Menjadi Tuan Rumah perhelatan akbar olahraga Benua Asia, Asian Games 2018 seharusnya merupakan kebanggaan tersendiri bagi Indonesia. Bukan apa-apa, di tengah kondisi kita yang tengah membangun dimana-mana dan pelaksanaannya tepat di tahun politik, Pemerintah bernyali mengajukan diri dan terpilih sebagai Tuan Rumah menggantikan Vietnam. Ternyata, Indonesia sendiri pernah menjadi tuan rumah Asian Games pada tahun 1962, artinya sudah 56 tahun yang lalu! Kini, setelah sukses dengan Sea Games 2011 lalu, saatnya Indonesia unjuk gigi di ajang yang lebih bergengsi.

Sebagai masyarakat biasa, saya menyadari mau nggak mau, saya harus ikut berkontribusi. Minimal membantu gaung yang lebih luas terhadap pelaksanaan ajang olahraga terbesar di Asia ini. Dan, beruntung banget beberapa hari lalu saya bersama rombongan blogger, vlogger dan penggiat sosmed diajak Menteri Pemud & Olahraga RI, Bapak Imam Nahrawi melihat kesiapan atlet-atlet kita yang akan berlaga pada 18 Agustus-3 September 2o18 nanti. Pak Menpora sendiri yang menjadi guide dalam acara ini. Di perjalanan menuju lokasi, Pak Menteri menjelaskan, setidaknya ada 3 sukses dalam pelaksanaan Asian Games ini. Pertama, sukses penyelenggaraan, kedua, sukses ekonomi dan ketiga sukses prestasi. Nah, Kemenpora menjadi penjaga gawang untuk sukses prestasi,

Jadilah kami siang-siang panas dan sedang berpuasa hari itu mengunjungi atlet cabang panahan, atletik, akuatik dan terakhir bulu tangkis. Salut saya, di tengah panas terik Jakarta mereka sudah berlatih tidak dalam hitungan bulan saja, bahkan tahunan untuk menyiapkan diri bertarung atas nama bangsa. Beberapa cabang bahkan mendapat pengayaan berlatih di luar negeri. Seperti atletik ke Jepang, Korea Selatan dan ke Amerika Serikat dan panahan ke Turki. Kata Pak Menteri, mereka nggak mudik loh! Apapun kondisinya, latihan itu wajib hukumnya. Tim atletik menargetkan  2 medali emas. Tidak tanggung-tanggung mereka sudah dilatih secara khusus oleh pelatih dan konsultan atletik terbaik di dunia, Harry W Marra asal Amerika Serikat

Sementara itu, Pelatnas panahan menyiapkan 16 atlet putra dan putri.  Bulan April lalu, di Kejuaraan Dunia tahap pertama di Shanghai, China Indonesia membawa pulang medali perunggu dalam melalui tim recurve campuran. Kami bertemu langsung dengan Ibu Nur Fitriyana yang ikut menggembleng atlet panahan kita. Nur Fitriyana adalah satu dari 3 Srikandi yang menorehkan medali pertama bagi Indonesia di Olympiade 1988. Tidak salah, kalau Pak Menteri sangat optimis, regu panahan kita kali ini juga membawa pulang medali.

Kami juga diajak melihat arena olahraga air baru yang masih gress banget (kinclong abis) dan merupakan yang terbaik di Asia. Diberi nama Aquatic Stadium dan memiliki empat kolam yang akan digunakan untuk cabang olahraga renang, renang artistik, loncat indah, dan polo air.  Kolam renang indoor ini dilengkapi fasilitas bertaraf internasional. Oya, Pak Menteri juga mengajak Richard Sambera, perenang legendaris Indonesia yang merajai kompetisi-kompetisi di Asean dan Asia pada dekade 1990-2000an. Tempatnya keren banget, saya berniat nanti ingin menonton salah satu pertandingan kesini. Penasaran sih… 🙂

Nah, sebenarnya sebagai masyarakat biasa banyak loh yang bisa kita lakukan.Tidak saja memberi dukungan moril tapi bersiap-siap banyak yang akan berubah selama Asian Games berlangsung. Sebagai contoh, kemungkinan besar akses jalan akan diprioritaskan bagi para atlet. Mungkin kita harus mengalah dengan mengurangi berkendaraan pribadi. Selain itu, wajib turut menciptakan kondisi yang nyaman agar kesan Indonesia makin baik di mata para tamu. Terakhir, kita bikin ramai sosial media biar kita makin bangga bahwa event sebesar ini ada di negara kita. Secara tidak langsung, ini akan menarik para pemilik modal untuk berbisnis terkait event, tentu ini bisa membantu perputaran ekonomi kita.

Ayo Indonesia. Kita adalah bagian dari Asian Games 2018.

Foto-foto : Tim Humas Kemenpora

 

Hits: 918

Kalau ada benda yang paling berjasa bagi sebagian besar orang Jakarta, mungkin powerbank jadi jawabannya. Di tengah mobilitas manusia Ibukota yang tinggi, belum lagi macet dimana-mana sementara keterhubungan dengan dunia maya menjadi sesuatu yang hakiki.  Powerbank ibarat pahlawan bagi banyak penduduk Jakarta. yang sudah menjadi penghuni wajib tas dan ransel.

Walaupun saya akhir-akhir ini lebih sering bekerja di dalam ruangan, powerbank tetap menjadi teman setia saya. Kalau mendadak harus keluar kantor dan baterai ponsel dalam posisi lemah, mau tidak mau benda mungil ini menjadi andalan saya. Dulu,  saya sering membawa powerbank berkapasitas besar dalam perjalanan jauh, namun sejak kapasitas powerbank dibatasi naik pesawat, saya jadi harus pintar-pintar mensiasati agar tidak kekurangan daya ponsel saat berada di daerah yang cukup remote.

Namun, sebenarnya fungsi powerbank bukan hanya buat ponsel, lho.. Beberapa perusahaan besar salah satunya Vivan sudah mengeluarkan powerbank dengan kapasitas besar yang bisa digunakan untuk mengisi baterai laptop bahkan lampu emergency. Cocok banget untuk mereka yang suka camping atau small medium enterprise yang belum memiliki genset sendiri. Dua produk andalannya adalah Vivan Powerlite dan Vivan Big Bank.  Vivan Powerlite memililki kapasitas 20,800 mAh danVivan Big Bank berkapasitas 62,400 mAh. Gila kan, bener-bener gak nanggung!

Vivan Powerlite  memiliki Dimensi yang tidak terlalu besar, yaitu 6,3 x 2,57 x 2,6 inch,  Ada 1 Input Type C 5V/3A dan 3 Output dengan fitur QuickCharge serta sebuah Output 220V/85W (AC) yang dapat digunakan untuk menyalakan perlengkapan rumah tangga dengan maksimal arus 220V/85W seperti kipas angin, lampu belajar, lampu LED, Speaker Portable, Coffee Maker, hingga baterai Drone DJI.

Sementara Vivan Big Bank dengan kapasitas terbesar saat ini, yaitu 62,400 mAh dengan tipe baterai Lithium-Ion. dan infput 12-20V / 42W dengan empat jenis output.  Big Bank juga sudah dilengkapi dengan Intelligent Protection yang mampu mencegah over-charge, over-discharge, over-voltage, over-current, over-temperature, short-circuit dan recovery protection sehingga aman saat digunakan untuk peralatan elektronik. Anti panas deh! Fungsinya ? Sama dengan Powerlite tapi tentu saja kapasitasnya lebih lama. Oya, semua powerbank ini memiliki output yang multiple, jadi bisa ngecas barengan. Bisa ngirit waktu buat yang buru-buru.

Beruntung banget, saya minggu lalu diundang oleh Pricebook.id  yang bekerja sama dengan Vivan Indonesia melihat demo produk-produk diatas. Karena harganya lumayan mahal, ya lihat demo-nya dulu deh. Oya, Pricebook bukan online shop loh! Pricebook adalah satu-satunya situs perbandingan harga barang online di Indonesia. Selain telah bekerja sama dengan online-online shop terkemuka, Pricebook juga sudah menggandeng lebih dari 1000 toko offline di Jakarta, Bekasi, Depok, Bandung, dan Surabaya. Jadi dijamin, harganya realtime karena di-update setiap hari. So, gak merlu muterin mall buat beli barang dengan harga termurah kan?

 

by: raiyani.net

Diadakan di Terroir Coffee & Eats yang cozy dan nyaman, sejumlah blogger diajak berkenalan dengan Tim Pricebook dan Vivan. Mbak dan Mas yang keceh-keceh ini menjelaskan dengan runut bagaimana Pricebook bisa membantu kita berbelanja dengan efisien dan Tim Vivan memberikan demo powerbank-powerbank gila banget tadi dengan jelas dan bikin mupeng Yang jelas kolaborasi Vivan dan Pricebook ini bikin kita standby terus..Anti Mata gaya..

Senangnya lagi, bisa ketemu langsung dengan blogger-blogger keren yang selama ini hanya berinteraksi di dunia maya. Yang jelas, sabtu siang itu, meskipun hujan, tapi penuh kesan! Terim kasih Vivan & Pricebook!

by ariefpokto.com

 

Hits: 1053

“Loh, kok yang menyelamatkan Sayekti, malah calon ibu mertuanya?

Calon suaminya mana?”

“Gimana sih itu cowok..” Argghh..

Hahahaha..

Yah, namanya juga ludruk, namanya juga komedi, sah sah saja ceritanya mau gimana. Namun di akhir pertunjukan, akhirnya kita bisa mengambil hikmah, bahwa yang dilakukan si calon mertua sesungguhnya hanya untuk membahagiakan putranya yang akan menikahi Sayekti-calon istrinya yang diculik oleh bangsa jin. Kira-kira begitu sedikit sinopsis  Lakon Misteri Istana Songgoriti, pentas ludruk yang saya tonton minggu lalu.

****

Saya belum pernah nonton ludruk sebelumnya. Entah kenapa, yang terbayang di pikiran saya, pertunjukan seni daerah itu seringnya membosankan seperti nonton wayang semalam suntuk. Apalagi saya tidak paham Bahasa Jawa. Satu-satunya pertunjukan kolosal daerah yang pernah saya tonton adalah Tari Saman Massal beberapa waktu lalu. Tari Saman menjadi menarik, karena kita terpesona dengan gerakan kompak penarinya dan tidak ada dialog, jadi siapa pun bisa ikut menikmati.

bersama blogger-blogger kece
makan enak sebelum nonton..

Tapi, karena saya penggemar komedi, kita diajakin nonton ludruk saya oke-oke saja. Paling tidak wawasan saya tentang budaya negeri ini bertambah. Lagian, jarang-jarang ‘kan dapat kesempatan nonton seni tradisional yang dikemas ekslusif di Jakarta.

Dan…  Graha Bakti Budaya TIM hari minggu itu penuh. Nyaris 1200 kursi terisi semua. Saya gak nyangka juga, penggemar ludruk di Jakarta sebanyak ini, kirain yang menonton hanya alumni Malang saja, ternyata tidak juga..

Acara ini digagas oleh Paguyuban Genaro Ngalam, sekumpulan orang Malang, mantan siswa dan mahasiswa yang pernah belajar di Malang dan sekarang bermukim di Jakarta. Genaro Ngalam sendiri artinya Orang (dari) Malang, yang diambil dari bahasa Walikan yang biasa digunakan oleh orang-orang Malang dan sekitarnya. Jadi, orang-orang Malang memang suka membaca kata dari belakang. “Orang” jadi Genaro (muncul “e” karena ujung kata orang konsonan semua) dan Ngalam dari kata Malang. Buat saya sih, balik-balikin kata begini ribet. Tapi buat orang Malang sudah biasa, dan mereka bisa dengan cepat membaca dari kanan kiri. Hahahaha.

Opening yang keren

Dari judulnya saja “Ludruk Jaman Now”, setting panggung, wardrobe dan jalan cerita nya memang dikemas jaman “baheula”. Tapi dialog-nya sudah “jaman now” banget. Opening-nya saja dengan Ibu-ibu cantik berkebaya merah menyanyikan lagu Via Vallen. Pengen ikut nyanyi juga deh rasanya..

Sepanjang pertunjukan yang saya pikir kira sebelumnya akan membosankan- ternyata TIDAK sama sekali! Pentasnya sebagian besar menggunakan Bahasa Indonesia. Pantas, yang datang bukan cuma orang Jawa Timur. Dua jam pertunjukan menjadi tidak terasa, apalagi pemainnya banyak anggota Srimulat yang sudah punya nama seperti Tessy, Polo dan Kadir. Semua tampil all out. Memang sih ada sedikit bagian yang membosankan (mungkin karena saya tidak paham bahasanya sih, hehehe..) Tapi ini dimaklumi, karena sebagian besar pemain memang amatiran alias volunteer. Biarpun begitu, kerja keras mereka patut diacungi jempol. Tidak mudah loh, tampil di hadapan lebih dari 1000 orang di gedung pertunjukan begitu.

Saya seperti menemukan atmosfir Indonesia banget yang sudah lama hilang. Biasanya cuma nonton pertunjukan atau konser-konser artis luar dengan tata panggung high tech, sampai lupa kalau Indonesia juga punya seni pertunjukan yang menjual.

Saya juga baru tahu, biarpun formatnya komedi, ludruk sarat dengan makna dan filosofi hidup. Bahkan, di zaman penjajahan Jepang, ludruk digunakan warga pribumi untuk menyampaikan kode-kode rahasia dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Sayangnya, ini tidak banyak orang tahu, apalagi generasi muda masa kini.

Salut dengan Paguyuban Genaro Ngalam karena di tengah hiruk pikuk hedonisme ibukota, masih ada sekelompok orang yang serius mengangkat tradisi lokal begini. Ini merupakan kali kedua, setelah penyelenggaraan pertama dua tahun lalu. Berita baiknya, pentas ini menjadi pentas pertama yang menjadi agenda tahunan Taman Ismail Marzuki. Jadi tahun-tahun depan minimal kita bisa nonton ludruk yang dikemas megah setahun sekali di Ibukota.

Btw, Indonesia ini kan kaya budaya banget ya.. Semoga pentas ludruk Genaro Ngalam ini bisa membuka ide orang-orang daerah lain membawa seni lokal masing-masing ke pentas nasional.

Jangan heboh nonton konser Cold Play, doang!

Foto foto by Cerita Mata

Hits: 2660

Tahun lalu, saya sempat berkunjung ke sebuah desa bernama Desa Salem tepat di Kaki Pegunungan Lio yang ditempuh hampir 3 jam dari Pusat Kota Brebes. Disini ada sekelompok Ibu-Ibu yang membatik sepulang dari sawah dengan menggunakan bahan-bahan yang sangat alami. Motif batiknya unik dan konvensional dengan warna natural tanpa sentuhan pabrik. Temanya pun diangkat dari keseharian masyarakat Brebes. Semuanya membuat batik dari Desa Salem kaya akan tradisi dan budaya.

Konon, batik memang selalu identik dengan kearifan lokal. Motifnya sering mencerminkan falsafah, makna bahkan cerita-cerita kehidupan. Seperti juga kain Tapis Lampung yang dipercaya bermakna penyelaras kehidupan baik terhadap lingkungan maupun Sang Pencipta Alam Semesta.  Di beberapa daerah si Sulawesi Selatan, motif kain tenun sutra yang kerap mereka gunakan, sering menjadi simbol kasta di masyarakat. Beda lagi di Tanah Batak, ulos selalu dilibatkan dalam upacara adat. Ulos memiliki ragam motif yang mengandung makna berbeda dan digunakan pula dalam kesempatan berbeda. Di Sumatera bagian Selatan, songket bahkan bisa menjadi investasi karena pembuatannya yang rumit dan materinya yang langka dan mahal.

Itu baru beberapa daerah, bagaimana dengan seluruh Indonesia? Jangan tanya jenisnya, apalagi motifnya pasti sudah tidak terhitung lagi.

Lucunya, dulu batik sempat identik dengan acara-acara resmi saja. Melihat Bapak-bapak berbaju batik dengan rapih, ada saja yang bertanya; “mau kondangan kemana, pak?” Tapi masa berevolusi, batik kini sudah jadi pakaian segala suasana bagi semua usia dan hampir semua suasana. Model-modelnya kian trendy dan kekinian. Kawula muda pun tidak segan lagi berbaju batik di berbagai kesempatan. Motifnya pun kini sudah banyak diambil dan diadaptasi untuk produksi yang lebih massal.

Meskipun kian umum digunakan sehari-hari, ternyata seperti barang tekstil pada umumnya, selalu ada rentang harga yang dilihat dari kualitas, motif, cara pembuatan bahkan kelangkaan. Selain buat kolektor segmen ini juga sekarang makin meluas. Rasanya kan lebih bangga kalau batik atau tenun yang kita kenakan berbeda dari kebanyakan. Apalagi kalau kualitasnya terhitung premium.

Nah, kalau biasanya kita hunting dari toko ke toko, sekarang ada Etniqa.Com. Online atau Market Place yang fokus kepada pengembangan pasar produk etnik, khususnya bahan kain tradisional Indonesia seperti batik, tenun, songket, ulos dan produk jadi yang menggunakan kain-kain tersebut. 
Meskipun baru berdiri tahun lalu, Etniqa kini sudah menggandeng puluhan mitra produsen maupun seller kain-kain lokal yang memiliki konsen yang tinggi pada detail setiap produksi mereka.

 

Kata pendirinya, Mbak Eka Budiana; Etniqa lahir dari sulitnya mencari referensi budaya Indonesia yang akurat dari sumber yang kredibel, khususnya kain tradisional Indonesia. 
Katanya lagi, pengetahuan tentang produk yang dijual dari para pengerajin atau produsen masih lemah, ditambah Tidak banyak pembeli yang mengetahui produk etnik kain tradisional misal dari sisi cara pembuatan, motif dan asal daerah. 


Intinya Etniqa hadir bukan hanya menjual kain saja, tapi sebagai sebuah wadah buat belajar banyak tentang kain nusantara. Etniqa percaya selalu ada cerita dibalik selembar kain. Etniqa ingin membawa kita melihat Indonesia dari sisi berbeda, berbelanja sekaligus melihat keragaman Indonesia dari kain-kainnya yang indah. Etniqa juga terus bergerak agar lebih banyak lagi menghimpun para pengerajin di daerah yang pemasarannya masih terbatas.

Mendukung Etniqa sama artinya dengan mendukung pengembangan kreativitas bangsa. Yuk…

 

Hits: 1189

Pernah ngerasain antri masuk restoran seperti antri audisi Indonesia Idol? Nah! ini! Tidak tanggung-tanggung, antrinya pun di luar ruangan yang suhunya “cuma” 10 derajat sajah plus gerimis yang mengundang! 

Anyway, saya bukan food blogger bukan juga pengamat kuliner, jadi tulisan ini sama sekali bukan ulasan. Ini cuma sedikit  pamer dan pengen bilang bahwa makanan paling enak itu (buat kita yang orang Indonesia) ya, makanan kita. Misalnya pecel lele pinggir jalan simpang Indomaret atau ayam cabe ijo yang mangkalnya di depan kantor PLN tidak jauh dari rumah saya. 

***

Pada sebuah hari di penghujung Februari, kami tiba di San Diego sekitar pukul  2 siang setelah berkendara kurang lebih 5 jam dari Arizona. Cuaca cukup ganas. Hujan badai yang kenceng banget, membuat kami ngendon di hotel hingga malam tiba. Hotel kami tepat menghadap pantai yang katanya sih buat ukuran sana udah keren banget. Eh, buat kita yang terbiasa dengan pantai Indonesia mah, gak ada apa-apanya. Entar deh saya tulis, sekarang saya ceritain dulu soal mengantri makan yang mirip menunggu pembagian raskin.

Setelah badai reda, Lisa mengajak untuk mencoba Raki Raki Ramen yang berlokasi di Japanese Town dan konon itu adalah ramen terenak di San Diego. Terakhir makan ramen di Pacific Place Mall Jakarta dan itu enak banget. Mungkin yang di Amerika ini bisa lebih enak, begitu pikir Saya.  Oya, San Diego termasuk kota yang paling banyak penduduk Asia-nya selain San Francisco di negara bagian California. Tidak heran, disini penuh dengan restoran makanan Asia di setiap sudutnya.

Tiba disana, antrian sudah mengular dan pengunjung harus antri dengan berdiri di luar yang suhunya hanya sekitar 10-an derajat dan gerimis! Saya merapat ke perapian yang modelnya mirip obor.  Restorannya memang kecil, jadi daya tampungnya memang tidak banyak. Melalui kaca-kaca besar aktivitas di dalam resto terlihat jelas. Kelihatan beberapa pelayannya memang orang Jepang asli, chef-nya pun begitu. Mereka sangat sibuk, sampai ada beberapa meja yang belum sempat dibereskan, padahal antrian di depan makin panjang. Hingga nyaris dua jam kami belum juga bisa masuk ke dalam restoran. 

Interior Raki Raki

Then… akhirnya tiba juga rombongan kami dipanggil masuk, sungguh Saya excited. Penasaran. Kemudian Buku menu terhidang di meja, (tentu saja banyak yang non halalnya). Sebagai bangsa kambing-kambingan, saya memesan Vegetable Ramen. Harganya?! Lumayan, US$ 13,95 saja. Kalau dirupiahkan sama saja Rp 150 ribu alias bisa makan 3 mangkuk ramen paling enak di Pacific Place. Emang Amerika kapitalis!! Hahahaha.. Mama dan Lisa memesan menu lain, minumnya air mineral yang tulisannya Kangen Water. Wow, sama dong kayak yang lagi hits di Jakarta, konon air ini mineralnya dan ionnya lebih banyak yang bikin dia lebih sehat. Total jenderal kami menghabiskan hampir US$ 50 buat makan bertiga. Mehong!

 

Akhirnya, pesanan pun tiba di meja, mau tau rasanya?!! Yahhh…so so aja sih. Kurang sebanding dengan perjuangan mengantri selama hampir 2 jam dengan bonus kedinginan. Enak yang gak enak-enak amat. Beneran.

Tau begini, rasanya saya pengen pulang saja ke rumah masak indomie kari ayam pake telor setengah mateng dengan irisan cabe rawit yang banyak! Atau menunggu dengan duduk manis di rumah dan membiarkan abang gojek yang mengantri selama dan sepanjang tadi. 

Tidak kapok ngantri, esoknya Lisa lagi-lagi mengajak sarapan pagi di restoran pancake yang konon (lagi-lagi) paling enak di San Diego, namanya Richard Walker’s Pancake. Saking larisnya, dia hanya buka hingga menjelang makan siang. Again, ukuran enak ternyata salah satunya dilihat dari antrian. Persis sama dengan Raki Raki Ramen, disini juga kita berjejer menunggu seperti antri sembako. Duh, bule mau makan susah bener ya.. Di Jakarta, antrian ayam goreng bensu dan kue artis saja gak segininya. Itu pun bisa diwakilkan dengan ke abang gojek yang setia.

Yang istimewa dari Richard Walker’s Pancake adalah porsinya yang besar-besar. Rasanya memang saya akui enak. Meskipun lidah kita mah, sarapan tetep nasi uduk yang paling nendang. Saya memilih Omelette Cheese Mushroom yang umum sering kita temui. Tapi ini memang gede banget porsinya, bisa buat bertiga. Hot dish mereka adalah Ginormous German Pancake, pancake yang bentuknya seperti baskom dan dimakan dengan butter. Sumpah enak! Kami juga memesan blueberry pancake yang rasanya tidak standar, memang mantap! Lebih mantap lagi karena kopi dan teh yang kita pesan bisa refill sampai kembung. Asik kan ?

Saking banyaknya, makan disini ibarat makan di Restoran All you can eat. Total sekitar US$60 dihabiskan buat bertiga. Lumayan banget buat kantong kita kebanyakan. 

Dua hari di San Diego, kami capek juga ngantri-ngantri terus. Besoknya kami kembali ke selera asal, makan rendang dan nasi yang kita bawa dari rumah. Karena cuaca masih terhitung musim dingin, tanpa kulkas pun semua tetap awet..

Makan puas di Richard Walker’s

 

Ya sudah, gimana cerita wisata kulinermu?

 

 

 

 

 

Hits: 3094

“My mother is traveling alone to LA, using wheel chair and now she is awaiting for me at the boarding gate, please help me to see her just for a moment… ” Dengan terbata-bata dan ingin menangis saya jelaskan ke petugas imigrasi bahwa mama saya sendirian, pakai kursi roda dan sedang menunggu saya membeli makanan. Perasan berkecamuk, menatap mata Mbak-Mbak imigrasi yang kulitnya putih kinclong dengan harap-harap cemas.

***

Sebagai pemegang green card, Ibu Saya memang punya hak yang sama dengan warga negara USA, bedanya Ia tidak punya hak politik. Alias tidak boleh memilih dan dipilih dalam legistlatif. Tidak enaknya, beliau tidak bisa meninggalkan Amerika lebih dari 6 bulan setiap tahunnya, which is… kalau pulang kampung (ke Indonesia) ya, maksimal 6 bulan. Katanya sih, kecuali kalau sudah lebih dari 5 tahun jadi green card holder, boleh pulang ke negara maksimal hingga 1 tahun lamanya.

Kata orang enak, bisa sering-sering  ke USA. Kata saya sih, sekarang gak enak-enak (amat) lagi. Pertama, kalau ke USA saya hanya bisa di akhir tahun atau di awal tahun banget. Periode itu lagi musim dingin, dimana saya TIDAK SUKA DINGIN! Suhu AC kamar saja saya bisa senewen apalagi ketemu suhu minus. Saya tidak peduli namanya salju, namanya musim gugur. Pokoknya kalau dingin, saya menderita. Titik. Saya bisa mati karena rindu matahari. Kedua, harus preparing dana ekstra setiap tahun, karena mama sering pengen pulang dan saya harus jemput atau nganterin balik. Kita sekeluarga belum tega membiarkan Mama jalan sendirian lebih dari 20 jam dengan transit di negara-negara yang bandaranya super luas dan hurufnya saja belum tentu huruf latin. Apalagi Mama tidak begitu lancar berbahasa Inggris dan cepat lelah kalau jalan jauh dari gate ke gate di bandara yang terlalu besar.

Nah, kejadian ini baru saja Agustus lalu. Kondisi saya dan keluarga benar-benar sedang tidak bisa mengantarkan Mama (macam-macam alasannya, termasuk situasi keuangan yang kurang mendukung). Sementara Mama sudah hampir 6 bulan pulang kampung, yang artinya harus segera balik ke “kampung barunya” itu kalau nggak mau kena “black list”  Pemerintah USA. Setelah melalui berbagai pertimbangan, kami mencarikan Mama  tiket pesawat yang transitnya cuma sekali, pesawat lokal Asia dan saya bisa mengantar sampai bandara transit sebelum direct flight ke Los Angeles plus murah tentu saja. Dan dari semua kriteria itu saya memilih Phillipine Airlines. Beberapa tahun lalu saya juga pernah naik pesawat Filipina yang full service ini, dan not bad-lah. Masih recommended. 

Maka tibalah hari keberangkatan. Saya membeli tiket pesawat yang sama dengan Mama sampai Manila. Niatnya memang mau nganterin sampai Manila saja, dan memastikan beliau masuk pesawat direct ke LA, yang artinya tidak turun-turun lagi dan langsung dijemput Saudara di LA. Ini perjalanan Mama yang pertama  dan sendirian sejauh ini. Agak cemas juga plus nggak tega. Tapi mau bagaimana lagi, Mama harus kembali ke USA bulan ini. Dari Bandara Soetta, saya sudah memesankan wheel chair, biar mama nggak capek jalan dan tidak repot mencari gate sendirian saat landing. Intinya, kalau pakai wheel chair, crew pesawat akan lebih memperhatikan. Itu saja. 

Rencananya, setelah tiba di Manila pada pagi harinya (kami berangkat dini hari dari Jakarta), saya akan langsung balik siangnya ke Jakarta via KL dengan Cebu Pacific. Bokek, males mampir-mampir Manila. Tentu saja saya memilih jam setelah pesawat Mama take off ke LA. Setiba di Manila, Mama langsung ke gate transit dengan wheel chair bersama petugas. Sementara saya tetap harus keluar imigrasi dulu lalu check in pesawat pulang dan kembali ke boarding gate menemani Mama yang transit 3 jam (rempong ya boo…) Oya, kalau ada yang nanya, kenapa nggak check in online aja trus langsung masuk boarding gate sama nyokap, nih gw jawab ya : biarpun lo udah check in online,tetep kudu keluar imigrasi karena pesawat Saya bukan connecting flight. Gitu.

Saya juga keluar rencananya mau menukar Rupiah ke Peso buat bekal Mama beli makanan pas transit di dalam, karena Mama tidak punya kartu kredit. Kelar imigrasi, mau check in, baru sadar sebuah ketololan telah terjadi. Ternyata Phillipines Air (PA) dan Cebu beda terminal, saudara-saudara!! Cebu di terminal baru yang jauhhh.. dari Terminal PA. YANG ARTINYA GW NGGAK BISA MASUK LAGI NEMUIN MAMA YANG NUNGGU SENDIRIAN.  Jauhnya pake banget, lebih jauh dari sekedar T1 ke T3 di Soetta, mirip-mirip dari Soetta ke Kota Tangerang dipinggir Soetta. Duh, kenapa bisa stupid begini, seharusnya pada saat memesan tiket, ini sudah Saya antisipasi.

***

Tiba-tiba bingung dan agak linglung, saya coba ke imigrasi untuk minta tolong; minta ijin masuk ke gate dan ketemu sebentar saja. Seorang petugas masih muda berumur 20an, bilang tidak bisa, karena Saya tidak punya pass masuk gate PA. Oke, Saya ke counter tiket PA, cari tiket kemana pun yang terdekat, yang penting bisa masuk gate dan ketemu mama sebentar. But it was sold out! Mulai stress, bener-bener stress. Mama pun HP nya mati. 

Ok, duduk sebentar tarif nafas.

Dalam kalut, saya mencoba menelpon Kedutaan RI di Manila. Intinya sekedar minta penjaminan bahwa Saya memang cuma berniat ketemu Ibu Saya walau sebentar. Pagi itu hujan deras dan masih pukul 06.30.  Seorang di seberang sana menjawab dalam Bahasa Inggris; petugas kedutaan belum ada yang masuk kantor. Masih kepagian. Hikss…ini gimana mau bantu WNI 24 jam??  

Duh, kebayang,…selama Mama di Jakarta-Bogor, rasanya waktu Saya buat Mama sedikit sekali. Saya suka sibuk sendiri, dan jarang menghabiskan waktu dengan beliau. Sekarang mau ketemu saja pakai bawa-bawa negara.

Ya wes, satu-satunyanya jalan.. balik lagi ke imigrasi memohon-mohon dengan ratapan anak tiri. Mungkin karena iba, petugas yang tadi akhirnya meminta saya menghadap “supervisor”. Seorang perempuan Pilipino setengah baya yang cantik. Katanya ini “special case” banget, tidak pernah ada yang begini. Saya mencoba menjelaskan dengan Bahasa Inggris seadanya tapi  dengan clear bahwa ini sangat mendesak.

Terbayang Mama yang pasti sedang kebingungan kenapa Saya tidak juga muncul. Saya memberikan nama Mama, nomer flight dan ciri-cirinya. Awalnya dia tetap bilang tidak bisa. Tapi saya berkilah, bahwa sebagai sesama warga Asia Tenggara (yang tidak perlu VISA) Mama bisa keluar sebentar menemui Saya di depan jika Saya tidak bisa masuk. Ternyata menurut hukum, jika sudah  masuk ke boarding gate internasional, kita dianggap sudah meninggalkan negara bersangkutan. Si Pilipino pun sepertinya bingung tapi mencoba memahami perasaan Saya. Hening sesaat. Tidak berapa lama, Ia memaggil seorang stafnya, berbicara dalam Bahasa Tagalog (yang tentu saja tidak saya pahami). Sekitar 10 menit kemudian, staf tadi datang dengan Mama. Saya berkaca-kaca sambil mengucapkan terima kasih. Saya peluk Mama dengan erat dan Mama pun bingung apa yang terjadi.

Saya cuma diberi waktu 10 menit buat ketemu Mama. Untungnya tadi saya sempat membelikan roti dan minuman buat bekal menunggu penerbangan berikutnya. Rasanya ini 10 menit paling berharga bagi Saya bersama Mama. Sedih, banget! Karena belum tahu lagi, kapan bisa ketemu beliau. Sungguh saya tidak suka drama, tapi kejadian ini benar-benar drama buat Saya. Namun dengan senyum manis petugas bandara yang baik hati menguatkan Saya; “dont worry, we’ll take care of her.. 

Now, I miss you,..mom..

 

 

.

Hits: 2454

Suka belanja? Katanya sih belanja itu obat stress paling mujarab. Konon, yang bilang hidup ini tidak indah, pasti tidak tahu caranya shopping. Hehehee… Saya sebagai perempuan tentu saja doyan yang shopping. Sayang, kondisi kantong tidak selalu memungkinkan untuk saban waktu pelesiran ke mall. Maklumlah, kalau belanja, wanita memang sulit bisa direm, meski sedang nggak punya duit sekalipun, saat diskon semua dijabanin asalkan produk idaman berhasil berada di tangan. Kalau kondisi keuangan sedang tidak memungkinkan, sebagai gantinya, terkadang merawat barang-barang lama jadi keistimewaan tersendiri

Seperti kebanyakan produk fesyen, tas memang menjadi bagian dari gaya hidup. Demi memperoleh barang berkelas, banyak perempuan tidak segan menghabiskan uang banyak untuk berbelanja tas. Salah satu jenis item impian bagi wanita adalah tas selempang. Item ini merupakan aksesori wajib berada di lemari koleksi. Kalau saya sangat menyukai tas yang bercirikan tali panjang ini karena tidak ribet, tidak menghalangi pergerakan dan tidak cepat bikin bahu capek. 

Sekarang pilihannya makin banyak, dari yang modern dan classy hingga yang berkesan tradisional. Saya lagi senang tas selempang bernuansa etnik yang kini kita bisa di-hunting  secara online. Salah satu online shop favorit saya sebagai penjual tas selempang wanita berkualitas adalah Qlapa dotcom (klik disini) Di sana, kita bisa memperoleh item dengan karakter etnik bernuansa budaya Indonesia yang penuh ragam dan corak cantik.

Nah, meski sudah berhasil mengoleksi produk bahan berkualitas dari produsen kenamaan sekalipun, perawatan yang salah menjadikannya cepat rusak dan lusuh. Lantas, bagaimana supaya nggak terjadi seperti itu? Begini beberapa tips merawatnya agar bisa bertahan lebih lama dan selalu tampak baru. 

 

Kosongkan bagian dalam Tas selempang

Selepas menggunakan tas favorit, jangan lupa untuk mengosongkan bagian dalamnya. Khususnya, saat kamu ingin menyimpannya ke dalam rak atau lemari. Bila berbagai item tidak dikeluarkan terlebih dulu, beragam benda tersebut bisa mengotori interior tas. Mulai dari tinta dari pulpen, pensil, bedak, lipstik, hingga permen.

Usahakan secara disiplin mengeluarkan seluruh benda di dalamnya sebelum disimpan. Apalagi bila ternyata ada sampah atau benda sejenis yang lupa untuk dibuang. Mau item kesayangan jadi sarang sampah? Iya kalau cuma sampah kering, kalau ada yang sedikit basah bagaimana? Tas selempang wanita kesayangan pun jadi cepat rusak.  

Pakai tissue paper atau kertas roti untuk membersihkan tas selempang

Kebersihan item ini pun tidak boleh terlupakan ya… Pakai kertas roti atau tissue paper yang dipadatkan untuk membilas kotoran tertempel. Cara ini sengaja dipilih supaya bentuk tas tidak berubah. Kebersihan juga perlu dijaga supaya setiap item favorit tersebut awet dan penampilannya pun tetap terjaga. Sementara itu, bersihkan lining atau pinggiran menggunakan kain basah plus sabun namun tak terlalu banyak. Cara memperlakukan tas dengan tissue atau kertas roti adalah:

  • Jangan terlalu keras menggosok atau menekan terlalu keras karena akan mengubah materialnya.
  • Hindari menyimpannya pada tempat lembat karena akan memicu jamur dan bakteri.
  • Alihkan tempat penyimpanan ke lingkugan kering serta bersikulasi udara bagus.

Noda dan kotoran tas selempang wajib dihilangkan sesegera mungkin

Kamu sering menyimpan kosmetik di dalam tas kan? Hati-hati, seringnya hal tersebut tidak ditunjang oleh tata letak penempatan yang benar. Malahan sering ditemui, penyimpanan terkesan asal-asalan, akibatnya pun jadi buruk buat tas. Tas jadi kotor dan bernoda. Kalau sudah demikian, buruan deh ambil tindakan sebelum terlambat. Coba hilangkan noda-noda seperti itu dengan memakai penghapus kering, penghapus kuteks, atau cuka. Kalau tidak punya, manfaatkan cairan seperti parfum. Selain bersih, tas selempang wanita jadi harum dan tampak seperti baru.

Jaga Kelenturan tas selempang wanita pakai pelembap

Tidak seharusnya semua benda dimasukkan ke dalam tas. Terlalu banyak benda yang dimasukkan membuat tas berada dalam kondisi terancam. Oleh sebab itu, hindari membawa benda terlalu banyak. Namun, ada satu item penting yang tidak boleh ditinggalkan yaitu pelembab. Pelembab merupakan produk kecantikan yang bermanfaat untuk menjaga kelenturan produk kesayangan. Berkatnya, kekeringan kulit tas bisa diatasi oleh bahan-bahan yang terkandung di dalam pelembab, yang pada juga memperpanjang usia tas selempang wanita. Cara penggunaannya pun sangat mudah yaitu dioleskan saja di permukaan tas secara merata.

Cara menyimpan tas selempang secara benar

Beberapa model produk memiliki kantung debu atau dustbag. Kantong-kantong tersebut berguna untuk menyimpan saat tidak dikenakan. Namun, beda halnya bila ternyata di dalam paket pembelian tidak disertakan dustbag. Maka, kita perlu mencari pengganti yang pas, salah satunya kain bantal atau bahan-bahan alami lainnya. Tempat penyimpanan yang tepat akan membantu mempertahankan penampilan fisik. Selain itu, bagian interirornya pun tidak bakal mengalami kerusakan, biarpun tas dipakai setiap hari.

Pangkas bau apak tas selempang wanita dengan kertas koran

Keluhan soal bau ini sudah sangat sering ditemui di hampir sebagian besar tas wanita. Kadang, kita baru sadar ketika baunya sudah merebak ke seluruh kantong. Kalau sudah begini, tindakan darurat perlu dilakukan. Salah satu cara untuk menangani masalah ini dengan memakai kertas koran. Coba deh,.. padatkan beberapa kertas koran ke dalam tas, lalu diamkan selama beberapa hari hingga baunya menghilang. Jreng, bau pun lenyap! Itulah cara paling murah dan mudah untuk menghapus aroma tidak sedap dari dalam tas. Selesai menerapkan tips ini, jangan sungkan-sungkan menyemprotkan parfum kesayangan ke dalam interiornya supaya jadi lebih wangi.

 

Hits: 771

Anker alias Anak Kereta. Mungkin julukan itu tepat buat saya. Meski nggak sampai punya gank di gerbong kereta (eh, ini ada loh!) Saya sudah mengalami peralihan dari KRL Bogor-Jakarta dari yang kumuh, lusuh, panas dan tidak pernah ontime hingga sekarang jadi Kereta Rel Listrik (KRL) atau Commuter Line yang membuat saya bangga sebagai orang Indonesia.

Dulu, waktu stasiun masih jorok dan penuh PKL, saya berpikir apa bisa nih dibenahi mengingat kondisinya yang super amburadul. Belum lagi, karena sistem ticketing yang masih manual, banyak penumpang gelap yang masuk membuat kereta berdesakan, sampai di atap pun penuh orang. Dari sisi penumpang, jelas mengancam keselamatan jiwa, sementara dari sisi perusahaan tidak heran kalau bertahun-tahun PT KAI merugi.

Kini berbeda. Hampir semua stasiun sudah terlihat mewah dan keren. Meskipun belum sama persis dengan transportasi negara tetangga, setidaknya banyak sekali (baca; banyak banget) perubahan yang signifikan infrastruktur dan moda transportasi publik ini. Sistem ticketing pun semua sudah digital dan cashless. Tidak ada lagi penumpang gelap. Kebayang nggak, ketika pertama kali diaplikasikan, banyak suara-suara sumbang yang menolak sistem ini. Antrian di gate mengular, karena banyak yang belum paham cara kerja mesinnya. Tidak lama setelah itu, vending machine pun mulai beroperasi.  Penumpang mau tidak mau harus belajar lagi cara penggunaannya yang serba otomatis. Secara tidak langsung KRL (baca: pemerintah) tidak saja membuat fasilitas menjadi lebih baik, tetapi juga mengedukasi masyarakat.

Kalau dulu, naik KRL adalah milik golongan ekonomi menengah ke bawah, sekarang KRL jadi milik semua lapisan. Tidak ada lagi kasta-kasta karena tidak ada lagi kelas-kelas pada gerbong. Memang sudah seharusnya begitu ownership transportasi publik. Jangan heran jika KRL sudah menjadi etalase berbagai jenis profesi, kelas sosial bahkan suku dan ras. Seperti Indonesia kecil. Tidak percaya? Makanya, jangan naik kendaraan pribadi terus dong… Coba deh naik KRL sesekali. Data menyebutkan, saat ini sekitar 900 ribu orang diangkut oleh KRL Jabodetabek setiap hari, dan jumlah ini diprediksi akan naik menjadi sekitar 1,2 juta orag per hari pada 2019. Makanya Pemerintah gencar sekali membangun infrastrukturnya.

Setelah pembenahan bangunan stasiun yang sangat masif, stasiun-stasiun baru pun ditambah. Stasiun paling baru di Jabodetabek adalah Stasiun Bekasi Timur yang baru diresmikan Menteri Perhubungan pada 8 Oktober 2017. Tidak saja menjadi pangkal tujuan ke Jakarta, stasiun ini juga terhubung hingga Cikarang. Jadi sekarang judulnya ada #KRLSampai Cikarang. Lintasan KRL lintas Bekasi-Cikarang memiliki panjang 16,74 km. Dengan waktu tempuh sekitar 21 menit. Frekuensi perjalanan kereta sebanyak 32 kali per hari. Keberangkatan KRL pertama dari stasiun Cikarang pukul 05.05 WIB. Sedangkan kedatangan terakhirnya pukul 23.45 WIB.

Pembangunan stasiun ataupun lintasan Bekasi-Cikarang ini adalah hasil kerjasama Pemerintah Indonesia dan Jepang. Melalui kontrak paket B1 yaitu elektrifikasi lintasan Bekasi-Cikarang yang ditandatangani 2012 lalu dengan nilai kontrak Rp2,3 triliun. Kontrak tersebut meliputi semua aspek perkeretaapian.

Mau tau fasilitas apa saja yang ada di sini ? Peron sepanjang 270 meter yang dapat mengakomodir 1 rangkaian KRL dengan 12 kereta, Closed circuit television (CCTV), Lift khusus bagi lansia dan penyandang disabilitas, denah jalur evakuasi, toilet, musholla bahkan pos kesehatan. 

So, sekarang ke Cikarang bisa naik KRL! Anti macet dan waktu tempuhnya pun lebih cepat. PR kita sebagai pengguna cuma satu, yuk…kita jaga baik-baik!

 

Hits: 2257

Beberapa waktu lalu, saya terbang dari Palembang ke Jakarta. Sengaja saya pilih pesawat paling pagi, agar bisa segera beraktivitas di Jakarta seperti biasa. Dari rencana take off pukul 06.30 pagi, hingga pukul 09.00 pagi belum juga ada tanda-tanda keberangkatan. Katanya, ada kerusakan pada pesawat sehingga harus menunggu perbaikan atau pesawat pengganti. Hingga menjelang pukul 11.00 siang belum juga ada pergerakan. Keterlambatan lumayan lama ini membuat saya harus membatalkan beberapa janji.

Saya langsung menuju Customer Service maskapai yang dimaksud untuk meminta kompensasi. Saat itu hanya ada dua orang penumpang yang komplain termasuk saya. Penumpang lain lebih senang menggerutu tanpa berbuat apa-apa. Sesuai Peraturan Pemerintah, keterlambatan lebih dari 240 menit, penumpang mendapat uang sebesar Rp 300.000,- Petugas Customer Service nampaknya tidak sigap melayani kami. Ketika saya bertanya soal kompensasi, awalnya mereka menolak. Tetapi dengan sedikit diplomasi akhirnya kami pun disuruh menunggu. Tepat pukul 11.30 siang (setelah delay 5,5 jam) akhirnya uang kompensasi pun dibagikan. Pyiuhh.. Coba kalau saya pasrah saja seperti penumpang yang lain, belum tentu maskapai yang terkenal suka telat ini bagi-bagi uang.

Service Crossword Concept

Teman saya pernah bilang saya ini tukang komplain. Dari call center yang cuma dijawab oleh mesin, kuota selular yang mendadak lenyap, tagihan yang tidak pernah diterima, hosting blog yang suka lemot bahkan air PAM yang mati seharian. Semua saya komplain. Makanya saya menyimpan semua nomer-nomer pengaduan. Jangan heran juga kalau beberapa akun perusahaan tenar follow saya di twitter. Daripada saya ngoceh di timeline mereka, mending di-folbek dan kemudian mereka bisa menjelaskan via Direct Message (DM). Heheheh..

Menurut Saya, Sudah bukan jamannya lagi pelanggan itu pasrah. Konsumen kini memiliki banyak pilihan. Makanya, kita sebagai konsumen juga harus proaktif jika ada pelayanan yang tidak memuaskan bahkan merugikan. Sebagai contoh, saat hosting blog ini down, ada klien yang mau ngecek tulisan dan blog ini tidak bisa diakses. Saya tentu merasa dirugikan, wajar dong kalau saya komplain. Sayangnya belum semua perusahaan memiliki unit pelayanan pelanggan yang mumpuni.

***

Pas banget, minggu lalu saya bersama beberapa blogger menghadiri event keren yang bertajuk New Customer Experience in Digital Era. Acara ini digagas oleh 168Solution, leading contact center consultant di Indonesia. Meskipun saya belum punya rencana bikin Contact Center untuk bisnis yang tengah saya jalankan, tapi ajang ini bikin belajar bagaimana teknologi bisa mempermudah produsen dan konsumen dalam berkomunikasi. Acara ini menarik, karena yang disajikan adalah best practice dari pemerintahan maupun korporasi yang sudah mapan maupun start up.

Saya baru tahu, ternyata BCA punya layanan chat yang namanya VIRA (Virtual Assistant). Layanan ini running di tiga platform yaitu Facebook Chat, Line dan Kaskus Chat. Bahkan, kata Ibu Wani Sabu (Senior VP BCA), chat-chat ini menjawab pertanyaan konsumen bahkan lebih cepat dari pasangan Anda.

Traveloka yang juga ikut dalam event akbar ini, justru telah setahun belakangan mengaktifkan chat box di website-nya. Jadi kalau ada kendala, kita tinggal chat tidak perlu repot lagi angkat telpon dan buang biaya pulsa. Sudah banyak e-commerce yang mengadopsi layanan ini. Belum lagi hampir semua korporasi yang fokus pada layanan pelanggan, memiliki sosial media. Selain sebagai wadah informasi produk mereka, juga bisa jadi tempat kita bertanya bahkan komplain.

Ada lagi Jakarta Siaga 112. Orang Jakarta yang belum tahu nomer ini, pasti kudet (kurang update). Di Jakarta yang memiliki persoalan sangat kompleks, layanan tanggap darurat menjadi salah satu unsur paling krusial. Ibukota negara ini memang belum memiliki pelayanan sesempurna 911,namun keberadaan berbagai kanal pengaduan setidaknya membuat Jakarta memastikan diri menuju ke arah itu. Contact Center ini menjembatani seluruh masyarakat Jakarta yang perlu bantuan kedaruratan tanpa perlu menginstal berbagai aplikasi. Nomornya pun mudah diingat dan akan menjadi nomor kedaruratan nasional. Oya, nomor ini bisa dihubungi tanpa pulsa, bahkan dapat dihubungi tanpa simcard sekalipun.

***

Dulu, Call Center (sekarang lebih luas menjadi Contact Center) hanya dianggap sebagai supporting unit. Namun, di era digital yang serba terbuka dan masyarakat makin melek teknologi, peranan Contact Center menjadi sangat krusial. Contoh yang paling dekat dengan kita adalah provider selular dan penjual tiket online. Penanganan Contact Center yang baik menjadi komitmen yang paling penting agar tidak ditinggalkan oleh pelanggan.

Saya jadi belajar, ternyata dibalik pelanggan yang kritis seperti saya, ada perusahaan yang kian berbenah untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggannya. Jadi seimbang dong, pelanggan kian cerdas dan korporasi pun makin peduli.

 

 

 

Hits: 1497

Forget love, Fall in love with coffee..

Bagi saya kopi adalah penghalau galau dan terapi inspirasi. Kalau lagi stress dan butuh ide-ide segar saya pasti mencari kopi. Minum kopi sachet buat saya sudah tidak kekinian lagi. Makin cinta kopi, makin jadi tukang ngopi pasti makin bisa merasakan berapa “tidak nikmatnya” kopi instan. Tapi percaya nggak, beberapa tahun  lalu sebelum ke Aceh, saya benar-benar anti kopi. Masih jelas di memori saya, kali pertama diajak ke sebuah warung kopi di Aceh, saya pesannya teh manis! Ini sama saja, kamu diajak ke bar, yang lain pesan cocktail, kamu pesannya orange jus. Hehehe..

Kopi yang disajikan di warung-warung kopi sederhana di Aceh menawarkan kekerabatan yang bukan basa-basi. Secangkir kopi memberikan rasa kekeluargaan tanpa sampul dan tidak penuh hedonisme seperti Ibukota. Aceh-lah yang membuat saya jatuh cinta dengan kopi. Sayangnya di Jakarta -walaupun warung kopi Aceh sudah menjamur- saya belum pernah ketemu kopi dengan rasa otentik Aceh yang bisa membuat saya seperti kembali kesana. 

Eh, kemarin saya dan beberapa sahabat diajak ngopi di Kopi Selasar. Lokasinya di Rumah Jawa Gallery Kemang. Tidak ada mesin-mesin kopi yang canggih disini, semua kopi dibuat dengan teknik manual brewing persis seperti di Aceh. Bahkan peralatannya pun diimpor dari Aceh. Biji kopi yang disajikan asalnya juga dari Aceh. Sementara baristanya -memang bukan orang asli Aceh- tapi belajar teknik pembuatan kopi dari orang asli Aceh. Lokasinya bukan seperti café, tapi beranda sebuah gallery lukisan berbentuk Joglo dengan segala pernak pernik antik khas Jawa yang insta-catchy banget. Tempat duduk yang disediakan agak terbatas, sebab memang dirancang untuk suasana yang lebih private dan intimate seperti di rumah. Pas buat ngobrol tanpa banyak pegang gadget.

Sambil ngobrol santai, kami menyantap kue kue tradisional dan soto mie gerobak yang lewat. Di belakang kami, Bang Fahri sang peramu kopi asyik membuat kopi dan teh tarik yang prosesnya memang ditarik-tarik. Namanya juga dibuat dengan manual, kepekaan Bang Fahri menjadi sangat krusial. Dari berapa lama menit rebusan air, komposisi kopi dan gula hingga berapa kali tarikan sangat menentukan cita rasa. Pengalaman dan kecintaan pada kopi-lah yang membuat seduhan dan rasa kopi menjadi konsisten.

Sanger pun panas tiba di meja. Duh, baru menghirup aromanya saja sudah mengingatkan saya pada banyak cerita. Ah, sudahlah… Kopi memang selalu menyuguhkan cerita. Di balik rasa pahit selalu ada manis setelah meneguknya. Persis seperti kehidupan. Selalu ada cerita getir sebelum manis terasa.

Kopi Selasar juga punya cerita. Tujuan digagasnya kedai kopi ini salah satunya untuk meningkatkan taraf hidup petani kopi. Tidak heran semua bahan baku dan komponen yang digunakan adalah produk lokal. Bahkan dalam waktu dekat, Kopi Selasar akan bekerja sama Yayasan Kehati agar bisa menggandeng lebih banyak petani lokal. Tidak cuma kopi siap minum, Kopi Selasar akan dikemas ekslusif untuk segmen pasar yang lebih tinggi. Harga per gelas tetap harga lokal yang bersahabat, dalam kisaran Rp18.000-25.000 saja. Cukup ekonomis, kan?

 

Ada beberapa varian kopi, teh tarik dan lychee tea yang bisa diorder. Biar lebih mudah dinikmati dimana saja, kini Kopi Selasar juga bisa dipesan melalui Go Food. Kalau punya acara atau event tertentu, bisa loh Kopi Selasar dihadirkan lengkap dengan barista dan atraksinya. Ini namanya Koling (Kopi Keliling). Cukup order minimal 100 gelas, maka Bang Fahri dan perlengkapannya akan hadir di venue. Silakan cek IG @kopiselasar_id atau kontak no 0816 1777 9826

Sore bergerak menuju senja tapi kami belum juga beranjak, masih betah disini berlama-lama. Obrolan rasanya tidak habis-habis. Saya sampai lupa menghitung, sudah berapa kelas kopi dan teh tarik yang saya habiskan. Jauh memang dari Aceh, tapi Kopi Selasar membuat saya jatuh cinta lagi dengan kopi Indonesia. Seperti dulu.

pic by Arisman Riyadi dan Arief Pokto

 

 

 

 

Hits: 2232

Kapan pertama kali mulai nge-blog? Kalau saya, sepertinya sejak pertama kali kenal internet, sekitar awal tahun 2000-an. Tapi serius punya blog sejak bermukim di Aceh pada 2007-2008. Kala itu, di Aceh hiburan satu-satunya adalah internet yang koneksinya cukup bagus. Saat youtube masih streaming, -Aceh yang dibangun kembali pasca tsunami- nonton youtube di Banda Aceh pada masa itu sudah seperti sekarang-, tidak ubahnya dengan nonton TV.  

Dulu, Saya pernah menggunakan format blogspot, wordpress dan beberapa format lain hingga akhirnya nekad beli domain sendiri di pertengahan 2008. Saya masih ingat migrasi-nya dibantu oleh beberapa teman yang memang bekerja di IT. Sementara Saya tidak punya background IT sama sekali. Boro-boro ngerti hosting itu apaan, domain juga baru paham setelah diceramahin. Namun setelah itu, saya “dipaksa” belajar sendiri, hingga paham fungsi-fungsi spanel/cpanel dan bisa modifikasi tampilan web sendiri. Eh, buntutnya panjang. Gara-gara nge-blog saya jadi tertarik tahu lebih banyak tentang teknologi informasi. Sampai-sampai nekad lagi mengambil Pasca Sarjana Manajemen Sistem Informasi setelah purna tugas dari Aceh. Dan semuanya berantai memberi dampak signifikan buat pekerjaan dan keseharian saya sekarang.. Hahaha.. Jadi curhat.. 🙂

6f24646e-dec8-46c3-8ed2-b37d28f9279c

Duh, panjang amat pengantarnya. But, Ok…itu masa lalu.. Ayok, move on!

Ngomong-ngomong soal blog, memang sudah trend-nya menggunakan domain sendiri. Menggunakan domain sendiri, terlihat lebih serius, profesional dan membuat rasa percaya diri dalam menulis meningkat. Kelebihan lainnya, dengan menggunakan domain pribadi, mendesain blog sesuai selera pun menjadi lebih leluasa. Nah, selain konten yang harus kaya, menarik dan enak dibaca, punya website sendiri harus didukung dengan hosting yang baik. Males banget, kalau lagi promosi blog, tapi hostingnya tidak asyik, suka down, putus atau minimal lelet. Apalagi kalau blog kamu sudah banyak pesan sponsornya. Sungguh kurang profesional, jika blog kita sering down padahal lagi jadi buzzer satu produk atau jasa. 

***

Minggu lalu, saya bersama beberapa blogger dikenalkan dengan Qwords.Com. Ternyata Qwords sudah 12 tahun menyediakan jasa hosting website di tanah Air. Kalau sudah sesenior itu, pastilah Qwords hosting bisa diunggulkan dalam jajaran penyedia jasa hosting. Salah satu jasa yang ditawarkan adalah WordPress Hosting.

Kenapa saya khusus menulis tentang jasa ini, karena saya yakin banyak blogger yang masih menggunakan format wordpress.com dan ingin meng-upgrade blognya dengan domain sendiri dan yang pasti memerlukan hosting.

f20f4c4c-844b-4663-9505-6fadac57703c

Memang banyak perusahaan lain yang menawarkan jasa yang sama, tapi kamu perlu tahu beberapa kelebihan WordPress hosting dari Qwords.Com. Apa saja?  Ini nih beberapa diantaranya, check this out!

Pertama; Cloudbasic hosting, artinya skalanya (dari sisi kapasitas) daripada hosting biasa. Karena terhubung dengan banyak server, cloud memungkinkan koneksi yang lebih stabil dan efisien. Kedua; penyimpanan menggunakan SSD yang berkecepatan tinggi. Ketiga; Penggunaan WordPress menjadi lebih optimal karena ada ekstra cloudpop. Keempat; didukung cloudflare biar website makin cepat diakses. Kelima; Sudah didukung HTTP2 dan SSL, jadi jika digunakan untuk transaksi akan terjamin keamanannya. Pasti masih ada beberapa keunggulan lain yang membuat pengguna akan say bye-bye sama blog yang dikit-dikit down.

Yang tidak kalah penting nih,.ada masa percobaan 30 hari gratis plus gratis migrasi dari provider mana pun! Jawaban banget kan buat kita yang enggan migrasi hosting karena males ribet, nggak ngerti masalah teknikal dan tidak punya waktu buat ngurusin.

 

Screen Shot 2017-09-02 at 1.03.00 AM

 

Satu lagi nih, yang ringan-ringan. Mungkin kalian sama seperti saya, yang akun Google (sekarang Google Suite)-nya nyaris over kuota. Mau dihapus beberapa yang gak mugkin juga, karena banyak data dan file penting yang bisa saya butuh sewaktu-waktu dimana pun. Jalan satu-satunya adalah membeli kuota lebih. Tidak punya paypal, tidak punya kartu kredit atau sekedar malas ribet? Jangan khawatir, Qwords siap membantu dengan harga yang sama dengan Google. 

 

Screen Shot 2017-09-02 at 1.15.18 AM

 

Qwords juga masih memiliki berbagai produk dan jasa lain loh. Untuk lebih lengkapnya, bisa buka webnya disini. Segmen yang dilayani pun beragam, mulai dari korporasi hingga personal. Faktanya, Qwords yang masuk dalam 10 Jajaran hosting terbaik di Indonesia,  kini mengelola lebih dari 10 ribu hosting dari sekitar 8000 pelanggan dan sudah beroperasi di Jakarta, Surabaya, Bandung dan Yogyakarta. Oya, kalau tengah malam ada masalah dan kita lagi asyik menulis gimana? Nggak perlu khawatir, Customer Service-nya 24 jam!

 Gimana? Mulai kepikiran mau ganti hosting? Hmmm.. 

Hits: 1229

Sering nggak sih kita datang ke satu acara kawinan dan ketemu rombongan tamu terutama Ibu-ibu dengan perhiasan emas bergelantungan tak ubahnya etalase berjalan? Beberapa dekade lalu, mungkin hal itu menjadi sesuatu yang sangat lumrah bahkan dilakukan oleh banyak golongan masyarakat agar bisa terlihat “naik kasta”. Ya, memang tidak bisa dipungkiri kepemilikan logam mulia menjadi salah satu indikator status sosial seseorang.

Dari jaman dahulu kala, emas dan logam mulia memang menjadi pilihan investasi. Hasil tambang ini memiliki harga yang cenderung stabil setiap tahunnya, bahkan selalu ada kemungkinan untuk naik. Walaupun terlihat konvensional, bisa dibilang investasi emas sangat kecil risikonya apalagi dibanding saham atau forex. Jika dikomparasi dengan investasi properti, investasi emas relatif mudah dicairkan saat perlu dana mendesak. Proses pembeliannya pun jauh lebih mudah daripada membeli aset lain.  Makanya tidak heran emas masih menjadi primadona investasi.

Tapi apa iya, punya emas banyak harus dibawa kemana-mana?! Sekarang sudah trend menyimpan emas dalam bentuk batangan. Sudah bukan jamannya lagi, menimbun emas di rumah bak harta karun yang ditayangkan film-film. Di Indonesia, ada PT Antam (Persero), Tbk (ANTAM) sebuah badan usaha milik pemerintah yang sejak dulu terpercaya menjual emas batangan berkualitas terbaik. Kini, Antam kerap melakukan terobosan dengan meluncurkan berbagai produk baru agar masyarakat makin mudah berinvestasi.

Dari Butik hingga Kantor Pos 

Kalau mendengar kata “butik”, pastilah identik dengan toko busana. Tapi Antam justru mengembangkan butik sebagai tempat jual beli emas. Saat ini butik emas Antam ada di 13 kota besar di Indonesia. Calon pembeli bisa datang, berkonsultasi dan kemudian memilih sesuai kebutuhan investasinya. Semua produk emas Antam memiliki sertifikat sebagai bukti kepemilikan yang sah.

Untuk memperluas jangkauan pemasaran, Antam menggandeng PT Pegadaian (Persero). Pembelian di pegadaian bisa dalam bentuk tunai maupun kredit. Jika memilih kredit, fisik emas baru dapat dibawa pulang bila sudah lunas. Kelebihannya, emas yang sudah dibeli dapat disimpan di Pegadaian sebagai investasi dan titip jual. Gampangnya gini, kita punya sejumlah emas batangan, Pegadaian dapat membantu menjualkan kepada pihak ketiga jika kita ingin mencairkan dananya. Nantinya akan ada keuntungan yang dibagi antara pihak Pegadaian dan pemilik emas.

Pada 2017 ini, lagi-lagi untuk melebarkan sayap, Antam mulai menjalin kerjasama dengan PT Pos Indonesia (Persero) yang kita semua tahu, cabangnya ada di semua pelosok negeri. Pada tahap awal, ada 109 kantor pos yang sudah masuk jaringan penjualan. Mekanisme pembelian emas Antam melalui Kantor Pos menggunakan sistem pemesanan. Emas pesanan akan dikirim menggunakan layanan Pos Indonesia yang terdekat dengan lokasi Antam menuju lokasi Kantor pos tempat pembelian. 

 Brankas, Aman simpan Aset

Sebagian besar diantara kita, mungkin hanya tahu Safe Deposit Box di Bank sebagai tempat penyimpanan surat-surat berharga dan aset seperti emas dan perhiasan yang biasanya disimpan begitu saja di dalam rumah. Tahun lalu, Antam mulai membuka layanan baru yang diberi nama “Brankas”; yang khusus diperuntukkan menyimpan invetasi dalam bentuk emas. Menyimpan emas disini, sama saja dengan menabung untuk masa depan. Jumlahnya pun tidak dibatasi mulai dari 1 gram setiap bulannya. Setelah registrasi pertama, bulan-bulan berikutnya kita bisa membeli via online. Hmm. mudah dan terjangkau banget ya.. disini secara tidak langsung, kita juga “dipaksa” menabung.

Kalau lagi perlu dana segar, nilai yang tersedia bisa kita titip jual melalui Butik Emas Antam. Atau, kalau ingin diambil fisiknya pun boleh. Kali aja, perlu dijadikan perhiasan buat kondangan, hehehhe..

Brankas sendiri punya 3 kategori produk, yaitu: Brankas Corporate ditujukan bagi korporasi yang ingin berinvestasi pada instrumen emas sebagai penyimpanan modal perusahaan. Brankas Corporate juga dapat ditujukan untuk karyawan korporasi yang dimaksud. Mereka dapat mengkonversi sebagian gaji bulanannya untuk membeli minimum 1 gram emas. Ada juga Brankas Berzakat khusus bagi umat Muslim yang ingin berinvestasi sekaligus menunaikan zakat. Layanan ini secara otomatis akan menghitung zakat jika sudah mencapai nishab 85 gram dan telah mencapai batas waktu haul selama 1 tahun. Antam bekerjasama untuk menyalurkan nilai zakat dengan Badan Amil Zakat Nasional, institusi pemerintah yang menjadi pengumpul dan penyalur zakat. Terakhir, ini yang paling ringan dan murah. Ada Brankas individu yang menawarkan pembelian minimum 1 gram emas dengan biaya keanggotaan mulai dari Rp25 ribu saja per bulan. Cocok buat siapa saja yang ingin menyimpan emas sebagai tabungan likuid.

Hmmm, jadi kepikiran buat menabung di emas, nih….

Hits: 1177

Beberapa tahun lalu, bandara bagi saya ibarat tempat kos. Di pekerjaan sebelumnya hampir setiap minggu saya nongkrong di bandara untuk pergi keluar kota. Meskipun alternatif transportasinya banyak, namun naik kendaraan umum yang efisien dan efektif ternyata belum banyak. Kita cuma punya Damri dan beberapa shuttle bus perusahaan swasta yang itu pun hanya dari tempat-tempat tertentu. Naksi taksi, bagi saya kadang-kadang kurang efisien. Selain tarifnya cukup merogoh kantong kalau jalan sendirian, saya juga lebih sering bawa hand carrier, yang tinggal dorong atau gotong saja. Jadi tidak perlu ruang besar untuk meletakkan bagasi.

life

Bulan lalu saya baru tahu, ada alternatif baru bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Baru-baru ini Badan Pengelola Tranportasi Jakarta (BPTJ) bersama beberapa operator bus-bus terpercaya meluncurkan Jakarta Aiport atau JA)Connexion. FYI, BPTJ ini adalah salah satu badan di bawah Kementerian Perhubungan yang punya tugas mulia mengintegrasikan seluruh fasilitas dan moda transportasi di Jabodetabek. Kebayang dong, kalau urusan trasnsportasi dipegang masing-masing Pemda, sementara orang-orang dari wilayah itu, sangat tinggi mobilitasnya dan semua saling terkait. BPTJ nantinya akan jadi tulang punggung koordinasi dan integrasi ini, yang tujuan akhirnya membuat kita para commuter jadi lebih nyaman.

IMG20170708114156
Bapak Bambang Prihartono, Kepala BPTJ

 

IMG-20170708-WA0000 (1) 

Nah,  JAC sendiri apa sih ?JAC adalah bis poin to poin yang melayani rute dari hotel dan mall-mall strategis di Jakarta ke Bandara Soetta (PP).  

Lokasinya dimana saja sih?  JAC tersedia di beberapa mall dan hotel strategis di Jakarta.  Ini dia rutenya:

Rute 1 – Hotel Borobudur, Hotel Alila, Hotel Luminor, Redtop Hotel, bandara Soetta
Rute 2 – Grand Mercure Harmoni, Hotel Sari Pan Pacific, Hotel Aryaduta, bandara Soetta
Rute 3 – Hotel Grand Cemara, Hotel Ibis Tamarin, Hotel Millenium, bandara Soetta
Rute 4 – Hotel Grand Sahid, Mall Grand Indonesia, Hotel Ascott, bandara Soetta

Sebenernya ada beberapa operator yang bergabung dengan JAC, tapi kebetulan, minggu lalu saya bersama serombongan blogger-blogger keceh diajak Blue Bird Group selaku salah satu operator JAC mencoba armadanya menuju Bandara  Soetta. Kalau nama besar Blue Bird tentu saja tidak perlu diragukan ya..  Istimewanya? Yang jelasnya bisnya nyaman, dengan recyclining seat, wifi on board (anti mati gaya) dan tarifnya bersaing hanya Rp50 ribu selama promosi dan nantinya menjadi Rp75 ribu.

IMG-20170708-WA0009
Ngariung sebelum mencoba JA Connexiion
IMG20170708121614
Yeay…

Dengan mobilitas orang Jakarta yang makin tinggi, kini Bandara tidak ubahnya seperti stasiun dan terminal yang sudah akrab setiap hari. Wajar jika titik-titik keberangkatan ke bandara diperbanyak. Mau ngemall dulu sebelum ke Bandara, bisa! Atau setelah landing langsung meeting di mall, juga bisa! Atau buat kalian yang di luar Jakarta dan ada rencana ke Jekarta, cek dulu..kali-kali aja hotel atau tempat kalian tinggal dekat dengan poin JAC.

Yang belum tinggal kereta bandara nih..kita tunggu ya..semoga benar-benar terwujud dalam 1-2 tahun ke depan!

 

Hits: 1654

Rumah berhalaman tak seberapa luas itu, terletak di kompleks perumahan yang sempit. Jika tidak ada deretan kendaraan terparkir di depannya, mungkin orang tidak pernah tahu, bahwa di dalamnya ada kesibukan yang mempengaruhi lajunya pemerintahan Kabupaten Pohuwato. Inilah kantor Tatiye.Net, rumah bagi sekelompok anak muda asli Gorontalo yang terobsesi membantu pemerintah lokal membangun berbagai aplikasi untuk mengefisienkan berbagai proses pelayanan publik di Pohuwato. 

***

Dua minggu sebelumnya, ketika diminta memberi usulan tagline kampanye digital Kabupaten Pohuwato, kami cukup berpikir keras. Terus terang, saya sendiri belum banyak mengenal kabupaten ini. Selain karena posisinya nun jauh di luar Jawa juga pemberitaan nasional yang masih minim tentang kabupaten yang baru berusia 14 tahun ini. Setelah membongkar-bongkar beberapa referensi, melakukan riset kecil-kecilan ditambah dengan informasi dari pihak internal sendiri, akhirnya kami pun mengusulkan : Pohuwato Goes Digital.

Kenapa sampai dipilih rangkaian kata berbahasa Inggris tersebut, tidak lain karena ingin menunjukkan positioning Pohuwato sebagai kabupaten yang sudah menjadikan teknologi bagian penting dalam tata pemerintahan dan pelayanan pada masyarakat. Pohuwato Goes Digital juga mengindikasikan bahwa kabupaten ini terus berbenah dan bergerak mewujudkan digitalisasi pemerintahan. Sempat terpikir beberapa kata seperti Smart City, Digital City, namun sepertinya kurang pas karena sudah digunakan oleh banyak daerah di Indonesia. 

Pohuwato Goes Digital

Terus terang, ada rasa penasaran juga, apa betul kabupaten yang beribukota Marisa ini sudah pantas disebut kota digital. Hingga tiba hari kami sampai Gorontalo, semuanya terjawab. Waktu tempuh kurang lebih tiga jam dari Bandara Jalaludin menjadi tidak terasa, karena sepanjang jalan kita disuguhi pemandangan pegunungan yang berpadu dengan alam pesisir. Kontur jalan yang berkelok, berliku dan mendaki membuat perjalanannya seperti sebuah tantangan tersendiri.

***

Akhirnya saya paham, di rumah kecil itulah semua teknologi yang digunakan di Pohuwato digodok. Kami berbincang santai dengan para pengelola Tatiye.Net. Raut wajah penuh semangat, melek teknologi dan bersahabat menyambut kami. Mereka menyadari masalah paling mendasar dalam mewujudkan kota digital adalah ketersediaan informasi. Oleh karena itulah, pengembangan portal yang khusus mengangkat aktivitas pemerintah, informasi layanan publik dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan menjadi sangat krusial. Kami  lalu ditunjukkan portal Pohuwatokab.go.id sebagai sentra informasi publik kabupaten Pohuwato. Portal ini diperbaharui tiap hari, mau tau apa saja tentang Pohuwato, bisa dicari disini. 

Portal Pohuwato
Portal Pohuwato

Wah, ternyata rumah yang dari depan terlihat biasa saja itu penuh dengan komputer canggih lengkap dengan server sendiri. Disinilah semua informasi tentang Pohuwato diramu dan dikelola.

Dibawah kepemimpinan Bapak Bupati Haji Syarif Mbuinga, S.Pd,MM, Pohuwato tidak main-main mewujudkan mimpi sejajar dengan daerah daerah lain di Indonesia yang sudah lebih dulu tergantung pada teknologi. Bagi Pak Bupati, teknologi adalah keniscayaan di era open and clean goverment saat ini. Tidak mengadopsi teknologi bukan saja berarti ketertinggalan tetapi sama saja dengan tidak membangun.

Bersama Tim Tatiye.Net
Bersama Tim Tatiye.Net
Bersama Bapak Bupati Pohuwato
Bersama Bapak Bupati Pohuwato

Menuju Digitalisme

Optimisme Pahuwato dimulai dari beberapa aplikasi yang kini telah dijalankan untuk melayani masyarakat. Contoh RSUD Buni Panua meluncurkan aplikasi tentang ketersedian fasilitas mulai dari jumlah kamar, jumlah pasien saat ini, jadwal dokter dan lain-lain yang semuanya terintegrasi dengan portal Pohuwato. Tidak kalah Perpustakaan Daerah mulai menggembangkan aplikasi sendiri, agar lebih banyak masyarakat yang mau berkunjung ke perpustakaan. Sementara kantor arsip daerah juga sudah mulai mendigitalkan dokumen-dokumennya. Ada lagi Laporan kemajuan pembangunan Pohuwato juga telah dirintis dalam format digital melalui Aplikasi Elektronik Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (e-LPPD). 

Tatiye.Net kini juga tengah mengembangkan aplikasi pelayanan satu pintu dibawah ownership Dinas Penanaman Modal. Sama seperti daerah-daerah lain, Pohuwato menyadari pentingnya investasi baru di daerahnya. Karena itu, kemudahan perijinan bagi calon investor baru, mutlak hukumnya. Tentu saja dikembangkan juga aplikasi-aplikasi umum yang diwajibkan Pemerintah Pusat seperti e-planning, e-musrenbang dan e-procurement. 

Aplikasi informasi layanan RSUD
Aplikasi informasi layanan RSUD

Terobosan yang paling menarik adalah mengembangkan website untuk setiap desa. Jika selama ini informasi desa hanya terpusat di Kantor Kelurahan atau Balai Desa, kini Pohuwato pelan-pelan mengedukasi setiap desa menjadi tidak gagap teknologi. Nantinya sekitar 70 desa yang tersebar di 13 kecamatan dapat dipantau secara online dari pusat pemerintahan. Tanpa menghilangkan nilai-nilai luhur tradisional dan khas pedesaan, teknologi digital diharapkan bisa memperlancar pelayanan bagi masyarakat di pedesaan.

 Anak Muda Kreatif dan Potensi Wisata

Tiga hari di Pohuwato membuat saya makin sadar bahwa Indonesia ini kaya dan sangat indah.  Pohuwato dikelingi pantai dan gunung yang menawan, budaya yang unik perpaduan berbagai suku, makanan-makanan lokal yang lezat tiada tara (nanti saya akan tulis terpisah tentang kuliner Pohuwato), infrastruktur yang sudah mendukung dan masyarakat yang ramah dan terbuka terhadap pendatang.  Sungguh itu merupakan sebuah kemewahan untuk yang bernilai jual. Sayang, kadang kita memang suka lupa kalau rumah sendiri kaya potensi yang wajib dikenalkan ke dunia di luar sana.

Di satu sisi, ternyata Pohuwato penuh dengan generasi millenium yang tumbuh berdampingan dengan internet dan sosial media. Kami sempat melakukan diskusi kecil di sebuah cafe yang cozy di sudut Kota Marisa. Saya kagum, tidak sedikit dari mereka yang sudah merintis bisnis online, menulis buku, membuka cafe dengan promosi online bahkan menjadi fotografer. Borderless world karena hadirnya internet membuat anak-anak muda itu mampu menciptakan sendiri lapangan pekerjaannya.  Ternyata bukan cuma anak-anak di kota besar loh, yang bisa merintis start up! Nah, keeksisan para generasi kekinian itu tentu saja bisa dimanfaatkan untuk menunjang promosi pariwisata lokal.

DIskusi di Warong Inspirasi
Diskusi di Warong Inspirasi

phg2

 

Saya percaya, duta wisata terbaik sebuah daerah itu, bukan orang yang dipilih melalui kompetisi tapi justru kita-kita sendiri yang hidup di dalamnya.

Dan mereka yang kami temui malam ini bisa jadi pionirnya. Dengan kekuatan jaringan sosial media mereka, sangat mungkin Pohuwato akan menjadi salah satu destinasi unggulan pariwisata Gorontalo. 

Pemerintah Kabupaten Pohuwato memang masih punya banyak pekerjaan rumah dan lika-liku tantangan. Tapi semangat dan upaya mereka patut diacungi jempol. Perlahan tapi pasti, pantas kan disebut Pohuwato Goes Digital?!

Hits: 1406