Selalu ada jalan menuju kebaikan kembali (There’s a way tobe good again)


Opini / Monday, February 25th, 2008

Ini satu kisah tentang persaudaran, cinta, kasih sayang, kesetiaan, perjuangan, balas budi, keajaiban, kepengecutan, penyesalan, penebusan dosa dan takdir (again!)  yang begitu luas tetapi digambarkan dengan sangat detail dengan karakter tokoh yang kuat oleh Khaled Hosseini. Mengaduk-ngaduk emosi hingga terkadang membuatku seakan tidak sanggup untuk melanjutkan membaca. Pesan sponsor pertama; jangan baca kalau takut sedih.   The Kite Runner bercerita tentang kehidupan dua anak Afganistan  (Hassan dan Amir) yang awalnya digambarkan datang dari kasta berbeda.  Sarat pesan moral ketika Hassan  berani mempertaruhkan martabatnya demi Amir yang kemudian merubah seluruh kehidupan keduanya.  Dan pengorbanan itu hanya mampu diungkapkan dengan kata-kata : Untukmu keseribu kalinya.   Sebagai pembaca buku tetapi bukan penikmat bacaan perang dan politik, aku mencoba mengabaikan dua hal tersebut yang sedikit menjadi latar belakang buku ini. kite-runner.jpg

Kemudian, dihantui rasa bersalah dan penyesalan -tetapi berselubung jiwa yang pengecut- ternyata ada kuasa lain yang berkata.  Dua puluh tahun kemudian, dimana dunia bak roda yang berputar, pengorbanan lebih berat harus dilakukan Amir atas nama kesetiaan, penebusan dosa dan darah persaudaraan. Berhasilkah ?  Dan…. ternyata, selalu ada jalan menuju kebaikan kembali. Walau itu harus ditempuh dengan perjalanan ribuan kilometer dengan pengorbanan darah dan air mata.  Meskipun bersetting Afganistan dan Amerika yang jauh dari latar belakang Indonesia buku kecil ini tetap saja mampu mengukuhkan betapa tali cinta kasih adalah kekuatan universal yang kecil namun bisa mengubah segala hal besar di dunia. 

Lalu, siapa bilang selamanya film itu “lebih buruk” dibandingkan bukunya ? Meski tidak sedetil buku (tentu saja karena film terbatas), The Kite Runner versi layar perak bisa menampung semua point-point penting yang ada dalam top of mind pembaca bukunya.  Meskipun dibangun dengan plot yang melompat-lompat tapi tetap tidak keluar dari jalur buku. Tapi pesan sponsor kedua, tetap alangkah baiknya, habiskan dulu bukunya, baru nonton filmnya.  Oya, bukunya sudah diterjemahkan ke 42 bahasa dan si penulis sempat dianugerahi Humanitarian Award 2006 oleh UNHCR. Jangan lupa Bang Ikal pada Talkshow di Banda Aceh beberapa waktu lalu pun, sempat sedikit menyinggung buku bagus ini (Andrea Hirata, again!!!!!!)

 Hanya ada satu dosa yang paling besar di dunia, yaitu: Mencuri.

Kalau kau membunuh seorang pria; maka kau mencuri kehidupannya.

Kau mencuri seorang istri dari suaminya, maka kau juga merampok seoarang Ayah dari anaknya.

Kalau kau menipu, maka kau mencuri hak seseorang untuk mendapatkan kebenaran dan…

Kalau kau berbuat curang, berarti kau mencuri hak orang untuk mendapat keadilan. 

Pesan sponsor ketiga;  Maka janganlah “mencuri”, kecuali terpaksa 😀 

Thank you buat Mas Rizya yang sudah rela dititipin! Besok-besok lagi, ya mas!    

Hits: 908
Share

7 Replies to “Selalu ada jalan menuju kebaikan kembali (There’s a way tobe good again)”

  1. huhuhu embeerrr sediiihh euy.. aku belum baca bukunya maupun nonton filmnya.. namun dah liat preview dr filmnya.. yuuupp siap2 terharuuuuu biru menitikkan air mata..
    kayanya siy emaang highly recommended..

  2. […] Sunday, 25 December 2011 Share I left I piece of my heart, there.. Saya memang sangat jarang menulis ulasan tentang film. Selain karena saya bukan seorang movie freak, terkadang muncul perasaan gak pede kalo baca resensi-resensi orang yang (katanya) profesional dan ahli di urusan ini. Di blog ini, saya hanya pernah menulis beberapa hal soal film yaitu;  nonton India, laskar pelangi dan kite runner.  […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *