“Malam ini, saya tidak menunduk. Saya menatap lampu-lampu studio Indosiar yang terang ini, karena saya yakin suatu saat pasti akan kembali kesini.  Uang 100 juta hanya nominal yang akan habis di kemudian hari. Tapi setelah ini masih banyak yang akan saya lakukan, so tetap temani Saya”

Namanya Raim Laode, saya jatuh cinta saat pertama menonton audisinya melalui Youtube untuk Talent Show Stand Up Comedy. Pemuda berusia 22 tahun membuat saya hobi bolak balik nonton rekamannya. Komedinya renyah, cerdas, khas Indonesia dan mengandung kritik sosial. Ternyata saya tidak sendiri, ia digemari banyak orang. Dan tiba-tiba saja saya tidak mau terlewatkan satu episode pun penampilannya. 

Sampai akhirnya mata saya malam tadi berkaca-kaca. Seumur hidup yang bukan ABG alay lagi, baru kali ini saya begitu emosional akan hasil sebuah talent show. Raim Laode tereliminasi setelah diunggulkan oleh banyak pihak. Yah, harus diakui dua kali terakhir penampilannya memang bukan yang paling prima. Namun jika diukur rata-rata sejeblok-nya penampilan Raim Laode, masih tetap memiliki ambang bawah yang lebih baik dari beberapa kontestan lain. Masalahnya, ada kontestan lain -yang lolos”menurut saya” jauh sekali kualitasnya dibawah Raim. Materi kontestan yang satu ini, garing, tanpa pesan, tanpa wawasan dan (maaf) keliatan cetek. Harus diakui, pada beberapa penampilan sebelumnya, dia memang bagus. Tapi makin kesini, keliatan makin membosankan, tidak ada “isi” dan sangat monoton.

Dann…ternyata “Patah Hati” karena Raim tereliminasi jauhhh lebih sakit dibandingkan ketika tahu Jokowi mengeliminasi Menteri idola saya, Jonan dan Anis Baswedan. Serius!! Hahaha..

Yah, komedi memang masalah selera. Tapi bagi saya; komedi yang bagus itu: komedi yang cerdas dan berwawasan, bukan cuma lucu cengar cengir dengan subyek yang absurd. Dan semua itu ada pada Raim Laode. Mungkin dia memang “orang kampung”, tapi keliatan sekali pola pikirnya tidak “kampungan”.  Sementara tetangga sebelah? Entahlah…

Saya yang jarang banget nonton TV, awalnya berharap program ini, tidak sekedar komedi tetapi ada inspirasi dan pesan untuk anak-anak muda agar kian berkreasi, makin kenal negerinya dan makin cinta bangsanya. Raim membawa pesan itu, kehadirannya membuat kita jadi makin yakin bahwa Indonesia ini kaya. Dia pede dengan ketimurannya. Dia bangga akan asalnya. Sesuatu yang hampir langka dengan anak muda yang kini makin kebarat-baratan. Beberapa orang teman saya, bahkan penasaran banget hingga merencanakan ke Wakatobi. Bahkan, ada teman saya yang baru tau bahwa Wakatobi itu terletak di Sulawesi Tenggara bukan di Papua. Hahaha..

Setelah eliminasi itu, sosial media pun ramai. Saya pikir hanya saya yang kecewa dengan hasilnya. Saya pikir saya ini penonton biasa, saya gak ngerti teknik tenik nasihat juri. Saya taunya cuma; lucu, terhibur dan terselip “pesan” di dalamnya. Twitter penuh dengan ungkapan kekecewaan, kesedihan bahkan bully-an terhadap juri. Juri memang pakar, tapi di komedi, menurut saya JURI SESUNGGUHNYA ADALAH PENONTON! Anggaplah kami ini orang awam, tidak paham teori penilaian stand up comedy. Tapi saya kira juri harusnya cukup cerdas untuk menambah bobot acara ini dengan memilih peserta yang pantas ke babak final. Ada idealisme juri yang ternyata digadaikan (mungkin) demi…entahlah demi apa…

Dan.. kompetisi adalah tetap kompetisi. Ada yang kalah, ada yang menang. Ada kompetisi yang sebenarnya, ada pula yang setting-an. Ada pula yang tak jauh berbeda dengan sinetron drama. Kompetisi pun bukan akhir justru awal dari dunia yang sebenarnya. 

Hanya sedikit saya sayangkan, kenapa anak-anak seperti Raim tidak diberi kesempatan lebih lama untuk lebih banyak menginspirasi melalui ajang ini. Sadarkah sudah begitu banyak porsi telah kita berikan kepada selebgram yang gaya hidupnya jauh dari tata krama bangsa kita. Sementara, ada Raim dan (mungkin) Raim lain dan Raim selanjutnya yang “terpaksa” turun panggung, karena penilaian yang entah dasarnya apa…

Finally, Tetap semangat Raim, ini cerita manis untuk awal yang lebih manis. Indonesia bangga punya anak muda seperti kamu. Jangan lelah memberi inspirasi bagi banyak anak negeri. Maju terus! Saya yakin kamu bahkan jauh jauh lebih baik dari para juara. 

 

 

Hits: 1598

“Sabar ya, ini mesti dipukul-pukul biar bulu babi-nya keluar” kata petugas hotel. Sementara Saya masih tetap berusaha tenang sambil menahan perih. Ifan, teman perjalanan Saya, malah menyarankan untuk segera googling. Padahal boro-boro googling, bahkan sinyal sms pun susah!! Dasar orang kota!! Apapun masalahnya, solusinya cuma satu: googling!

Nah.. kebayang gak sih rasanya keinjek bulu babi? Buat yang biasa main ke laut, berenang saja maupun snorkeling apalagi diving, pasti tau banget nih ranjau satu ini. Hewan laut bernama internasional Sea Urchin ini memang pembunuh berdarah dingin. Dari jaman masih kuliah di Fakultas Perikanan yang praktikumnya sering ke laut, bulu babi adalah monster yang harus dihindari. Keinjek dikit, duri-duri tajamnya bisa masuk ke dalam kulit, bikin nyeri, badan panas dingin dan racunnya bisa membunuh. Serius!

Dua bulan lalu.. saat jalan jalan ke Pantai Ora, di Maluku saya kena kecelakaan kecil. Ceritanya, selepas eksplor Desa Saleman, di hari kedua kami pindah ke Ora Beach Resort. Biar  merasakan liburan agak berkelas gitu loh! Secara lumayan mahal sih, buat satu malem nginep di disini. Ketika kapal kecil kami merapat di darmaga resor tersebut, sontak semua teman-teman segera mengangkut barang-barangnya ke kamar karena tidak ingin menunggu untuk menikmati air biru tosca Ora yang memancing siapa pun untuk nyebur.

dari google
dari google

Kamar di Ora Beach, asyik banget.. bikin betah berlama-lama (apalagi buat yang honeymoon…upsss..) Dasarnya saya emang mental asisten RT, ketika teman-teman saya sudah sibuk nyari spot snorkeling, saya masih asik bebenah bagasi dan rapih-rapihin kamar (yang padahal sudah rapih) plus menikmati matahari dari kamar saya. Dilala, ketinggalan-lah gw!

Ah, gak masalah..kan saya biasa snorkeling sendirian. Nggak perlu juga jauh-jauh… toh di bawah kamar pun bisa tinggal loncat kok! Dan inilah pangkal awal cerita. Saya nekad nyebur, tanpa pakai pelampung, tanpa fin…Toh dalamnya paling cuma setinggi dada orang dewasa… Eh, sial! belum sampai 10 menit tiba-tiba..Nyesss.. serasa ada yang menusuk-nusuk telapak kaki kanan saya.  Udah pasti deh, ini bulu babi pikir saya. Cepat-cepat saya naik ke jalanan bambu yang menghubungkan antar kamar. Rasanya sih ketusuknya hanya dalam beberap detik, ternyaataaa banyak banget bulu babinya, saudara-saudara!! Syerem deh..

Beberapa tahun yang lalu, di Sabang Aceh saya juga pernah mengalami kejadian serupa. Tapi karena cuma satu duri saja yang menancap, mengeluarkannya pun tidak ribet. Sudah umum diketahui, step pertama adalah menghilangkan racunnya. Gimana caranya? Dikencingin alias dipipisin! Boleh pake air pipis sendiri atau kalau ada yang mau jadi volunteer pun boleh. Hehehe…  Kenapa? Karena air seni yang mengandung amoniak memang ampuh mematikan racun bulu babi.

Tak berapa lama, petugas hotel (yang sepertinya merangkap P3K) mendatangi saya. Ia membawa kayu gede yang mereka sebut kayu kapah kapah lengkap dengan jarum dan botol alkohol. Ternyata menurut kebiasaan disana, anggota tubuh yang terkena bulu babi harus dipukuli hingga berdarah. Beneran dipukuli loh! Katanya, ini bertujuan agar mengeluarkan bulu babi menjadi lebih mudah, karena rongga kulit akan terbuka. Alhasil, saya yang awalnya masih bisa cengengesan, benar-benar merasa kesakitan. Bukan karena sengatan bulu babi, tapi karena pukulan kayu kapah tadi. Ampun banget….

dipukul dan dicungkil...
dipukul dan dicungkil…

Setelah 30 menit berkutat dipukuli dan dicungkili, ternyata bulu babinya  tetap tidak keluar. Dari sekitar 20 buah duri yang menancap, tak satupun berhasil tercungkil. Bahkan beberapa duri hanya meninggalkan lubang yang berdarah. Akhirnya saya pun menyerah. Saya bilang ke petugas hotel dan pemandu kapal kami. Adakah dokter atau mantri di dekat-dekat situ? Mengingat itu hari Sabtu dan sudah sore, kemungkinan Puskesmas sudah tutup. Satu-satunya alternatif adalah mantri desa. Singkat cerita, saya dibawa dengan kapal menyebrang kembali ke Saleman untuk menemui Mantri Desa.

Mantri Desa buka praktek di rumahnya yang hanya sekitar 50 m dari bibir pantai. Di rumah kayu khas Saleman ini, ia juga membuka warung. Ketika menunggu, saya berbincang dengan beberapa penduduk asli. Seorang Bapak, menertawakan Saya. Dengan santai Ia bilang: “Wah…saya sih sudah bisa, tiap malam juga kena!” Yah, wajar, karena pekerjaan si Bapak ini memang nelayan. Sambil bercanda Ia melanjutkan, mungkin dirinya sudah kebal, cukup dengan air kencing, dan dipukul-pukul biasanya sudah hilang sendiri. Ada lagi Ibu-ibu yang mengusulkan lebih baik disuntik, dijamin mantap dan bisa main bola lagi besok. Saya tertawa, keramahan mereka membuat sakitnya pun jadi tidak terasa. Kata mereka, masih untung kena bulu babi yang berwarna hitam. Ada bulu babi berwarna biru dan ungu yang racunnya lebih mematikan. Untung sih untung..tapi kan tetep aja sakit…:p

Tibalah saat bertemu Pak Mantri. Ia orang Ambon asli, wajahnya datar, tanpa ekspresi, tidak ada basa-basi, bahkan bertanya kenapa pun tidak. Hmmm…sejujurnya agak kurang meyakinkan sebagai mantri. Ia hanya menawarkan untuk disuntik agar bulu babi keluar dengan sendirinya dan tidak perlu dicungkil-cungkil lagi. Saya menurut saja, sambil memastikan bahwa jarum suntik yang digunakan masih baru.

Eng..ing..eng.. tau kan rasanya ketusuk bulu babi ? buat yang belum pernah silakan dicoba deh.. TAPIII… itu belum seberapa jika dibanding suntikan Pak Mantri. Suntikan yang tepat di telapak kaki itu.. SAKITNYAA LUAR BIASAAAA… bisa 100 kali lipat dibanding kena bulu babinya sendiri. Saya sampe tinggal diem dan udah gak bisa nangis (saking sakitnya). Setelah 5 menit akhirnya rasa sakitnya mereda. Pak Mantri memberi saya semacam parasetamol dan antibiotik, katanya buat jaga-jaga kalau demam.

Kami pun kembali ke Ora. Ajaib,.. dalam waktu 15 menit saja, nyerinya hilang blasss!!  Ternyata bulu-bulu babi itu luruh sendiri akibat disuntik. Pak Mantri memang joss! Meskipun jalan saya masih terpincang-pincang dan sedikit diperban, besok paginya saya sudah bisa main main di laut lagi. Ya, tau gitu kan tadi gak usah pake drama pemukulan ,..kan???

korban bulu babi...
korban bulu babi…

Cerita selesai?! Belum. Sepulang dari Ora, selama dua minggu saya tetap menghabiskan antibiotiknya untuk membersihkan racun. Di minggu kedua, kok berasa ada yang aneh di telapak kaki kanan. Kesenggol dikit, seperti ada beling yang menancap. Iseng saya ke klinik di kantor. Jrenggg…ternyataa masih ada sebatang bulu babi di di telapak kaki Saya. Rupanya ia betah dua minggu dibawa kemana-mana. Melintas Maluku, Sulawesi hingga tiba di Pulau Jawa.

Lalu Bu Dokter bilang, jika posisinya terlalu dalam, saya harus dibius dan dilakukan operasi kecil. Duh, tiba tiba terbayang wajah Pak Mantri yang sudah “menganiaya” saya dua minggu sebelumnya. Takut banget,.. disuntik lagi.. Alhamdulillah, setelah dicek sekitar 30 menit, tidak perlu dibius dan sebatang bulu babi itu pun keluar dengan manis…

Pyuhhhh… Akhirnya..drama ini pun benar-benar berakhir… 🙂

Hits: 4075

Sering sekali saya tulis di blog ini, bahwa Yogyakarta adalah salah satu kota yang membuat saya “feel hommy”. Mungkin karena Saya dilahirkan di kota ini, tapi tentu saja karena banyak hal lain. Atmosfer Yogyakarta yang nyaman dan bersahabat membuat siapa pun tidak enggan untuk berkali kali datang kemari. 

Enaknya, Yogya menawarkan semua jenis akomodasi, dari level backpacker hingga hotel berbintang. Dari makan di kali lima hingga makan gaya bintang lima. Apapun gaya liburan kamu, dijamin Yogyakarta menyediakan semua pilihan. Nah, beberapa waktu lalu, sekali kali dong mencoba gaya libur horang kayaah.  Saya menginap di Hotel Grand Aston Yogyakarta, hotel berbintang lima ini terletak di Jalan Urip Sumohardjo 37, Yogyakarta. Lokasinya sangat strategis, terletak di tengah dan dekat dengan berbagai obyek wisata. Ada 141 kamar termasuk suites yang disediakan pihak hotel, dan semuanya didesain dengan elegan. Sementara untuk tipe suites, hotel ini memberikan tiga tema unik yang berbeda yaitu tipe Jawa, Cina, dan Barat. 

674_453_astonyogyakarta_WesternSuiteMainRoom
source: aston-international.com

Seperti jaringan hotel Aston lainnya, fasilitas Grand Aston Yogyakarta pun tak kalah menarik. Saffron Restaurant, merupakan tempat makan utama, disini disajikan berbagai makanan nasional dan internasional. Uniknya di restoran ini pun disediakan penjual jamu tradisional. Bukan cuma botol-botol jamunya loh, ini si embok pedagang jamunya pun ikut melayani para tamu.

Kemana-mana, saya selalu ditemani laptop kecil saya. Pas banget, saat malam saya nongkrong di Vanilla Sky Bar yang berada di lantai 9. Tempat ini menyediakan minuman ringan seperti kopi plus makanan ringan sebagai teman ngopi dan menulis. Pada waktu-waktu tertentu, Vanilla Sky Bar juga menyediakan Live Music dan Live DJ sebagai hiburan bagi para tamu. Sayangnya, ketika Saya mampir, Live Music-nya sedang tidak main. Ada dua bagian di bar ini, yaitu indoor dan outdoor. Indoor keren, outdoor juga pastinya keren, karena kita bisa melihat pemandangan kota Yogyakarta di malam hari.

source: aston-international.com
source: aston-international.com

Seperti hotel bintang 5 pada umumnya, Grand Aston Yogyakarta juga dilengkapi kolam renang dengan tempat bersantai dan sundeck untuk berjemur. Setelah capek keliling Yogya, kita bisa santai disini atau menikmati layanan pijat tradisional Jawa dan Spa di Pejamata Spa.

Banyak lokasi-lokasi menarik dekat hotel ini diantaranya; Ambarrukmo Plaza. Pusat perbekanjaan setinggi tujuh lantai ini memiliki lebih dari 200 toko. Mulai dari toko buku, toko pakaian, kosmetik, dan juga terdapat pusat perawatan badan dan kecantikan. Di Plaza ini juga ada arena bermain anak, food court, plus bioskop pastinya. Gedungnya, meskipun memiliki design gaya Jawa klasik namun interior yang digunakan cukup modern dan mewah. 

Tidak jauh dari situ, apalagi kalau bukan Malioboro. Siapa sih yang tidak kenal jalan yang sudah jadi maskot Yogyakarta. Turis asing maupun lokal selalu menyempatkan untuk mendatangi jalan Malioboro. Sehingga rasanya tak lengkap jika berkunjung ke Yogyakarta tapi tak mengunjungi Jalan Malioboro. Jalan sepanjang 2,5 km tak pernah sepi dari wisatawan. Di sisi kanan dan kiri jalan bisa ditemukan berbagai macam penjual makanan, souvenir, pakaian, pelukis, dan banyak hal unik lainnya. Di Malioboro juga ada wisata sejarah Benteng Vredeburg; museum yang berisi berbagai macam benda peninggalan masa perjuangan.

Pokoknya, Malioboro adalah miniatur kehidupan Yogya. Batik, becak-becak tradisional dan makanan-makanan khas Yogya semua ada disini. Pastikan kalau pulang dari Malioboro, tidak lupa untuk membeli oleh-oleh khas Yogyakarta seperti batik, bakpia, yangko, geplak, gudeg kering, dan masih banyak lagi.!

soure: www.inditourist.com
soure: inditourist.com

Nah, ini dia tempat yang kaya nuansa seni bernilai tinggi. Kenal Affandi kan… Museum ini memiliki koleksi hasil karya pelukis tanah air yang sangat terkenal itu. Dilengkapi pula dengan karya pelukis-pelukis lainnya. Museum ini empat galeri, dua studio, dan Café yang bernama Café Loteng. Selain lukisan, disini juga terdapat barang barang berharga Affandi semasa hidupnya, seperti mobil yang dibentuk seperti ikan.

Museum Affandi Source: Pegipegi.com
Museum Affandi
Source: Pegipegi.com

Mumpung di Yogya, sempatkan juga berkunjung ke  Taman Pintar Yogyakarta yang memadukan antara rekreasi dan edukasi anak dalam saty tempat. Terdapat banyak arena bermain yang memiliki sarana edukasi yang baik. Selain edukasi, ada juga penjualan buku, theater empat dimensi, taman, dan juga museum. Taman Pintar ini sangat cocok bagi anak usia dini untuk memacu imajinasi dan meningkatkan ketertarikan kepada ilmu pengetahuan.

 

Source: www.reportaseharga.com
Source: reportaseharga.com

Itulah sedikit ulasan tentang Hotel Grand Aston Yogyakarta dan tempat-tempat menarik di sekitarnya. Kamu bisa pesan sekarang, mumpung liburan masih lama. Hotel ini rekomendasi banget buat yang liburan dengan keluarga, rasakan liburan yang mewah, nyaman dengan harga yang terjangkau. Dijamin, biarpun lelah keliling Yogya, setelah kembali ke hotel, kita pasti akan merasa lebih fresh dan siap kembali bekerja dengan ide-ide segar!

Hits: 1085

“Gue mau ke Penang, minggu depan”…kataku ke seorang teman.

“Oh ya, siapa yang sakit?” responnya.

Begitulah, bagi sebagian teman-teman terutama yang bermukim di Medan dan Aceh, ke Penang aka. Pineng identik dengan berobat. Tidak heran, selain pelayanan kesehatan disana diakui banyak orang lebih baik (dan lebih murah), secara geografis jarak Medan, Aceh ke Penang memang lebih dekat. Kalau ke Jakarta butuh terbang sekitar 3 jam-an, ke Penang kurang dari 1,5 jam saja. Belum lagi sekarang makin banyak pilihan pesawat langsung kesana. Tapi…sekarang saya bukan mau cerita tentang Rumah Sakit di Penang, loh!

senja di Penang
senja di Penang

Saya sudah beberapa kali jalan-jalan ke Malaysia, tapi untuk negara bagian Penang, ini adalah kali pertama. Kepergian (ciyee kepergian…macem bahasa puisi) saya minggu lalu, memang dalam rangka sebuah short weekend gateway. Jika biasanya barengan para backpacker atau budget traveler kemarin bersama Ibu Ibu “Sosialita” kantor. Kalau biasanya dengan rombongan ber-carrier segede gaban lengkap dengan peralatan snorkeling, kali ini dengan Ibu-ibu berkoper cantik warna-warni. Jika biasanya dengan teman-teman blogger berkamera besar profesional, kemarin dengan Ibu-ibu ber HP canggih. Dan kalau biasanya dengan teman-teman yang tanpa kostum liburan yang jelas (baca: amburadul) kali ini dengan rombongan Ibu Ibu yang liburan dengan dresscode! Serius!!

blog18
heboh, tapi seru…

Dulu-dulu kalau ke Malaysia, saya jalan sendiri ngalor ngidul dan tidak menggunakan jasa travel. Nah.. kali ini, Ibu Ibu yang baik baik tadi membuat perjalanan lebih ter-organisir dengan semua yang sudah dipesan lebih dulu. Pun karena ini private tour jadi kami ber-8 bisa mengatur sendiri itinerary-nya. 

Tapi itulah yang membuat liburan kemarin berbeda! 

***

Kesan pertama ketika tiba di George Town, Ibukota Penang adalah: Bersih Banget. Hampir tidak ditemui pedagang kaki lima yang buka lapak sembarangan dan menganggu pemandangan. Lalu lintas yang teratur dan nafas kota wisata yang sangat terasa. Sama seperti Malaka, Penang juga kaya dengan bangunan heritage yang dijaga dengan baik. Bedanya, Malaka itu kental dengan bangunan Portugis sementara Penang sering disebut perpaduan tempat berpadunya tiga budaya sekaligus yaitu Inggris, Tiongkok dan Melayu dengan campuran budaya India yang kuat. Salah satu jalan di pusat kota dijuluki Harmony Street, karena di jalan ini berdiri gereja, kelenteng dan Masjid yang didirikan oleh muslim India. Kata driver kami, Penang bahkan lebih ramai di hari libur karena kunjungan turis, dibandingkan hari kerja.

Kami mampir ke beberapa tempat wisata seperti Museum Pinang Peranakan, Kek Lok Si Temple, Bukit Bendera, Armenian Street hingga Taman Kupu Kupu. Museum Pinang Peranakan akan saya ceritakan dalam tulisan tersendiri.  

kupu kupu di Enthopia
kupu kupu di Enthopia

Tujuan pertama kami dihari kedua adalah Kek Lok Si Temple. Mungkin ini adalah salah satu kuil Budha terbesar di Asia. Bangunannya terletak di perbukitan dan untuk sampai di puncaknya, kita harus menumpang trem kecil. Kuil ini sangat megah, luas dan terkesan mewah.  Di salah satu sisi, terdapat jejeran batu berwarna kuning emas, yang nampaknya menjadi perlambang para dewa. Jalan menuju lokasinya memang berkelok kelok, kalo gak kuat bisa membuat mabok. Mirip-mirip deh sama jalanan menuju tulisan Hollywood di LA (Los Angeles bukan Lenteng Agung) Dan…Alhamdulillah, saya sudah beberapa kali gitu  ke LA (eh…intermezzo sombong dikit..). 

Kek Lok Si Temple
Kek Lok Si Temple

Kami juga melipir ke Bukit Bendera, Penang Hill. Saya pikir,  ini cuma perbukitan biasa. Ternyata kontur, lokasi, pemandangan bahkan trem-nya mirip dengan The Peak di Hongkong. Dari ketinggian sekitar 700 dpl, kita bisa melihat pemadangan Pulau Pinang. Keren banget! Sepertinya sih, ini juga salah satu peninggalan Inggris. Tempatnya dikelola sangat baik, bersih, rapih, modern dan meninggalkan kesan yang dalam. Di bukit ini saya belajar (serius amaat sih..), bahwa Malaysia sangat sangat serius mengelelola pariwisata-nya. Padahal dengan lokasi dan kontur serupa, saya yakin di Puncak atau Lembang bisa dibuat obyek yang sama.

view di Penang Hill
view di Penang Hill

Dari semuanya, saya paling terkesan dengan Armenian Street. Namanya memang berbau Rusia, tapi akulturasi tiga budaya tadi sangat kental terasa disini. Bisa dibilang inilah pusat turis di Malaka. Jalan kecil yang panjangnya kurang dari 500 meter ini, menyajikan gedung gedung tua cantik, kelenteng antik dan mural-mural yang jadi ciri khas Penang. Bangunan-bangunanya diperkirakan sudah berdiri sejak abad ke18-19. Sebagian besar memang sudah direnovasi, tapi tidak membuang ciri khas lama-nya. Rumah-rumah toko bertiang kokoh berarsitektur Eropa, dibuat warna warni bervariasi. Ornamen-ornamen tiongkok menghiasi berandanya. 

satu toko unik di Armenian Street..
satu toko unik di Armenian Street..

Padahal nih ya,..mural-mural di Armenian Street itu biasa banget, entah kenapa jadi begitu tenar. Mungkin karena banyak foto (editan) yang viral yang kemudian mengundang orang untuk antre foto di satu lokasi.

antre foto depan mural yang tak seberapa...
antre foto depan mural yang tak seberapa…

Kalau saya lebih melihat Armenian Street sebagai bagian dari perkembangan peradaban. Harus diakui, Tiongkok adalah satu satu peradaban tertua di dunia yang membuat banyak keturunannya tersebar hampir di seluruh belahan dunia. Coba deh sebutin, mana sih kota besar di dunia yang tidak memiliki China Town? Penang pun memiliki China Town sendiri, namun Armenian menjadi lebih kaya karena berbagai budaya yang menjadi satu. 

Wefie Armenian Street
Wefie Armenian Street

Oya, secara gw “enganged” banget sama Aceh, di dekat Armenian Street ada jalan dan Mesjid Aceh. Memang disini banyak warga keturunan Aceh yang bermigrasi. Bahkan ada kampung nelayan yang isinya orang Aceh semua. Wajar karena itu tadi…secara geografis keduanya memang berdekatan.

blog8
Masjid Aceh

Soal kuliner, makanan paling tenar sejagad raya Penang namanya nasi kandar.  Awalnya saya kira, mungkin makanan ini dulunya dipopulerkan oleh Iskandar (ngarang banget….) hahahaha.. Kemudian tenar dengan nama Nasi Kandar. Ternyata saya salah!! Nasi kandar ibarat sebutan buat nasi padang, terdiri dari bermacam lauk pauk yang rempah dan bumbu Hindi-nya sangat terasa.  

antre nasi kandar
antre nasi kandar paling tenar se-Penang

Penang adalah penghasil durian terbesar di Malaysia. Gak heran deh bermacam-macam jenis durian dijajakan disini. Selain dibudidayakan, daerah pesisir Pulau Pinang sendiri adalah kebun durian original. Kami yang awalnya cuma pengen nyoba satu biji, keterusan hingga 3 biji. Enak sih.. Isi daging yang tebal, varian yang beragam, dari yang super manis hingga agak pahit semua tersedia. Yummy!

blog7 

Nah, bagian paling absurd neh, namanya jalan sama rombongan Ibuk-Ibuk, dilala gw lebih banyak jadi tukang foto. Yah, itung-itung cari pahala. Beneran, rombongan jalan-jalan kali ini foto-foto selfie dan wefie-nya bisa masuk MURI. Sampe-sampe foto landscape lokasi amat sangat sedikit, karena ternyata ponsel kamera saya penuh dengan foto wefie. Hahaha..

tukang foto karbitan..
tukang foto karbitan..

***

Terakhir, memang harus diakui, pariwisata kita harus harus belajar banyak dari Malaysia. Tahun lalu, pendapatan Malaysia dari Pariwisata  mencapai USD 21,8 miliar bahkan melampaui Singapura dan sangat jauh dari Indonesia yang hanya sekitar USD 9.8 miliar. Padahal destinasi wisata kita adalah yang terbanyak di Asia Tenggara. Malaysia mampu mengemas potensinya yang sebenarnya biasa-biasa saja dengan luar biasa. 

Tempat yang bersih, teratur, biaya yang murah dan masyarakat yang sudah sadar wisata menjadi kekuatan mereka. Satu lagi, mungkin promosi sih…yang membuat orang berduyun duyun datang kemari. Mau bicara promosi pariwisata digital, silakan buka Kama Digital Nusantara disini!

Ayooo..belajar dari Malaysia!

Hits: 1019

“Laper banget, tapi malas keluar dan lagi nggak punya duit!” Kalimat tersebut mungkin sering kamu dengar, bahkan kita ucapkan ketika jam makan siang atau malam tiba. Bagaimana ingin makan di restoran, wong belum gajian dan malas gerak alias mager. Lalu apa solusi yang tepat untuk kondisi seperti ini?

Pernahkah terbersit untuk menggunakan catering  konsumsi harian? Mungkin sebagian dari kita sudah pernah menggunakan jasa ini. Nah, buat yang belum.. tak banyak yang mengetahui terdapat manfaat “tersembunyi” dari menggunakan jasa catering harian. Mau tahu apa saja manfaat tersebut? Cek penjelasan di bawah ini, yuk!

Jasa Catering Menghemat Pengeluaran

Coba hitung, berapa pengeluaran kita setiap bulannya? Jika belum termasuk biaya makan, berarti jadi lebih besar lagi. Untuk kita-kita yang orang kantoran, pastilah ditambah pula dengan acara ngopi-ngopi bersama teman untuk menhindari stress akibat tumpukan pekerjaan.  Nah, jika sering pula makan siang ke restoran atau cafe, harga makanan pasti lebih mahal karena dibebankan biaya pajak dan service yang tinggi. Belum lagi jika ditambah pesan minum, yang seringkali bahkan lebih mahal daripada makanannya! Bikin bangkrut deh!

Namun berbeda soal jika menggunakan jasa catering. Mereka sudah memiliki standar harga yang sesuai dengan makanan yang disajikan. Kita juga gak perlu keluar ongkos buat menuju cafe atau restoran. Dengan sistem pembayaran catering yang jelas, kita menghemat biaya pengeluaran hingga 2 juta per bulan! Lumayan kan, uangnya selain bisa ditabung, juga bisa dipakai buat piknik! Yeay!!

Jasa Catering Menghadirkan Variasi Makanan

Pernah mengalami kebosanan yang tak terhingga saat makan di restoran favorit ? Ya, walaupun makan di restoran favorit, tetap saja kita bisa dihinggapi rasa bosan. Lain ceritanya jika menggunakan jasa catering. Pengusaha catering sudah menyusun menu yang pas dan variatif untuk menghindari rasa bosan pelanggannya. Selain memberikan berbagai pilihan menu yang variatif, mereka juga memastikan makanan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Bahkan ada jasa catering yang menunya bisa kita atu sendiri loh!

Jasa Catering Memberikan Menu dengan Gizi Seimbang

Makanan yang dikonsumsi di restoran boleh jadi lezat dan nikmat, namun apakah makan tersebut menerapkan pola gizi seimbang dengan menghadirkan makanan 4 sehat 5 sempurna? Hemmm, gak tau deh… Tubuh kita membutuhkan perpaduan karbohidrat dengan sumber protein nabati, lengkap dengan sayuran dan buah-buahan di setiap makanan yang kita konsumsi. Jasa catering memastikan kita mendapatkan menu makanan dengan gizi yang seimbang. Jangan abaikan kesehatan hanya demi melahap makanan enak!

Jasa Catering Menjamin Ketepatan Waktu

Di tengah kesibukan  yang padat, rata-rata kita harus “menyelipkan” minimal 15 menit untuk makan. Untuk orang dengan kesibukan yang tinggi, mengatur jadwal jam makan adalah hal yang cukup sulit. Lalu bagaimana cara mengatasinya? Gunakan jasa catering dong! Dan kita selalu menyantap makanan tepat pada waktunya. Pelanggan catering dapat menentukan sendiri waktu dan lokasi yang sesuai untuk pengiriman. Jadi, gak ada lagi kelewat atau lupa makan akibat harus cari-cari dulu makanannya…

Jasa Catering Menjamin Kebersihan Makanan

Makan di luar, entah itu di kantin atau restoran pasti menggugah selera makan.  Padahal kebersihan makanan yang disajikan di tempat tersebut belum tentu terjamin! Jasa catering memastikan makanan yang kita konsumsi bersih dan sehat.  Sekarang makin banyak catering sehat yang selain enak juga bisa membantu program diet dengan tetap mengutamakan kecukupan gizi.

Setelah membaca manfaat “tersembunyi” dari menggunakan jasa catering, lalu dari mana kita bisa mendapatkan jasa catering yang terpercaya tersebut? Sejasa.com sebagai marketplace jasa No.1 di Indonesia dapat menghubungkan Anda dengan penyedia jasa catering profesional terpercaya. 

sejasa

Uniknya di Sejasa.Com calon pelanggan bisa mengkustomisasi catering sesuai kebutuhan.  Isi form dan request di web-nya, sesuaikan dengan kebutuhan dan budget masing-masing. Biar gak beli kucing dalam karung, lihat dulu review dan  portofolio penyedia jasa di halaman business profile, sehingga kita dapat memilih penyedia jasa catering yang terbaik!  Tinggal tunggu penawaran berupa estimasi harga dari beberapa penyedia jasa catering. 

Hits: 937

Sejak beberapa tahun ini, bagi Saya batik ibarat seragam sekolah. Bayangin aja, dalam satu minggu, saya wajib 3 kali menggunakan batik ke kantor. Alhasil, koleksi batik saya sekarang lumayan banyak.  Hebatnya, batik sebagai warisan leluhur kini bukan lagi dianggap baju resmi Indonesia. Kalau dulu dianggap seragam kondangan atau baju resmi Pak RT, kini batik makin dekat dengan kita. Sudah umum di setiap sudut jalanan kita melihat orang menggunakan batik. Kerennya lagi, modelnya pun kian beragam.

Seiring dengan berkembangnya mode saat ini, kain batik tidak hanya digunakan sebagai pasangan dari kebaya atau pakaian tradisional saja, namun banyak designer yang sudah menggunakan batik sebagai bahan dasar rancangan mereka. Belakangan batik sedang banyak diminati juga oleh kalangan muda dikarenakan modelnya yang beragam, coraknya yang lebih “muda” dan warna-warnanya yang makin bervariasi. Harus kita tahu, bahwa batik itu tidak cuma berasal dari Jawa loh, hampir seluruh daerah di Indonesia punya batik. Kaya kan negeri kita ?

Hampir semua model pakaian gini sudah menggunakan batik, mulai dari mulai kemeja, jaket, hem, celana bahkan rok batik wanita saat ini lagi hits banget. Dari model resmi hingga santai. Rok batik juga bisa dijadikan pilihan yang tepat untuk digunakan di berbagai macam acara dari resmi hingga santai. Ada beberapa model yang bisa jadi pilihan kamu menggunakan batik, sekaligus tips agar menggunakan batik tidak monoton.

Kain batik untuk Rok

Belakangan ini banyak tutorial untuk memakai kain batik menjadi rok tanpa harus dijahit terlebih dahulu, cara ini memang cara yang paling mudah dan simple untuk menggunakan kain batik yang kamu punya. Selain itu kamu juga bisa memakainya di acara-acara formal, ataupun santai. Padanannya pun bisa kebaya semi formal, blouse ringan bahkan cardigan.

batik1

Celana batik

Selain dibentuk sebagai rok, kain batik juga dibentuk menjadi celana. Bagi kamu yang tomboy pasti lebih senang menggunakan model ini karena simple dan membuat kamu jadi lebih mudah bergerak. Kalau dulu celana batik cuma jadi pakaian tidur, kini naik pangkat bahkan bisa digunakan untuk acara resmi tergantung potongannya. Buat kamu yang suka traveling, saya rekomen banget nih punya koleksi celana batik. Selain ringan, lembut, gampang kering, pilihan warna-warna cerah juga bakal bikin foto kamu instagramable!

Dress

Cara ini mungkin agak sedikit unik, namun sudah banyak artis dan beberapa fashion blogger yang membuat tutorialnya. Kamu bisa mem-variasikan kain batik kamu sebagai dress, mulai dari neck dress, atau one shoulder dress. Dress batik dalam potongan sederhana sudah lazim digunakan sebagai pakaian kerja. Biar terlihat lebih formal, kamu bisa menambahkan blazer warna senada.

Dari berbagai pilihan model serta tutorial memakai kain batik yang ada saat ini pasti akan membuat kamu lebih mudah untuk menentukan model dari kain batik sesuai dengan keinginan kamu. Memakai kain batik menjamin penampilan kamu terlihat lebih menarik dan elegan.  Bagi kalian yang lebih senang membeli rok, atau kemeja batik bisa juga dilihat di mataharimall.com untuk berbagai macam koleksi batik.

Hits: 692

“Nonton Rudi Habibie yuk”, kata saya ke seorang teman saat kami sama-sama bingung mau melakukan apa di sebuah akhir pekan bulan lalu.

Upss, dua setengah jam tak terasa berlalu. Saya menengok arloji, sudah menjelang tengah malam rupanya. Rasanya belum ingin beranjak dari kursi empuk sinema ini. Masih belum ingin meninggalkan Reza Rahardian yang memainkan lakonnya begitu apik di film itu. Reza benar-benar menjelma menjadi Habibie muda dengan kobaran nasionalisme yang tertular pada Saya. 

Setelah film usai, saya bergegas meng-update sosial media saya. Tidak sabar ingin menularkan rasa cinta kepada negeri yang mendadak menjalari sekujur tubuh Saya. Saat yang sama, sebagian teman-teman saya justru enggan menonton film Indonesia, karena menganggap film lokal tidak sekeren film Amerika yang penuh efek canggih mengagumkan. Mungkin mereka lupa, ini bukan soal film, tapi tentang seorang yang turut membesarkan bangsa ini.

***

Sekitar delapan belas tahun lalu, Ia pernah memimpin negara ini walau hanya selama 512 hari. Tampuk pemerintahan “mampir” padanya setelah gejolak besar terjadi dan memberi perubahan luar biasa pada Republik ini. Sebelum itu, jabatan Menteri Riset dan Teknologi menjadi jabatan yang melekat bertahun-tahun padanya sejak Ia kembali dipanggil pulang untuk mengabdi ke tanah kelahiran. 

Kala benda bernama pesawat terbang masih jadi barang langka dan mewah sebagai moda transportasi, Habibie bahkan sudah membuat dan merakit sendiri pesawat untuk negeri ini. Sederhana, baginya gugusan kepulauan Nusantara yang luas ini hanya dapat terhubung dengan industri kedirgantaraan yang mandiri. Konteks yang sama pernah dicetuskan Patih Gajah Mada ketika bersumpah Palapa, bahwa Indonesia adalah Nusantara. Habibie meneruskan cita-cita itu dengan membangun mimpi menghubungkan Indoensia melalui pesawat ciptaannya.

Habibie pun menjelma menjadi merek bagi manusia Indonesia yang jenius. Ketekunan, keuletan dan kegigihannya mengilhami banyak orang. Terlebih kecintaanya pada Indonesia yang membuatnya memilih kembali mengabdi pada negeri, walaupun Jerman sudah menganugerahi warga negara kehormatan karena paten-paten yang Ia hasilkan untuk industri aerodinamika penerbangan.

 

Memang, perjalanan hidup Habibie tak selamanya mulus dan tak bergelombang. Kehilangan figur Ayah di masa kecil, dibesarkan oleh Ibu yang single parent dan berjuang sendiri menuntut ilmu di negeri orang bukan perkara yang mudah yang harus dilalui Habibie Pun ketika berhasil menduduki kursi orang nomer satu di negara ini. Cibiran, penolakan hadir dari berbagai lapisan karena Habibie sejatinya bukan dibesarkan dari politik. 

Pada masanya, Ia berprestasi dalam diam. Mungkin orang mengira Habibie cuma tahu soal pesawat terbang dan teknologi. Tidak lebih dari itu. Namun di kurang dari dua tahun pemerintahannya, Ia menelurkan berbagai peraturan yang hingga kini berpengaruh signifikan bagi Indonesia. Masih ingat, nilai dollar yang naik hingga 500% pada 1998? Cuma Habibie yang dalam waktu singkat mampu mengawal penurunannya menjadi ke Rp6700 saja. Habibie hadir saat Indonesia dalam kondisi sakit parah. Ekonomi kacau, politik amburadul dan masyarakat kian lemah. Habibie ada di masa transisi besar bangsa ini. Masa yang kemudian menjadi salah satu milestone paling penting sejarah bangsa.  

Ah, sungguh…saya malas dan muak dengan politik!  Walau para politikus itu berkampanye (katanya)  atas nama rakyat, selalu ada kepentingan lain atas nama kekuasaan dibaliknya. Tiga puluh tahun berkuasa, Eyang meninggalkan begitu banyak prasasti kebaikan dan meninggalkan dosa-dosa masa lalu. Para suksesornya seluruhnya orang-orang hebat, namun akhir-akhir ini, semua seakan kembali berebut panggung.  Maju ke depan kembali dan lagi lagi atas nama rakyat.  Entah itu demi masa depan partai, entah karena masih belum puas atas kekuasaan

Namun Habibie berbeda. Pidato Pertanggungjawabannya sebagai Preseiden RI pada 1999 memang ditolak MPR, tapi itu bukan menjadi alasan  mundur untuk berkontribusi. Bola matanya yang besar, seolah  ingin menunjukkan semangatnya yang menyala-nyala. Dijembataninya seluruh kepentingan. Tidak memihak, tidak sibuk mencari-cari kesalahan pelaku politik. Habibie sadar, di usia senjanya sudah sepatutnya Ia mendorong generasi yang kini berjuang mengisi kemerdekaan. Habibie jauh dari riak-riak kepentingan satu golongan. Ia ada di setiap kondisi yang membangkitkan semangat, motivasi dan inspirasi. Ia berpikiran terbuka, pandangannya jauh ke depan. tidak terdoktrin cara-cara lama. Bagi saya Habibie adalah Bapak Bangsa Generasi Millenium. 

Sementara tanpa disadari, kita hidup di generasi yang nyaris kehilangan figur. Kita ada di masa ketika selebgram (sebutan pengguna aplikasi instagram dengan ribuan pengikut) justru menjadi idola dan panutan. Baru-baru ini seorang artis Amerika komplain dengan panitia konsernya di Jakarta, yang tidak memperbolehkannya menggunakan baju terbuka. Gara-gara itu, katanya Ia tidak dapat berekspresi secara maksimal. Aspirasi yang dituliskan di akun sosial media -dengan lebih dari 90 juta pengikut-, justru didukung oleh penggemarnya di Indonesia. Mereka ikut-ikutan mem-bully negara sendiri yang seharusnya mereka banggakan karena punya prinsip dan budaya. Banyak anak-anak muda kemudian yang dimanjakan teknologi namun lupa menghasilkan karya. 

***

Minggu lalu, senang rasanya bisa mengunjungi Pameran Foto Habibie sebagai penghormatan terhadap Ulang Tahun beliau yang ke 80. Acara ini bertajuk Pameran Foto Habibie dan Gebyar Aneka Lomba yang diselenggarakan berbagai komunitas yang tergabung dalam Friends of Mandiri Museum.  Pameran ini dibuka untuk umum mulai 24 Juli – 21 Agustus 2016 di Museum Bank Mandiri, Kota Tua.

Sosok cerdas, nasionalis dan penuh cinta dirunut dalam rangkaian foto yang bercerita. Bangga masih ada juga komunitas anak muda yang menjadikan Habibie sebagai panutan bagi negeri.  Habibie adalah inspirasi yang sebenarnya.

 

 

Hits: 650

Kalau bisa dapat harga murah, kenapa harus beli yang mahal? Betul gak? Dengan frekuensi traveling yang cukup kerap, memesan hotel melalui internet menjadi pilihan saya beberapa tahun terakhir ini. Praktis, murah dan mudah. Lebih asyik lagi banyaknya situs yang menawarkan memesan kamar hotel secara online membuat harga makin bersaing yang tentunya akan menguntungkan kita sebagai pelanggan.

Nah, akhir-akhir ini dengan kondisi kantong yang mepet, hasrat buat liburan sulit terlawan. Iseng-iseng saya mengecek Pegipegi.com yang memang sudah jadi langganan Saya. Dari sekian banyak situs pemesanan hotel, harganya yang lebih murah dan pilihan hotelnya banyak. Bahkan hotel-hotel baru yang belum terdaftar di situs lain, sudah ada di Pegipegi.Com.  Tidak usah traveling jauh-jauh, saya sering sekedar mampir satu-dua hari untuk menyegarkan suasana ke kawasan Puncak di Bogor atau leyeh leyeh di Bandung. Beberapa waktu lalu saya malah memesan hotel di Semarang dan Yogyakarta untuk mampir sebentar setelah menghadiri sebuah pernikahan. Jadi lebih super irit lagi, karena Saya perginya rame-rame yang artinya bayar kamar pun bisa sharing. Duh, ini sih udah emak-emak tapi masih bergaya anak kos… Uniknya lagi, dengan menjadi anggota Pegipegi.com, kita terus mendapatkan potongan jika membagi pengalaman kita melalui situsnya. Never ending diskon deh!

 

jangan lupa piknik!
jangan lupa piknik!

Baru-baru ini saya diberi tahu oleh seorang teman tentang situs Paylesser.Com. Ternyata situs yang bermarkas di India ini sudah menjalin banyak kerjasama dalam bentuk pembelian voucher diskon dengan berbagai e-commerce di Indonesia. Dan salah satunya Diskon Voucher Pegipegi Indonesia. Yess!! Rejeki anak sholeh banget nih! Hehehe.. Jadi deh short escape saya bulan lalu di Bandung menggunakan Paylesser voucher juga.  Paylesser juga bekerja sama toko-toko online terkenal di Indonesia, tidak hanya pembelian tiket dan hotek untuk traveling. Jadi jangan khawatir, kita bisa dapet paylesser voucher untuk barang-barang yang mungkin selama ini kita idam-idamkan. 

payless1

Mau nyontek resep hemat ala saya?  Yuk, hunting Diskon Voucher Pegipegi Indonesia !! Cukup ikuti langkah-langkahnya. Sekarang lagi ada ada promo potongan hingga 50% di beberapa destinasi utama wisata di Indonesia. Plus bisa juga sekalian mencari potongan untuk beli tiket kereta api. Untuk pemegang kartu kredit dari beberapa bank, silakan juga dicek. Lumayan loh! Menghemat biaya traveling sama dengan kita bisa jalan-jalan sepanjang tahun. Yeay!!

payless2

Hits: 731

Satu setengah tahun yang lalu, saya sudah pernah merencanakan untuk mengunjungi Pantai Ora ini. Sudah siap tiket, tinggal packing tiba-tiba kepergian itu batal, karena saya harus mengikuti proses akhir pekerjaan yang sekarang. tentu saja keputusan mendadak itu membuat Ifan, sahabat saya kecewa berat. Tak disangka, satu bulan yang lalu, Ifan menawarkan lagi, untuk kesini.  Mumpung waktunya pas banget sama liburan, akhirnya bertepatan dengan hari kedua Idul Fitri, bersama tiga orang teman lainnya, kami pun meluncur ke Pulau Seram.

Di tulisan sebelumnya, saya sudah bercerita gimana melelahkannya untuk sampai ke Desa Saleman yang menjadi titik awal kami mengeksplore keindahan Pantai Ora dan sekitarnya. Tapi, baru mencium wanginya air laut saja, rasa capek akibat perjalanan lebih kurang 15 jam dari Jakarta, menguap seketika. Sungguh, Saleman membuat saya jatuh cinta.

fffff

Hari pertama, kami menginap di sebuah homestay penduduk yang sangat nyaman di Saleman. Keluarga Bang Andre pemilik “Moluccas Tour” homestay, bahkan yang mengatur seluruh akomodasi islands hoping, antar jemput ke Masohi plus menjadi guide kami selama disana. Lebih mantep lagi, karena makanan yang disajikan di homestay ini, super enak! Serius!! bahkan jauh jauh lebih enak dari makanan di Ora Resort. Hari kedua, demi merasakan “maskot” pantai ini kami pindah ke Ora Beach Resort. Memang harganya lumayan merogoh kocek, untuk seorang budget traveler seperti saya. Tapi apa yang kita rasakan dan temukan disana, dijamin spektakuler. Hanya ada kurang dari 10 cottage di atas air di resort ini. Harganya dihitung per orang bukan per kamar. Fasilitas yang didapat makan 3 kali, jika perlu bisa sekaligus dengan antar jemput dari dan ke Masohi plus pelayanan islands hoping di seputar Ora.

best home ever...
best home ever…

Di bawah kamar, ikan dori berenang bergerombol kesana kemari. Selama ini  semua  cuma saya lihat dari film animasi Amerika; Finding Dory. Di bagian lain sekelompok ikan bergaris garis yang dengan santai menghampiri manusia yang duduk di pinggir darmaga. Di tepi pantai, kumpulan ikan kecil-kecil seperti teri bisa ditangkap semudah menciduk air dengan gayung. Deuhhh kayaknya enak banget dibikin perkedel! Sepanjang mata memandang, air biru toska tanpa gelombang dan cuaca cerah membuat langit makin biru. Semua itu dilengkapi dengan latar belakang pemandangan bak kalender; bukit karang yang dipenuhi hutan tropis. 

hhhhhhh

Saya baru saja pulih dari sakit gejala typus ketika berangkat ke Ora. Namun, ketika melihat tenangnya biru laut, ada hasrat untuk segera menikmati air dan pemandangan bawah lautnya. Agak ragu-ragu juga awalnya, bukan karena gak bisa berenang dan nerpes (baca: nervous), tapi kepikiran sampai Jakarta harus makan lagi obat yang buanyakk. Namun seperti ada kekuatan magis akhirnya byurrr…nyebur juga! Lupa deh sama  yang namanya sakit! (Dont try this at home!)

IMG-20160710-WA0055

Islands hoping di Ora bukan cuma melihat indahnya taman bawah laut, tapi paket komplit dengan kontur atas lautnya. Tebing-tebing tinggi menjulang membentuk lekukan-lekukan eksotis dan gua-gua laut yang menantang untuk dieksplore. Ketenangan air laut Ora dan sekitarnya membuat siapa pun bisa menikmati sejuknya air laut disini. Tidak perlu khawatir ada ombak besar, bahkan di beberapa tempat, dasar laut yang dipenuhi pasir putih nampak jelas dari permukaan. Ibarat kolam raksasa yang menyatu dengan laut lepas.

must have picture..
must have picture..

Ada banyak spot yang menarik untuk islands hoping di Ora. Pada beberapa titik sudah dibangun semacam gazebo di tengah laut, sebagai titik awal snorkeling. Tebing tebing karang tinggi memanjakan mata dan sangat instagramable. Uniknya, banyak gua-gua di tengah tebing yang lautnya sangat dangkal dan asyik banget sebagai tempat berendam. Lokasi paling menantang adalah spot yang sering disebut “Gua Tebing”. Gua ini serupa kolam kecil berada di bawah tebing dengan kedalaman laut sekitar 6-8 meter. Untuk masuk kesini kita harus melewati bawah tebing, yang artinya harus menyelam beberapa detik dan harus super hati-hati, agar kepala tidak terbentur ujung bawah tebing. Kalau mau berfoto, harus diambil dari sisi lain, oleh orang yg sudah pengalaman, karena harus naik ke bagian tebing yang lebih tinggi dan menyerupai jendela. Hati hati ya!

Gua Tebing
Gua Tebing

Satu hal yang sangat otentik dari Ora adalah kandungan air tawarnya yang banyak. Mungkin karena dikelilingi banyak gunung, mata air tawar sebagai kebutuhan pokok jumlahnya sangat berlimpah. Tidak ada air payau sedikitpun. Ajaibnya ada satu mata air yang disebut penduduk sekitar; mata air Belanda. Letaknya tepat di pinggir pantai dan menyatu dengan air laut! Bayangin, di tengah gelombang pantai, ada air tawar yang melebur dengan air laut. Mata air besarnya hanya sekitar 10 meter dari tepi pantai, kita bisa mandi dan berendam disana. Lucunya suhu air tawar ini dinginn bangett, sangat kontras dengan air laut yang hangat. 

berendam di air tawar super dingin..
berendam di air tawar super dingin..

Duh,Tuhan, maafkan..saya hampir lupa.. kalau Engkau-lah Sang Maha Arsitek di muka bumi ini 🙂

Buat yang senang hiking atau treking, banyak lokasi cihuy yang bisa dijajal di Ora. Saya sempat ikut rute pendek, treking sekitar 10-15 menit di salah satu tebing. Memang semua tebing, lokasinya terjal dan berbatu tajam. Tapi, ketika tiba di puncak, huaaaaa… pengen rasanya gak pulang karena mata dan hati tidak henti-hentinya terkagum-kagum atas surga yang tersembunyi ini.. 

nongkrong cantik abis treking..
nongkrong cantik abis treking..

Terakhir, buat yang bertanya-tanya gimana kesini (sebenernya udah banyak yg nulis juga), ini saya kasih ancer-ancernya. Dari Jakarta naik pesawat ke Ambon (rata-rata via Makassar), ambil penerbangan malam agar bisa tiba di Ambon pagi harinya. Saya sarankan pilih penerbangan Garuda, harganya tidak beda jauh dari Lion namun yang pasti lebih nyaman, karena kita perlu saving energy yang cukup menuju Ora. Dari Bandara Pattimura, menuju Pelabuhan Tulehu (bisa sewa mobil) sekitar 30 menit lanjut menyebrang ke Pulau Seram dengan kapal cepat (hanya ada 2 kali sehari). Dari Pelabuhan Masohi di Pulau Seram masih perlu waktu sekitar 2,5 jam untuk tiba di Saleman. Bagi yang suka mabok, siapin diri baik-baik..karena jalanannya berliku, meliuk-liuk, naik turun dan berbatu.  

Total tiket pesawat PP sekitar Rp2,5-3 juta PP. Kalau sendirian atau berdua, sangat disarankan ikut open trip alasannya biar lebih hemat, itinerary-nya jelas dan bisa dapat teman baru. Kalau mau pergi berkelompok, bisa arrange sendiri dengan kisi-kisi yang tadi saya jelaskan. Total jenderal siapin kocek yang “aman” sekitar 5-6 juta untuk perjalanan 3 hari 2 malam (plus satu malam perjalanan).

Kalau perlu bantuan, jemputan dan lain-lain, silakan kontak Bang Andre di 0853-54506962! Dijamin memuaskan!

 

 

 

 

Hits: 1851

Desa Saleman. Masih lekat di ingatan, beberapa jam sebelumnya pesawat kami mengalami turbulensi cukup hebat, hingga selama 1,5 jam perjalanan Makassar-Ambon lampu seat belt tidak sekalipun mati, bahkan beberapa kali Pilot mengumumkan untuk tidak beranjak dari kursi, walaupun cuma untuk lavatory.

Selanjutnya, dua setengah jam terombang-ambing di lautan dari Pelabuhan Tulehu, Ambon menuju Dermaga Amahai di Masohi Pulau Seram. Baru kali ini rasanya naik kapal cepat dengan guncangan yang lumayan dahsyat. Beberapa tahun lalu saya sempat merasakan hal yang sama ketika bertolak dari Derawan menuju Tarakan. Namun baru kali ombak lautan membuat saya nyaris mabuk.

“Gue yang sudah empat kali kesini, baru sekarang ngalamin kejadian kayak gini” kata Ifan yang mengajak saya jalan-jalan kesini.

kapal

Belum selesai merasakan sisa-sisa mual akibat amukan Laut Seram, kami harus melanjutkan perjalanan darat Masohi-Saleman selama kurang lebih 2,5 jam. Awalnya sih jalannya mulus, lancar dan lurus. Tetapi selepas kawasan Waipia memasuki wilayah Saleman, jalanan berbatu, berkelok kelok tajam dan naik turun di tengah hutan belantara harus dilalui. Yes, inilah turbulensi ketiga! Lagu Broery Pesolima yang diputar Bang Andre sepanjang perjalanan sama sekali tidak mengurangi rasa mual dibarengi kantuk karena perjalanan malam yang menghabiskan waktu lebih dari 15 jam dari Jakarta. Dan nyaris tanpa tidur!

blog2

Tetapi semua itu terbayar lunas saat kami tiba di Saleman. Desa kecil ini adalah titik pangkal menuju Pantai Ora yang ditempuh 10 menit menyeberang dari sini. Topografi Seleman yang berada diantara hutan dan pantai di Teluk Ambon membuat desa terpencil ini dikaruniai pemandangan yang sempat membuat saya berpikir untuk tidak mau pulang. Rasa lelah, mabuk, penat, kantuk dan pegal-pegal selama perjalanan yang cukup panjang itu, tiva-tiba hilang begitu saja.

***

Desa Saleman hanya berpenduduk sekitar 700 jiwa. Sebagian besar dari mereka beragama Islam, tidak heran ada dua masjid di desa ini. Uniknya, sistem pemerintahannya masih mengikuti adat, dimana pemimpin mereka disebut Raja, dan hanya keturunannya yang dapat menjadi penguasa disini. Konon karena perebutan kekuasaan, Saleman terbagi menjadi dua wilayah yang berdampingan.

blog9

Raja kami, bernama Raja Ali Arsyad Makatita” kata Bang Andre sambil menghirup kopi di sore itu. Dalam struktur pemerintahan resmi, Raja disetarakan dengan Kepala Desa. Di Maluku, konsep pemerintahan yang diselaraskan dengan hukum adat seperti ini sudah sangat jamak dilakukan.

Kami tinggal disini selama dua hari ke depan. Keluarga Bang Andre yang memfasilitasi perjalanan kali ini menyambut kami dengan ramah. Ayah Bang Andre masih berdarah Sumatera, sementara Ibunya adalah orang asli Saleman. Lantai dua dan tiga rumah mereka disulap menjadi homestay yang super nyaman. Ibu Bang Andre jago memasak, lengkaplah sudah kebahagian kami karena setiap hari disuguhi makanan enak.

blog8

“Oya, kita harus ke ujung desa”, kata Ifan. Ada rumah ABRI yang bertugas menjaga Saleman dan beberapa desa lain dari kerusuhan antar suku, agama dan golongan disini. Ada sekitar 10 orang ABRI yang dinas disana, terkadang mereka juga diperbatukan untuk menjaga laut yang berbatasan langsung dengan perairan Filipina ini. “Kami disini bergiliran bertugas dan tidak pulang selama satu tahun” ujar salah seorang personil. Untuk menambah kesibukan, Bapak-Bapak ini menanam sayur mayur di pekarangan. “Lumayanlah, karena sayuran termasuk barang langka di desa ini” kata mereka. Dedikasi terpancar jelas di wajah mereka yang begitu ramah dan bersemangat atas kunjungan kami.

IMG-20160710-WA0024
Bersama bapak ABRI penjaga perdamaian dan perbatasan. NKRI harga mati!

Paginya saya berkeliling Saleman. Melihat dari dekat rumah-rumah penduduk asli yang sebagian besar masih terbuat dari kayu. Tanpa ragu, saya menyapa penduduk yang mulai beraktivitas di pagi itu. Tidak ada tatapan aneh dan curiga, senyum bersahabat yang mengembang dari Ibu Ibu yang menjemur pakaian bayi, menandakan desa kecil ini ramah dan terbuka kepada para pendatang. Di depan rumah terjemur cengkeh-cengkeh yang akan dijual. Ya, mata pencaharian utama mereka memang bertani cengkeh. Hanya sebagian kecil yang berprofesi sebagai nelayan. Mungkin karena penghasilan berdagang cengkeh lebih menguntungkan dari nelayan.

blog1

Jangan tanya teknologi canggih. Listrik saja hanya menyala di malam hari. Hanya ada satu provider telekomunikasi pelat merah yang beroperasi, itu pun paling banter cuma bisa buat SMS. Tidak ada game online, hanya anak-anak kecil berlarian di tanah berpasir pantai sebagai jalanan kampung. Di satu sisi terlihat sekelompok lelaki bergotong royong membangun tenda bambu untuk sebuah hajatan.

blog16
wake up every morning with this view 🙂

Sambil ngobrol di depan kamar, saya mengamati tiga bukit karang yang mengapit Saleman. Rolessy, Hatumalulohon dan Kelinanti.  Ketiganya seolah melindungi Saleman dari pengaruh buruk dunia luar. Bukit-bukit itu berpayung kabut abadi menyatu dengan birunya langit. Sementara di sisi berlawanan, sepanjang mata memandang, laut biru dan hijau toska berpadu membuat pandangan lepas tanpa jarak, membuka semua relung hati, membuang semua gundah dan menggantinya dengan perasaan damai, nyaman dan tenang. Asal tau ajah, sebuah penelitian menyebutkan, mendengarkan deburan ombak dan menatap birunya laut dapat membantu meningkatkan kecerdasaan.

Di tengah kampung berdiri sebuah Masjid dengan suara azan yang memenuhi setiap sudut desa. Ada rasa yang berbeda. Rasa yang sama sekali belum pernah saya rasakan di Jakarta.

blog5

Kata seorang teman, ada emotional feeling, ketika sunrise menjadi saat yang paling dinantikan dan ketika sunset menjadi waktu terbaik untuk merasakan megahnya ciptaan Tuhan. Dan, Saya menemukan semua itu di Saleman.

Saya Jatuh Cinta…

Untuk yg mau ke Saleman dan Ora, sila kontak Bang Andre Kamaruzzaman 085354506962

Hits: 3432

Kalau masih bisa mudik, mudiklah. Biarpun ribet, macet, mahal dan capek. Karena pada saatnya nanti, saat semua sudah terpisah, berkumpul dengan keluarga menjadi sesuatu yang sangat mewah

Siang ini saya seharian di rumah, menonton TV yang hampir seluruh siarannya berisi berita arus mudik. Ah, baru sadar sudah berapa lama saya tidak ada dalam rombongan itu. Beberapa tahun lalu saya masih merasakan mengantri hingga belasan jam di Pelabuhan Merak untuk menyebrang ke Bakauheni. Mobil kami berdesak-desakan dengan ribuan kendaraan lain. Saking penuhnya, untuk membuka pintu mobil pun tidak bisa. Kebelet pipis ? Yah, silakan keluar lewat jendela. Serius loh! Di masa kuliah tidak kalah parahnya. Namanya mahasiswa yang hidup pas-pasan, saya pernah mudik dengan bis ekonomi tanpa AC dan kaca jendela yang tepat di kursi saya copot. Jadilah selama perjalanan yang hampir 24 jam itu, saya tertampar-tampar angin malam dan udara lepas.  Masuk angin deh, ketika sampai kampung. Ketika bekerja di Aceh, saya juga pernah mudik dengan rute yang lumayan. Banda Aceh-Medan-Jakarta-Palembang disambung 5 jam perjalanan darat ke Lahat. Pake pesawat terbang memang, cuma namanya musim liburan, bandara pun tidak ubahnya terminal bis. Apalagi, saat itu tiket pesawat Banda Aceh tujuan Jakarta habis. Terpaksalah saya transit di Medan hingga setengah hari lamanya.  Tidak heran kalau saya sering sekali tiba di rumah menjelang Sholat Ied.  

Kalau pun sekarang sudah lebih mampu dan mudik pasti pakai pesawat, ternyata saya merindukan masa-masa itu. Berdesak-desakan dengan sejumlah oleh-oleh buat handai taulan, macet, antri lama seolah tidak berarti jika ingin berlebaran bersama keluarga. Bahkan tidak sedikit yang mudik dengan menantang bahaya. Bermotor dengan keluarga dengan barang bawaan yang tidak sedikit dan jarak tempuh ke kampung yang hingga ratusan kilometer. Malah, tetangga teman saya yang seorang pengemudi bajaj, pernah mudik dengan bajajnya! Gila memang. Hebatnya orang Indonesia, mereka menjalani itu setiap tahun tanpa kapok dan bosan! Persiapan mudik, mulai dari mencari tiket hingga menyiapkan oleh-oleh terkadang malah melebih persiapan ibadah puasa itu sendiri. Kalau pun sekarang moda dan infrastruktur transportasi kian dibenahi, namun itu tidak mengurangi “kehebohan” ritual tahunan ini.

Family Time
Family Time

Sekarang kondisi di keluarga saya sudah berubah. Setelah anak-anak sudah pindah, menetap jauh hingga ke luar negeri dan orang tua saya ikut salah satunya anaknya, rasanya keseruan mudik seperti yang dulu-dulu hanya sudah menjadi kenangan manis yang tersimpan di pigura-pigura foto di rumah Ibu Saya. Sedih? Pasti. Sampai tiba masanya, terasa sekali waktu bersama keluarga adalah hal yang paling mewah. Kerepotan dan kelelahan menjalani mudik ternyata tidak ada artinya jika kita menyadari kembali ke kampung halaman, berkumpul dengan sanak saudara adalah sesuatu yang sangat berharga. 

***

Data menyebutkan total pemudik atau migrasi orang saat lebaran rata-rata sekitar 26 juta orang per tahun. Saya yakin, jutaan pemudik tersebut menyadari indahnya kebersamaan di kampung halaman. Ya, memang ada sih yang niatnya mudik adalah untuk pamer kesuksesan. Tapi di sisi lain, hal itu justru memacu para perantau untuk bekerja lebih giat di perantauannya. Meskipun mudik juga terlihat konsumtif, tapi sejatinya mudik justru mampu menggiatkan perekonomian. Ada berapa banyak THR yang dibagikan ke keluarga di kampung? Ada berapa banyak perdagangan yang bergerak karena budaya ini? Namun yang perlu menjadi perenungan adalah; Indonesia memang terlalu luas ya… sehingga pembangunan di beberapa tempat khususnya Pulau Jawa, jauh lebih cepat dibandingkan daerah lain. Mungkin nantinya jika pembangunan sudah lebih merata, arus mudik tidak akan sedahsyat ini. 

Ah, apapun namanya…bagi saya mudik adalah berkumpul dengan keluarga. Setelah satu tahun berjibaku dengan pekerjaan yang terkadang menjemukan dan monoton. Mudik adalah hakikat kita agar tidak menjadi kacang yang lupa kulitnya. Mudik adalah momen untuk merasakan kebersamaan, yang bisa saja tidak terulang lagi. Yuk Mudik!

Hits: 1277

“Haa? Lo dapet duit dari ngeblog?”  

Seorang teman kayaknya cukup kaget mendengar penuturan saya, setelah saya mentraktirmya menikmati secangkir cappucino hangat yang nikmat. Beberapa tahun yang lalu saya juga agak kaget ketika ada yang mengontak saya, menanyakan rate sponsorship di blog ini. Karena saat itu saya belum tahu apa-apa tentang hal ini, dilala saya malah balik bertanya apa alasannya memilih blog saya. Lalu si sponsor memberi gambaran nilai rupiah berdasarkan beberapa indikator seperti Page Authority, Page Rating, Alexa Rating dan lain lain. Loh, loh..ini bikin saya bengong lagi.. Lah, hewan apa tuh? Sumpah saya mah nulis ya nulis aja! Sama sekali belum terpikir, kalau tulisan kita bisa dipantau dan dianggap berprospek oleh pemasang iklan.

Tapi itu cerita dulu. Hehehe.. Dari sana saya mulai tertarik mengikuti perkembangan dunia blogging. Ikut komunitas blogger dan sedikit demi sedikit mulai belajar tentang SEO (Search Engine Optimization). Kalau dulu nulis juga asal-asalan, makin kesini makin belajar menulis yang menarik, tanpa menghilangkan style saya menulis Saya. Tapi itu semua saya lakukan bukan semata karena mengejar uang. loh! Memang..so far, dari blog ini saya sudah bisa dapet uang buat ngopi-ngopi sambil nulis. Belum apa-apa sih, di luar sana, banyak blogger profesional yang bisa menghasilkan uang jutaan dari blog. Namun saya belajar, ternyata hobi saya ini juga bisa menghasilkan uang asal tahu caranya.

Sebuah majalah Pemasaran yang terbit di Jakarta, beberapa bulan lalu menyebutkan bahwa kini format blogging cenderung dinilai lebih powerful dibanding iklan biasa. Pemasang iklan mulai melirik blogger untuk memasarkan produknya. Tidak melulu harus dagang, popularitas sebuah website juga bisa dikatrol oleh blog. Oleh karena itulah, eebsite-website e-commerce dan non e-commerce berebut tampil di halaman pertama Google. Caranya gimana? Dengan memperbanyak penempatan link pada blog-blog yang setema dengan produk mereka.

Tidak itu saja, maraknya trend jalan-jalan, selfie dan kemudian diposting di sosial media, membuat blogger makin dilirik oleh pelaku pariwisata. Mulai jamak, pemerintah maupun swasta mengundang sejumlah blogger untuk menulis tentang daerahnya. Sejumlah blogger diajak jalan-jalan dengan biaya yang ditanggung oleh panitia. Sebagai imbalannya mereka harus menulis tentang daerah wisata yang dikunjunginya dan memposting foto, status atau sejenisnya di sosial media. Makin banyak dibicarakan viral, makin besar peluang wisatawan untuk berkunjung. Menarik sih, apalagi buat saya yang memang seneng jalan-jalan gratis. Hehehe.. Bahkan saat ini, beberapa perusahaan pemerintah dan swasta yang dulunya terkesan kaku dan old school, makin melek menggunakan jasa blogger untuk mengkomunikasikan produk atau menguatkan branding-nya di masyarakat.

Perubahan yang sangat dinamis itu akhir-akhir ini justru banyak menggeser arti blogging itu sendiri. Banyak blogger yang mulai menjadikan tulisannya menjadi sebuah advetorial, lupa dengan review dan persepsi pribadi.  “Enak, ya.. lo masih bisa nulis dengan cara lo sendiri, tidak melulu ada titipan merek.  Kata seorang rekan yang juga blogger dan redaktur senior di sebuah majalah digital kepada saya. Padahal bedanya blogger dengan advetorial  salah satunya blogger harus mampu menghasilkan tulisan dengan persepsi sendiri dengan review yang jujur apa adanya. Saya sering menolak tawaran review produk-produk yang belum pernah saya gunakan. Sumpah, saya pernah ditawarin review lingerie dan pakaian bayi! Ini kok menghina jomblo banget yaa ? Untuk travel blogger, kini banyak bermunculan travel blogger profesional yang bayarannya sekali jalan-jalan bisa ngalahin gaji rata-rata bulanan manajer di perusahaan swasta!

Semua memang sah sah saja. Tapi tetap tidak boleh lupa, blogging pada dasarnya bukan reportase dan advetorial. Beri tempat masing-masing pada posisinya, jangan dicampur aduk. Tetap upayakan agar pembaca blog kita mendapat informasi sesuai porsinya. Tetap kritis, menginspirasi dan memberi kebahagian kepada pembacanya. Happy Blogging!

Hits: 956

Di sebuah kedai kopi dengan secangkir cappucino hangat, Saya mencatat beberapa beberapa aktivitas yang harus saya lakukan hari ini. Mulai dari membayar tagihan, merespon email-email klien, mengupdate website, belanja beberapa kebutuhan sehari-hari, membeli tiket liburan saya bulan depan hingga mengirim beberapa pesanan teman. Beberapa tahun lalu, saya tidak membayangkan jika kini semua itu bisa dilakukan hanya dengan jari, sembari duduk santai mendengarkan musik.

***

Teknologi yang mengubah dunia

Kesibukan, keterbatasan waktu dan kompleksitas aktivitas kita sehari-hari menuntut semua hal dapat dikelola dalam sebuah platform yang dapat digunakan dimana saja dan dipantau kapan saja. Kalau dulu komputerisasi sistem hanya digunakan sebagai repository (media penyimpanan data), kini pergerakan perkembangan sistem menjadi bagian penting sejak pengelolaan informasi hingga proses pengambilan keputusan. Pergerakan jumlah pelanggan, perubahan pembelian bahkan kondisi komplain customer bisa dipantau secara real time yang bisa berubah dalam hitungan menit. Tidak untuk pekerjaan-pekerjan strategis saja, hampir semua sisi kehidupan kini sudah menyatu dengan digitalisme. Seperti kegiatan saya pagi ini, pernahkah dulu kita berpikir,  dari membeli saham bluechip hingga membeli nasi bungkus bisa dilakukan cukup dengan satu jempol saja?!

Media Sosial pun mulai naik pangkat, kalau dulu “cuma” dianggap buku harian personal digital, kini menjadi bidang yang digarap sangat serius oleh berbagai perusahaan swasta bahkan pemerintah. Pernahkah dulu Anda berpikir ocehan kecil kita di twitter ternyata bisa mempengaruhi satu perusahaan mengambil keputusan penting?  Kumpulan  status, ocehan, foto, pendapat, komplain itu menjadi bagian dari  big data, sebuah terminologi yang sedang hits di dunia teknologi. Sudah tidak aneh, saat ini mulai banyak perusahaan kecil maupun besar membuka jalur sosial media sebagai wadah untuk memasarkan produknya, berkomunikasi dengan pelanggan, memperoleh feedback, masukan hingga keluhan dari pelanggannnya. Bahkan beberapa lembaga pemerintah pun mulai terbuka melalui keseriusan mengelola  media sosial untuk membangun komunikasi dengan masyarakat terutama terkait pelayanan publik.

***

Kompetensi Digital Sebagai Kunci

Seperti yang tadi diuraikan diatas, teknologi sudah menjadi keniscayaan yang tidak  bisa dihindari.  Techniasia.com sebuah website yang khusus membahas perkembangan teknologi digital menyebutkan, hingga 2015  ada 72 juta pengguna internet aktif di Indonesia, dimana 62 juta diantaranya menggunakan sosial media. Dalam gambaran lebih luas lagi, kepemilikan ponsel di Indonesia sudah mencapai 308 juta ponsel.  Pertumbuhan pengguna sosial media tahun lalu sebesar 19%. Wajar, jika akhirnya pejabat dari tingkat lurah hingga Presiden pun aktif di sosial media. Dunia digital sudah menjadi satu ekosistem baru dimana semua orang akan terlibat di dalamnya. Tidak terlibat berarti ketinggalan.

Nah, Kalau sudah begini…masihkah kita enggan mempelajari lebih jauh tentang dunia digital?  Eits, ini bukan cuma masalah gagap teknologi (gaptek) atau tidak, loh!… Kadang kita merasa, jika sudah mahir menggunakan ponsel canggih,  menggunakan berbagai aplikasi online, rajin mengupdate status di media sosial artinya kita tidak gaptek. Jangan salah, yang sebenarnya lebih penting dipahami adalah bagaimana kita dapat mengimplementasikan teknologi itu dalam pekerjaan dan perusahaan. Pengetahuan dan penguasaan akan teknologi digital menjadi keharusan di semua lini perusahaan dan pelaku bisnis. Mengikuti training-training atau seminar bertema penguatan kompetensi digital bisa jadi satu pilihan yang bagus. Namun sejatinya, pengetahuan hal ini akan lebih “nendang” jika kita terlibat di dalam proses yang menggunakan teknologi itu sendiri. Jangan lupa, sering membaca dan mengikuti perkembangan teknologi juga  bisa jadi tempat belajar yang mumpuni.

Teknologi digital bukan saja tools tapi sudah menjadi bisnis itu sendiri. Memahami dunia digital tidak sekedar dapat mengoperasikan aplikasi dan mengetahui proses bisnis penggunaan teknologi itu. Namun lebih jauh dari itu, setiap individu yang terlibat wajib mengetahui bagaimana teknologi mampu membuat proses bisnis menjadi lebih mudah, efektif, efisien yang pada akhirnya memberikan profit lebih baik bagi perusahaan dan memenangkan kompetisi.

***

Vika Octavia. Cisarua, 3 Mei 2016

 

Hits: 1214

Bulan Ramadhan tidak ubahnya seperti Bulan Silaturahmi dan reuni. Bulan suci itu,kini bukan hanya milik mereka yang muslim, karena mereka yang tidak puasa pun kalau yang namanya makan-makan, rasanya pantang ditolak! Hehehe.. Acara Buka Puasa Bersama seakan sudah menjadi wajib dalam 30 hari Ramadhan. Dari yang kecil-kecilan sampai gede-gedean. Selama 1 bulan, yakin deh rata-rata sepertiganya kita habiskan dengan acara buka puasa bersama. Jadi kebayang kan rempongnya kalau kegiatan ini tidak direncanakan dengan baik.

Lucunya terkadang puasanya belum mulai, panitia buka bersama sudah dibentuk dimana-mana. Namanya jadi Panitia Buka Puasa Bareng itu paling repot itu mencari venue. Jangankan untuk acara yang lebih dari 20 orang, untuk ngumpul teman-teman dekat saja, kita harus booking beberapa hari sebelumnya. Kalau datang langsung ke mall tepat saat magrib dipastikan kita tidak akan mendapatkan restoran yang diinginkan. Untuk mengakalinya, biasanya ada 1-2 orang teman yang rela datang dua jam lebih dulu sebelum beduk berkumandang.

source: http://www.kaskus.co.id/
source: http://www.kaskus.co.id/

Dalam memilih venue pun terkadang ada beberapa yang harus dipertimbangkan. Seperti lokasinya, kenyamanan, kebersihan, harga makanan, pelayanan dan keberadaan Musholla pun turut menjadi aspek penting acara ini. Mau tidak mau kita harus survei mendapatkan lokasi idaman. Nah, hari gini…survey paling mudah tentu saja lewat Embah Google. Sayangnya, belum banyak website yang menyediakan informasi tentang restoran yang oke, lengkap dan review dan fasilitas booking online.

Tapi mulai tahun ini, kalian bisa memanfaatkan qenue.launchrock.com. Untuk kamu yang setiap tahun merencanakan buka puasa bersama teman atau keluarga, Qenue adalah pilihan yang paling tepat. Qenue adalah sebuah system online yang mempermudah kamu mencari dan memesan tempat berdasarkan jumlah orang plus pendukungnya seperti fotografer dan dekorasi.

Dalam waktu dekat aplikasi/website Qenue akan segera tersedia. Namun kamu mulai sekarang sudah bisa mendaftar untuk mendapatkan spesial invitation plus promo langsung saat nanti dirilis awal Ramadhan 2016. Sila submit email kamu di email disini. Jadi nantinya tidak perlu rempong lagi untuk mencari tempat buka puasa bersama terbaik. Tinggal klik klik secara online, dan semua sudah kami yang urus.

Oya, ke depannya Qenue tidak hanya untuk booking resto loh! Dengan pakai aplikasi ini kamu juga bisa mendapatkan fasilitas acara-acara penting seperti bridal shower, baby shower, mini workshop, product launch, wedding, birthday party, family dinner dan semuanya. Nanti semuanya akan dibocorin ke kamu yang sudah daftar di Qenue

Qenue juga mengundang para pengusaha resto untuk bekerja sama. Silakan krim data resto ke email qenue.info@gmail.com. DItunggu yah!

Hits: 958