Menyusun kembali memori yang pernah terjadi dan telah menjadi bagian dari hidupku di kota ini. Juni 1994 dengan kakek tercinta untuk pertama kalinya di sini. Hanya berat yang menggelayuti hati ketika harus melepaskan satu bagian dari cinta pertama  yang sempat membuatku memanjatkan doa untuk  kekuatan menjalani hari-hari yang terasa berat. Namun,  jauh di kemudian hari,  kusadari itu hanya sebuah kebodohan karena Bogor dan jiwanya telah memberiku keindahan lain. Baranangsiang, kampus, angkot, hujan, jembatan merah dan cerita-cerita di dalamnya yang akhirnya menumbuhkan cinta lain yang lebih indah. 

Read More

Hits: 1985

Ini satu kisah tentang persaudaran, cinta, kasih sayang, kesetiaan, perjuangan, balas budi, keajaiban, kepengecutan, penyesalan, penebusan dosa dan takdir (again!)  yang begitu luas tetapi digambarkan dengan sangat detail dengan karakter tokoh yang kuat oleh Khaled Hosseini. Mengaduk-ngaduk emosi hingga terkadang membuatku seakan tidak sanggup untuk melanjutkan membaca. Pesan sponsor pertama; jangan baca kalau takut sedih.   

Read More

Hits: 2365

Seorang kakak kelas ketika aku baru tiba di Aceh sempat bertanya; Eh, di kamarmu ada sarung, handuk lebar atau kain panjang, gak ?  Sebelum kujawab, kutatap matanya dalam-dalam, mencoba mencari arti pertanyaan ganjil itu. Mengerti kebingunganku, dia melanjutkan. Begini loh, Vik.. disini itu kan sering banget gempa, makanya di rumah harus selalu sedia kain panjang. Jadi misal nih, kamu mandi terus tiba-tiba terasa ada yang bergoyang-goyang, gak usah mikir lagi, langsung lari dan pake tuh handuk atau kain yang lebar.

Read More

Hits: 1916

Ini secuil cerita dari keseharian pekerjaanku di Banda Aceh. Sebagai bagian dari pengumpulan data proses rehab rekon di Aceh dan Nias, salah satu tugas divisiku adalah mendata semua proyek yang dilakukan oleh lebih dari 400 NGO yang beroperasi disini. Semua itu dituangkan dalam satu system online yang open public yang dinamai RANDatabase. Sejak tahun lalu, peng-update-an data yang continue dan mutakhir sebagai bekal pendataan asset hasil proses pembagunan pasca tsunami, dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pekerjaan ini. Apalagi sejak satu badan dunia  “mengutus” seorang Aid Advisor Coordinator khusus menangani bidang ini.

Read More

Hits: 2134

Maaf, jika sejak pertama kali kau temukan dia kepadaku, aku sudah merasa ia bukan orang tepat untukmu. Ketika itu, walau aku hanya mengintip dari kaca mobil, aku berujar tanpa sadar, “cari yang lain aja yah!” Sungguh itu bukan satu kesengajaan. Tapi, satu sisi otak bawah sadarku mengirim sinyal untuk mengatakan demikian.

Kini, tujuh bulan setelah itu, ketika dari hari ke hari hanya kekecewaan demi kekecewaan yang kau dapatkan. Hanya tangis yang memenuhi malam-malammu. Hanya ganjalan-ganjalan yang ada di hatimu. Hanya ketidakpastian yang kau temui. Hanya kemurungan yang memenuhi hari-harimu. Masih pantaskah kau tumbuhkan harapan itu di setiap langkahmu?

Read More

Hits: 3095

Susah rasanya mencari teman diskusi yang enak yang nyambung dan bisa setidaknya bisa meraba apa ide yang ada di kepala kita sebelum itu tercetus di ucapan. Dan buatku sendiri kadang-kadang memang lebih menantang menemukan teman diskusi dengan “aliran berbeda” , yang bisa membuat wacana berpikirku tidak seperti kacamata kuda.

Tapi malam ini, beda. Setelah sampai pada titik jenuh mendengar cerita soal tower, BTS, E-Proc, bandwith, traffic internet, virus, kelapa sawit hingga tiang listrik dan kabel putus, yang sulit banget nyangkut di otakku, Aku menemukan sisi-sisi dimana akhirnya banyak topik-topik yang yang lebih menarik dibicarakan dibanding ngurusin omelan bos di pasar induk dan kehidupan “lain” yang sudah kadaluarsa.

Read More

Hits: 2372

Kenapa sih akhir-akhir ini semakin banyak orang-orang yang meributkan tepatnya merasa kecewa setelah menonton film yang merupakan hasil adaptasi satu buku? Harry Porter yang banyak diprotes oleh penggemar bukunya karena film “tidak seindah aslinya”, lalu ada Da Vinci Code yang memang sedikit melenceng dari bukunya.  Kabarnya The Kite Runner yang terjual 8 juta copy di dunia dan diterjemahkan ke 42 bahasa, malah akan segera tayang di Jakarta. Ada juga buku-buku lokal seperti Jomblo (kalo yang ini sumpah, emang bagusan bukunya, buts its oke..), Cintapuccino, Dealova hingga Jakarta Undercover. Dalam hal ini, tentu saja yang mendapat sorotan adalah  buku-buku dengan kategori Best Seller.  

Mungkin masyarakat pembaca buku semakin kritis,  jika “kitab” yang diidolakan seolah berubah jalur karena ulah si sutradara. Cerita jadi kehilangan makna, terasa kurang renyah, tidak mewakili cerita sebenarnya bahkan ada yang berpendapat merusak bisa image buku yang sudah baik. Padahal sejak dulu sudah ratusan film yang diangkat dari buku. Sejak jaman Love Story  (upsss, sorry gue lupa, Frank Sinatra apa Andy Williams ya), trus ada Scarlet Ohara, Messenge in a bottle, Original Sin, Erin Brokovich hingga Bridget Jones Diary. Tapi herannya, setahu aku film-film jadul dan berkualitas itu tidak banyak menuai protes. Bisa jadi karena tidak banyak yang baca bukunya (karena memang belum booming pembaca buku),  jadi apa yang ditampilkan di layar perak dianggap penggambaran cerita seutuhnya.

Read More

Hits: 2400

Pertanyaan yang sulit, *secara* gue demennya curhat dan sering jadi tempat curhat orang. Lebih sulit, lagi gue suka ngember binti bocor.  Padahal kan ada curhat-curhat terlarang yang seharusnya jadi rahasia antara gue dan si pencurhat, kecuali kalo si pencurhat-nya juga suka ngember alias curhat sama semua orang.  Yang akhirnya jadi public secret alias rahasia umum. Ah, hidup yang sulit.

Ingat punya ingat,  berapa banyak rahasia besar dan kecil yang pernah gue tau baik sengaja maupun gak sengaja? baik rahasia pribadi ato pun rahasia orang? Wah, kayaknya banyak deh.  Dan kecenderungannya,  dasar perempuan biang gossip seringnya sih gue ceritain lagi sama orang lain meski pake embel-embel; “jangan bilang siapa siapa, yah!” Alhasil, gue jadi sering sebel sama diri sendiri. Kenapa gue gak bisa jadi orang yang dipercaya, itu kan amanat. Tapi, mikir lagi; apa emang bener itu salah gue? Gue malah jadi kasian sama orang yang suka curhat sama gue. Secara (lagi) udah tau gue ember bolong, gosip mania masih ajah mo coba-coba percaya.

Read More

Hits: 2007

(diadaptasi dari beberapa tulisan orang)

Aku  sebenernya agak lupa kapan pertama kali mendengar kata ini dan tidak ditempatkan sebagaimana kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Kalo gak salah sih, sekitar dua tahun lalu dan  orang pertama yang membawa kata itu masuk ke otakku, Andri alias si Opa. Lelaki infotainment yang sangat proaktif menyebarkan gosip gosip baru bahkan yang belum tayang di TV.  Lalu diteruskan oleh si Ibu  dan Jolie yang kayaknya gak lengkap ngomong tanpa secara. Malah kadang-kadang penyebutan secara melebihi konteks inti kalimatnya.  Intinya, entah darimana,  penempatan kata “secara” yang ganjil itu  secara tiba tiba menclok di berbagai kalimat. 

Dari penulusuran inbox email-email lama, ada satu email yang menyebutkan asal penggunan kata ini, konon pertama kali dipopulerkan oleh penyiar radio di MTV Trax FM yang sekarang dah ganti nama jadi TRAX FM.  Di I-Radio, kita bisa menikmasi alunan suara si Putri, yang demen banget ngomong kata ini. Tapi ada juga yang bilang ini bersumber dari bahasa kaum homo dan banci. Meski demikian kebeneran sesungguhnya belum bisa terlacak dengan pasti.  

Sementara itu, dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, berikut arti harfiah kata itu; 

1. sebagai; selaku; hendaklah kamu bertindak ~ laki-laki;
2. menurut (adat, kebiasaan); perkawinan akan dilangsungkan ~ adat keraton;
3. dengan cara; dengan jalan; perselisihan itu akan diselesaikan ~ damai;
4. dengan; hal itu diuraikan ~ ringkas;

Berikuta beberapa kutipan penggunaan kata secara yang diadaptasi dari berbagai media elektronik.

Read More

Hits: 2300

pusdatin.jpg andreabna.jpg

Kurang lebih dua minggu yang lalu ketika Apop ngabarin Andrea Hirata bakal ke Banda Aceh, senengnya luar biasa. Sebab, waktu doi “show” di Botani Square Bogor, infonya telat banget, pas nyampe Bogor dari Banda udah malem. Tapi tadi pagi, bisa juga ketemu sama si Ikal ini. Aku juga berhasil “menggembosi” temen-temen  terutama  Pusdatin crew yang tadinya gak minat banget, jadi ikutan nonton.  

Meski sempat diwarnai perdebatan masalah kostum, mulai dari kostum putri duyung, kostum barongsai (untuk mengingatkan Andrea akan Aling) hingga kostum pegawai kantor pos Bogor akhirnya tetep balik lagi ke “kostum standar BRR”.  Alhasil, jam 9 pagi teng, rombongan anak panti pasuhan itu pun sudah nangkring dengan manis di depan AAC Dayan Dawood Unsyiah.  Sayangnya, Wasi (lagi-lagi) gak bisa join karena pekerjaannya sebagai ketua kelas yang begitu menyita waktu (hiks…hiks…)  Untuk ukuran AAC yang kapasitasnya sekitar 800 kursi, acara itu terbilang sukses, apalagi di Aceh yang pembaca bukunya belum segila di kota-kota besar, sambutannya pun terhitung luar biasa.  Rombonganku pun sebagian besar dengan sedikit maksa dan ancaman ke panitia duduk di barisan pertama yang menjadi center ke panggung.  

Read More

Hits: 2989

Ih…senengnya akhirnya bisa pindah ke blog baru.. Kayaknya ini lebih enak di-explore dibanding yang dulu .  Alhamdulillah-nya lagi, dari blogspot ternyata bisa di-import kesini. Berhasil..berhasill.. yippie…

Hits: 690

Senin, 2 Juli 2007 Bandara Soekarno Hatta, Terminal 2F.
SMS Belyn “bentar lagi gue nyampe ya, cinta… lu tunggu aja depan KFC”. Trus gue telpon Jolie, jawabnya “Wewet,..tunggu aja napa!” Sementara aku berkeliling mencari mereka, Wiwin dan Baya rela nungguin koper segede kulkas yang kubawa. Pukul 7.30, tim pengantar jamaah haji itu pun lengkap. Jolie Recet, Belyn & Arlia (yang bela-belain bolos kerja demi gue, padahal alasan aslinya sih mau ke Dufan 😛 ) tak ketinggalan Baya dan Wiwin van Bogor. Padahal sumpah, gue gak mau dianter, gue takut sedih ninggalin mereka. *Acting doang* Lagian gue kan bakalan sering pulang dan pasti akan pulang.

Iseng-iseng buka HP, ternyata aku masih menyimpan beberapa “farewell sms” yang sayang kalo dihapus dan kuterima pada hari itu (kutipan asli)

Read More

Hits: 1728

SMS Apop: “Vik, lagi ngapain, masih bosen sama hidup elu gak? Gue lagi mellow juga nih..hehhehe.. Biasa.. Mo dapet kali ye”… Halah… sms yang kayak dukun aja tepat sasaran banget, disaat aku cuman bisa memandangi langit tanpa bintang dari jendela kamarku. Bosen. Jenuh. Sebelumnya ada telepon dari Jolie. Singkat. Hanya mengabarkan kalau ia sudah berhasil menerobos bandara yang nyaris jadi tambak bandeng dan kembali ke Kampung Utan dengan selamat. Gak begitu penting. Apalagi ini sepertinya sudah telepon ke tujuh puluh tiga hari ini dari dia. Bukan masalah pulsa sih, tapi masalah kuping gue yang kayaknya nyaris bisulan denger suara dia yang cempreng itu. *peace, jol!!* (Luv you) 😀

Menghitung waktu, sudah berapa lama disini ? Di kamar yang indah ini? Sampai kapan akan disini? No.. No, bukan itu masalahnya, actually I love my job. Bukan jenuh dengan bumi Nanggroe, tapi jenuh sama apa yah? Hidupku, mungkin? Udak-aduk persis es campur. Bulak balik mikir lagi, apa ya?!! Seingatku selama ini hidupku memang lebih banyak gelombangnya daripada damai-nya. Tapi itu kan pelajaran hidup. Utak-atik mikir lagi; apa yah?! Kangen sama Bogor? Gak terlalu, kecuali merindukan hujan derasnya yang bisa mengantarku tidur hingga lupa bangun. Rindu hiruk pikuk Jakarta? Kayaknya gak juga, apalagi liat di TV, Jakarta lebih mirip rawa-rawa dibandingkan kota megapolitan. Terlalu sering bertemu orang-orang yang “salah”? Hemm… bisa jadi iya. Tapi melenakan otak dalam pikiran seperti itu hanya membuat adrenalin jadi turun, membuka pintu-pintu traumatis yang harusnya sudah dari dulu digembok rapat-rapat. Satu lagi, tentu saja aku takut dibilang tidak bersyukur. Ah, Capek. Lalu, apa??

Read More

Hits: 1869