau sudah dijalani pasti jadi candu.

Bagi saya, menulis adalah wujud eksistensi diri. Mungkin blog saya belum sepopuler mereka-para profesional blogger. Saya juga tidak terlalu peduli, tulisan-tulisan saya akan jadi hits atau tidak, nantinya akan dibaca orang atau tidak,  bagi saya menulis ibarat mencatatkan pengalaman-pengalaman hidup yang bisa jadi warisan untuk anak cucu kelak.  If you would not be forgotten as soon as you are dead, either write things worth reading or do things worth writing (Benjamin Franklin)

Hits: 1162

Buat saya yang sering traveling, menemukan kamar hotel atau penginapan yang nyaman adalah tantangan tersendiri. Dengan sebagian besar gaya liburan yang simple, praktis dan backpacking, harga selalu menjadi konsen utama saya dalam memilih hotel. Walapun demikian, kamar yang bersih, nyaman, lokasi strategis juga tidak kalah pentingnya. Gak mau dong tinggal di kamar yang bikin liburan jadi ribet dan bukannya refreshing, malah kita tidak nyaman untuk beristirahat. Urusan pesen kamar ini memang keliatan simpel, tapi survei membuktikan biaya penginapan umumnya adalah salah satu budget terbesar dalam liburan. Untuk mengakalinya, sebagai traveler kita harus pandai mengatur strategi. Kalau saya, strategi pertama liburan adalah, menentukan hari libur justru bukan saat liburan panjang. Poin awal ini penting banget. Selain harga-harga bisa melonjak 2-3 kali lipat saat musim liburan, rasanya menikmati tempat wisata yang penuh sesak juga bukan sesuatu yang menyenangkan. Buat yang kerja kantoran, simpen jatah cuti baik-baik ya..

Baru baru ini saya menemukan website www.airyrooms.com yang menawarkan konsep berbeda dibandingkan berbagai online travel agent yang sudah lebih dulu eksis. Ternyata airyrooms juga sudah banyak direkomendasikan oleh teman-teman traveler. Airyrooms adalah sebuah perusahaan teknologi di bidang hospitality yang istilah kerennya adalah Virtual Hotel Operator (VHO) yang bermitra dengan berbagai hotel budget terbaik di seluruh Indonesia. Kini airyrooms telah memiliki jaringan di lebih dari 18 kota dan akan terus bertambah.

sumber: airyrooms.com
sumber: airyrooms.com

Hotel Budget dengan Fasilitas Oke
Nah, buat kamu-kamu yang ingin pelesiran yang tetap nyaman namun budget terbatas, Airyrooms wajib banget jadi pertimbangan. Uniknya, meskipun kamarnya tersebar dimana-mana dan dikelola sendiri oleh hotel/penginapan partner, Airyrooms memberi standar yang sama untuk setiap kamarnya. Jadi jangan khawatir, kita tetap bisa menikmati fasilitas yang sama di seluruh jaringan Airyrooms diantaranya AC, TV layar datar, air hangat, wifi gratis, air minum gratis dan lain-lain. Tentu saja kita masih bisa mendapatkan fasilitas lain yang memang disediakan oleh hotel partner. Enaknya lagi hotel-hotel yang bermitra dengan Airyrooms dijamin ada di lokasi strategis yang sebagian besar tidak jauh dari tempat-tempat wisata terkenal di kota-kota yang menjadi jaringan Airyrooms.

Soal harga, Airyrooms menjamin harga kamar mereka sangat bersaing dengan hotel-hotel terkemuka seperti hotel aston, whiz, swiss belinn, holiday inn, ibis, mercure, harris hotel, 1o1 hotel, padahal fasilitasnya bisa sama dengan hotel-hotel tersebut. Gak percaya, silakan cek beberapa testimonial dan review-nya di online travel agent lain seperti Traveloka dan Tripadvisor.

Review Hotel Airy Pakuan Bogor

Review Hotel Airy Airy Citraland International Surabaya

 

 

Pesan dan Bayar Mudah
Satu lagi keunggulan Airyrooms, jika kalian berada di daerah dengan akses internet yang terbatas, pemesanan bisa dilakukan melalui telepon dan aplikasi whats app. Proses pembayaran sepenuhnya akan dibantu oleh Customer Services yang siap melayanin 24 jam! Ini tentu inovasi baru, karena Airyrooms bisa jadi adalah travel agent online  pertama yang menyediakan pemesanan via whats app. Satu lagi, harga yang tertera di website Airyrooms sudah net alias tidak ada pungutan biaya macam-macam transaksi. Metode pembayaran pun sangat simple, bisa transfer atau menggunakan kartu kredit. Masalah keamanan, jangan khawatir. Airyrooms menjamin semua transaksi aman dan terkendali!

Buat yang mau rame-rame, banyak juga kamar yang ditawarkan cocok buat kita kita yang mau liburan bareng keluarga dan sahabat. Asik kan, selain harga terjangkau ,kalau rame-rame malah jadi lebih murah lagi, karena kita bisa sharing.  Pilihannya pun beragam, dari sekedar hotel yang hanya tempat transit, hingga hotel yang menyediakan fasilitas-fasilitas lain seperti kolam renang, fitness center atau tempat bermain anak.

source: airyrooms.com
source: airyrooms.com

Mau tau dimana saja lokasinya dan mau booking hotel yang murah dan fasilitasnya memadaiYuk ke Airyrooms! Happy Holiday

Hits: 808

Kembali ke Sabang bagi saya adalah kembali menyusuri harapan. Harapan yang sembilan tahun lalu pernah menemani hari-hari saya. Dulu, Sabang mungkin hanya sebuah kata yang saya dengar dari salah satu lagu wajib anak sekolah. Sabang cuma sebuah kata yang menunjukkan pangkal dari luasnya wilayah negara ini. Pesona Bahari Sabang laksana magnet yang terlalu kuat sehingga saya tidak kuasa untuk menolak panggilannya kembali,

Melewati kontur Sabang yang berkelok mengingatkan saya pada jalan menuju Pantai Senggigi di Pulau Lombok, tempat pertama kita bertemu. Saya mencoba meresapi sisa-sisa cinta yang mungkin masih membekas di tepi Pantai Iboh dan Pantai Gapang. Dulu disini kita pernah memandang temaramnya bulan dari bibir pantai berpasir putih yang landai hanya beralaskan tikar lusuh. Saat itu saya berharap ada bintang jatuh, kemudian saya ingin meminta kepada Penciptanya, agar kita bisa disini lebih lama. Membangun villa kecil di tepi Iboh dan mewujudkan mimpi saya untuk lebih banyak menulis sambil memandang laut lepas berhiaskan pohon nyiur dari jendela kamar kita. Ya, saya bosan dengan kehidupan dan hiruk pikuk Jakarta. Memandang laut lepas dengan siluet perahu nelayan dan membiarkan waktu seolah berhenti berputar adalah tujuan saya kembali kesini.

Malamnya, kita menikmati seafood yang bumbunya kamu racik sendiri sembari mendengar debur ombak yang seolah bercerita tentang kita. Obrolan malam kita selalu dilengkapi dengan meneguk nikmatnya kopi Aceh. Meskipun banyak perbedaan diantara kita, kamu sama seperti saya; penikmat kopi. Kopi itu sama seperti cinta, dia menyatukan meskipun selalu terasa getir diawal, manis akan kita rasakan di ujung hirupannya. Seperti cinta, kopi pun membuat candu, meskipun rasa pahit tak sepenuhnya hilang dari aromanya. Dan ini Aceh, si penghasil kopi kelas dunia. Namun sejatinya Ini bukan hanya tentang kopi. Ini bukan hanya tentang dimana kita menikmati kopi itu. Ini adalah cara kita berbagi cerita, cari kita berbagi rasa. Kopi adalah suara hati dan potongan rindu. Rindu kamu, rindu Aceh, rindu Sabang.

Di sebuah pagi kamu menantang untuk berenang dari Iboh menuju Rubiah yang hanya berjarak sekitar 350 meter. Gila memang… tapi itu biasa bagi turis, divers dan penikmat wisata bahari seperti kita. Bagi saya, pesona taman laut Rubiah tetap bisa dinikmati tanpa harus berenang menuju pulaunya. Teman-teman divers yang saya kenal, bahkan pernah mengatakan Rubiah adalah salah satu spot terbaik untuk diving dan snorkeling terbaik di Indonesia bahkan di dunia. Begitu banyak kegiatan wisata bahari di Sabang yang kamu ceritakan kepada Saya. Saya bahkan baru tahu, Sabang juga menawarkan kegiatan memancing di laut dalam (deep sea fishing) di dekat Pulau Rondo.

 

Mari-Rayakan-Sabang-Marine-Festival-2016-Lewat_Tulisan (1)

 

Kamu juga sempat mengajak Saya, berjalan kaki menuju Tugu KM 0. Menyusuri tepian tebing dengan pepohanan rindang. Luar biasa bahagianya saya bisa sampai di ujung terbarat Indonesia itu. Sesuatu  yang dulu mungkin cuma mimpi. Tugu itu, kini telah direnovasi menjadi lebih menarik, meskipun bentuk aslinya masih sama. Konon di Merauke, batas terujung timur Indonesia pun memiliki bentuk tugu yang seragam. Yang selalu saya ingat, kamu bahkan hapal hewan-hewan yang sudah lama berdiam di seputaran tugu itu. Sampai-sampai kamu punya nama untuk menyebut seekor monyet dan seekor babi hutan yang sepertinya sudah sangat welcome terhadap turis-turis disana. Uniknya lagi, mungkin Tugu KM 0 adalah satu-satunya tempat di Indonesia yang memberikan sertifikat kepada para pengunjungnya. Dan, nomer sertifikat saya adalah 59525. Artinya saya adalah pengunjung ke 59525 yang mendapat sertifikat dari Walikota Sabang. Cinderamata paling unik yang pernah saya dapatkan dari sebuah daerah bahari. Tidak hanya tugu, dibanding dulu hampir semua fasilitas wisata mulai dibenahi. Saya merasakan nafas wisata bahari sudah menjadi bagian seluruh penjuru Sabang. Kota kecil yang tenang, rindang, penduduk yang ramah membuat saya betah berlama-lama disini. 

Hari ini, disini, Saya duduk di batuan terujung Indonesia. Tadi malam sepertinya hujan, pepohonan disini pun masih basah. Namun Saya suka bau hujan,  seperti rasa suka saya pada kopi Aceh, pun seperti  rasa damai yang menyergap kala memandang birunya air Samudera Hindia. Merasakan indahnya negeri ini membuat saya makin bangga jadi warga nusantara. Bedanya, saat ini Saya sendiri. Sembilan tahun lalu, saya kehilangan berita tentang kamu, namun cerita sesaat kebersamaan kita akan selalu jadi cerita abadi bagi Saya. Kamu memang pergi, tapi jejak-jejak cerita kita di Sabang akan selalu jadi prasasti di hati Saya. Kapan pun dan kemana pun saya melangkah, Sabang adalah tempat kembali.

 

Hits: 1436