SMS Apop: “Vik, lagi ngapain, masih bosen sama hidup elu gak? Gue lagi mellow juga nih..hehhehe.. Biasa.. Mo dapet kali ye”… Halah… sms yang kayak dukun aja tepat sasaran banget, disaat aku cuman bisa memandangi langit tanpa bintang dari jendela kamarku. Bosen. Jenuh. Sebelumnya ada telepon dari Jolie. Singkat. Hanya mengabarkan kalau ia sudah berhasil menerobos bandara yang nyaris jadi tambak bandeng dan kembali ke Kampung Utan dengan selamat. Gak begitu penting. Apalagi ini sepertinya sudah telepon ke tujuh puluh tiga hari ini dari dia. Bukan masalah pulsa sih, tapi masalah kuping gue yang kayaknya nyaris bisulan denger suara dia yang cempreng itu. *peace, jol!!* (Luv you) 😀
Menghitung waktu, sudah berapa lama disini ? Di kamar yang indah ini? Sampai kapan akan disini? No.. No, bukan itu masalahnya, actually I love my job. Bukan jenuh dengan bumi Nanggroe, tapi jenuh sama apa yah? Hidupku, mungkin? Udak-aduk persis es campur. Bulak balik mikir lagi, apa ya?!! Seingatku selama ini hidupku memang lebih banyak gelombangnya daripada damai-nya. Tapi itu kan pelajaran hidup. Utak-atik mikir lagi; apa yah?! Kangen sama Bogor? Gak terlalu, kecuali merindukan hujan derasnya yang bisa mengantarku tidur hingga lupa bangun. Rindu hiruk pikuk Jakarta? Kayaknya gak juga, apalagi liat di TV, Jakarta lebih mirip rawa-rawa dibandingkan kota megapolitan. Terlalu sering bertemu orang-orang yang “salah”? Hemm… bisa jadi iya. Tapi melenakan otak dalam pikiran seperti itu hanya membuat adrenalin jadi turun, membuka pintu-pintu traumatis yang harusnya sudah dari dulu digembok rapat-rapat. Satu lagi, tentu saja aku takut dibilang tidak bersyukur. Ah, Capek. Lalu, apa??