diskusi mie kocok


Sahabat / Tuesday, February 19th, 2008

Susah rasanya mencari teman diskusi yang enak yang nyambung dan bisa setidaknya bisa meraba apa ide yang ada di kepala kita sebelum itu tercetus di ucapan. Dan buatku sendiri kadang-kadang memang lebih menantang menemukan teman diskusi dengan “aliran berbeda” , yang bisa membuat wacana berpikirku tidak seperti kacamata kuda.

Tapi malam ini, beda. Setelah sampai pada titik jenuh mendengar cerita soal tower, BTS, E-Proc, bandwith, traffic internet, virus, kelapa sawit hingga tiang listrik dan kabel putus, yang sulit banget nyangkut di otakku, Aku menemukan sisi-sisi dimana akhirnya banyak topik-topik yang yang lebih menarik dibicarakan dibanding ngurusin omelan bos di pasar induk dan kehidupan “lain” yang sudah kadaluarsa.

“Apa sih Andrea Hirata?” Semua orang mungkin lebih dari 60% punya kehidupan yang unik bahkan lebih menarik dibanding dia. Standar banget gitu loh”

“Lah, lu kan belum baca?” Masalahnya, gak semua orang bisa ngungkapin apa yang dia alami dengan tulisan yang orang bisa ngerti dan nangkep dengan baik.

“Kan gue udah keseringan dengar cerita lu!”

“Bukan itu-nya, tapi spiritnya!”

“Ah, sama aja!”

“Tapi kan, aku pengen belajar nulis” *Hikss.. dengan nada memelas*

“Vik, tapi sungguh, lu enakan nulis daripada ngomong. Soalnya kalo ngomong suka gak nyambung pangkal dan akhirnya, trus kadang-kadang suka kepotong-potong, gak jelas!”

“Heheheh… iya, ya,..makasih atas pujiannya (atau hinaan sih sebenernya?)”

“Aku gak muji kok, cuman ngomongin kenyataannya aja.

:D.

“Lu bisa kok merunutkan satu peristiwa sampai akhir dan itu nyambung, gak seperti kalo lu ngomong”

*Bete*

Tiba-tiba ingin segera pulang ke Bogor, membongkar semua koleksi buku harian yang sudah aku tulis sejak kelas tiga SD. Membuka memoar cerita-cerita lama, album-album foto baheula dan menuangkan semua itu dalam rangkaian cerita pribadi yang membuatku senyum-senyum sendiri, benci sendiri hingga nangis sendiri. Ternyata menuangkan pikiran dan perasaan melalui tulisan itu bagiku lebih sarat makna dibandingkan mengungkapkannya dengan lisan.

“Aku pengen nulis sesuatu tapi tidak eksplisit, jadi seperti ada selubung di setiap tulisan” Basicly aku tuh introvert loh….

“Hmmm..gitu ya…

“Iya, dan aku suka pake gaya repetisi. Jadi aku pengen berusaha meyakinkan orang yang baca tulisanku dengan penegasan alasan yang sebenarnya sama dan aku tulis berulang tetapi dengan kosa kata berbeda”

“Aku udah baca blog beberapa orang, okelah, aku akuin untuk blog pribadi lu bisa deh!” Terserah mau paka gaya gimana asal itu enak dibacanya. Aku pernah baca blog orang yang technical banget tapi dia bisa menjabarkan hal yang rumit jadi simpel karena analoginya yang sederhana.

“Yah, kalo gue sih pengennya dalam setiap tulisan ada sesuatu yang berkesan “misterius” (bukan mis-understanding apalagi miss universe)… Biarkan pembaca menerka sendiri ada apa dibalik tulisan itu.

“Ya, gakpapa..semua orang punya gaya sendiri”.

“Tapi sayangnya, gue sering gak menemukan klimaks dalam beberapa tulisan. Artinya gue gak merasa dapat akhir yang pas. Itu yang saat ini harus terus aku gali dan belajar.

“Menulis hal pribadi kan gak gampang, Vik…

“Hmmm, gue emang suka menulis hal pribadi tapi ya itu sekali lagi, gue gak mau itu diterjemahkan terlalu to the point, jadi harus berkesan “ditutupi”. Padahal sesungguh gak begitu”

“Hmmm….”

Diskusi berlanjut ke beberapa topik yang nanti mudah-mudahan aku bisa tuliskan lagi disini. Tapi paling tidak malam ini aku mendapat pelajaran dan semangat baru untuk terus bisa belajar menulis dan menulis. Terima Kasih.

Hits: 2365
Share