Apa ekspektasimu saat berlibur ke pulau kecil yang jauh dari pusat peradaban dan hiruk pikuk kota?

Memang, sudah banyak pulau-pulau terpencil yang menjadi daerah wisata dan fasilitasnya dapat dikatakan layak, mulai dari hotel, transportasi dan akomodasi. Namun, khusus untuk hotel Natuna saya sungguh tidak banyak berekpektasi. Pulau terdepan di utara di Indonesia ini, memang belum lama berbenah dalam bidang pariwisata. Menurut saya, bisa tidur nyaman tanpa diganggu nyamuk saja, sudah merupakan prestasi bagi daerah dulu yang lebih dulu dikenal sebagai pangkalan militer NKRI. 

Ternyata saya salah…

Awal Desember lalu saya berkunjung ke Natuna. Beberapa hari sebelumnya saya sudah memesan hotel melalui aplikasi traveloka. Tidak banyak pilihannya seingat saya. Saya memilih hotel De Best, yang keliatan dari foto-fotonya cukup nyaman dan lokasinya strategis. Harganya pun sangat terjangkau. Semalam sebelum kedatangan, saya dihubungi seseorang dari hotel yang mengatakan akan menjemput kami di bandara. Padahal saya nggak mesen penjemputan loh! Dan ternyata itu fasilitas gratis untuk tamu hotel. Wow..

Tiba di Natuna, ternyata yang menjemput kami langsung adalah Mas Edy, pemiliki hotel yang sering juga dipanggil Koko Edy, pemuda asli Natuna ganteng (yang konon mantan model, hahaha). Dia menyapa dengan ramah dan melayani seluruh pertanyaan kami selama dalam perjalanan menuju hotel. Dari mulai rumah makan, tempat hiburan sampai akomodasi untuk jalan-jalan. Semua dijawab komplit oleh beliau. Yang paling menyenangkan, selama 4 hari disana, Koko Edy setia menjadi tour guide kami! Yeay!

Sampai di hotel, kesan pertama; Oh Not bad at all kok! Meskipun bangunan asalnya ruko, ternyata kamarnya luas, bersih, amenities yang cukup lengkap, ada AC, TV, air panas untuk mandi, air dalam kemasan yang cukup dan tidak berisik walaupun dekat dari jalan raya. Ada meja tulis juga, cocok banget buat saya yang kemana-mana nenteng laptop. Hehehe

Ekspektasi saya sangat tidak berlebihan. Teringat sekitar dua tahun sebelumnya, saat kunjungan ke Pulau Selayar, hotelnya sempit, sumpek dan bukan tempat yang nyaman buat beristirahat. Mengingat karakteristik kedua pulau yang relatif sama, saya pun tidak banyak berharap.

Dengan kamar yang luas ini, kita nggak perlu khawatir jika barang bawaan berceceran dimana-mana. Bisa koprol! Hehehe.. Yang paling menyenangkan adalah, hampir setiap kamar dilengkapi dengan jendela ke luar. Ini penting banget sih buat saya, soalnya saya kurang suka kamar yang tidak memiliki cahaya matahari langsung.

Di ruang tengah, ada lobi yang lumayan lah buat ngobrol malam-malam dengan sesama pelancong. Sayangnya sofanya kurang banyak sih, padahal space-nya masih cukup luas.

Di lantai 1, ada ruangan luas yang dulunya ditujukan untuk restoran. Namun sayangnya, ketika kesana restorannya sedang tidak beroperasi. Namun tempat ini tetap nyaman untuk ngobrol dan minum-minum kopi sambil menikmati sore di Natuna.

Karena terhitung hotel budget, De Best tidak menyediakan sarapan, namun di sekeliling hotel banyak jualan makanan kok. Pegawai hotel juga akan dengan senang hati membelikan jika kita minta. Bukan cuma affordable, harga per malam yang rata-rata Rp300.000, malah bisa dibilang less price alias murah. Lumayan lah, buat subsidi silang dengan biaya tiket pesawat yang sudah mahal kesini.

De Best rekomen banget deh buat yang ada rencana berkunjung ke Natuna. Kalian bisa dengan muda booking via Traveloka.

Kalau ke Natuna, ajak-ajak saya ya… Saya mau banget lagi…

 

 

Hits: 1480

Mencari satu kalimat awal untuk membuka tulisan tentang Natuna ternyata bukan pekerjaan mudah. Sama tidak mudahnya dengan pura-pura bahagia saat hati sesungguhnya sedang tidak bahagia. Namun siapa sangka, pulau terdepan di utara Indonesia ini justru membolak-balikkan semua hanya dengan satu pandangan ke biru lautnya.

Sayangnya, semalam hujan, hari ini pun mendung. Pantai Tanjung memang masih biru, namun langitnya buram abu-abu. Saya duduk di sebuah pondok kecil disini, di pantai yang ditempuh kurang dari 15 menit dari pusat Ranai, ibu kota Natuna. Saya tidak yakin bisa mendapatkan atmosfer foto terbaik hari ini dengan cuaca mendung di awal Desember. Gerimis pun mulai turun. Terpaksa niat berburu foto diurungkan. Tapi siapa kira bahwa mendung memang tak selamanya hujan? Belum sempat berkemas, tiba-tiba matahari hadir seolah jadi pertanda itulah cara Tuhan mengabulkan doa. Seketika, dengan waktuNya sendiri, disaat mungkin yang terpikir adalah ketiadaan harapan.

Pantai landai berpasir putih ini sungguh masih alami. Belum ada deretan hotel apalagi villa mewah. Airnya berwarna biru tosca, jernih nyaris tanpa sampah. Perahu nelayan terombang ambing diatasnya, mengikuti irama gelombang diiringi lantunan deru ombak yang menenangkan. Seujung pandangan mata Pulau Senua nampak dari kejauhan, jaraknya mungkin kurang dari tiga mil saja. Katanya Senua adalah pulau wajib dikunjungi jika tiba di Natuna. Konon pulau ini merupakan jelmaan dari seorang perempuan yang tengah hamil. Bentuknya memang menunjukkan demikian. Sayang, hari ini cuaca kurang mendukung untuk bersampan kesana.

Langit abu-abu tadi mendadak cerak biru muda dengan arakan awan putih yang jadi pelengkap utama Tidak ada kosa kata lain yang menyusup ke sendi-sendi raga selain kedamaian.

Saya kemudian memesan tabel mando, katanya ini “pizza” khas Natuna. Sepiring makanan adonan tepung terigu, sagu bercampur dengan irisan tongkol kemudian datang ke meja saya. Ya, bentuknya bulat seperti pizza, diameternya mungkin sekitar delapan senti, persis seukuran piring makan. Makanan langka, kata penduduk disini. Rasanya gurih, pas dengan saus sambal kental yang dihidang bersamanya. Sebuah kelapa mudah hijau bertengger manis disampingnya. Mungkin ini hari yang sederhana bagi orang Natuna, tapi sungguh mewah bagi orang metropolitan yang makin muak dengan santapan polusi.

Tak jauh dari pantai Tanjung, berjejer batu-besar yang melindungi hampir seluruh pantai di Natuna. Eksotisme Natuna sejatinya ada pada batu-batu besar yang jika diperhatikan bentuknya menyerupai berbagai mahluk hidup. Konon, batu-batu ini adalah tumpahan dari perbukitan Natuna. Keindahan pegunungan yang berseberangan dengan pantai seolah beradu padu dan membuat saya yakin mengatakan bahwa pulau ini sungguh cantik.

Saya tidak pernah berpikir untuk bisa sampai disini. Terlalu jauh itu alasan utamanya. Mahal itu alasan keduanya. Namun terkadang jarak dan rupiah jadi bukan kendala, manakala yang kamu cari ada disana. Keindahan, kedamaian, dan kesejukan. Ya disana, di Natuna.

Tunggu tulisan saya tentang bagaiman ke Natuna dan akomodasinya seperti apa di posting berikutnya!

 

 

 

Hits: 1634

Terus terang, perluasan ganjil genap saat pelaksanaan Asian Games kemarin membawa dampak signifikan buat hidup saya. Kenapa? Karena Jakarta-Bogor via Jagorawi pada jam sibuk, bisa ditembuh kurang dari 1,5 jam! Bahkan kalau lagi hoki, bisa hanya sekitar 50 menit. Saat itu, perluasannya bukan hanya dari wilayah namun juga dari ukuran waktu. Kalau biasanya hanya jam-jam tertentu di pagi dan sore, saat Asian Games jadi seharian penuh.

Padahal, saya juga pengguna kendaran pribadi loh! Adanya ganjil genap membuat saya lebih berhitung tentang efisiensi waktu dan biaya. Misalnya, saat tanggal genap (karena mobil saya bernomor ganjil), sebisa mungkin saya kurangi beraktivitas yang jauh-jauh. Nah, pas tanggal ganjil saya justru memadatkan semua agenda perjalanan luar kantor. Jadinya efisien, secara waktu, biaya dan tentu saja energi tubuh. Bahkan saya ikut bangga, karena berkontribusi pada penurunan tingkat polusi. Data membuktikan terjadi penurunan polusi udara yang cukup signifikan karena perluasan ganjil genap tersebut (Sila googling deh…)

Sayangnya, satu bulan setelah Asian Games dan Asian Para Games berlalu, periode ganjil genap waktunya kembali ke jam yang sama. Habbit masyarakat pun kembali ke semula. Berangkat siang, pulang malam dan macet hanya berpindah waktu. Mobil-mobil dengan nomor plat berlawanan, kembali menguasai jalan-jalan tikus, menghabiskan waktu untuk masuk ke jalan besar yang dibatasi ganjil genap.

Apa boleh buat, Perda yang dibuat Pemda DKI awalnya memang menyebutkan perluasan ganjil genap tersebut hanya berlaku selama dua event olahraga tadi. Satu-satunya cara kita untuk tidak merasakan macet adalah naik kendaraan umum!

Duh, basi yaa, Jus Semangka nyuruh-nyuruh orang naik bus melulu!

Memang, bagi yang terbiasa duduk nyaman di kendaraan pribadi (apalagi disupirin) pasti enggan banget naik kendaraan umum. Kalau saya, sekarang memilih naik kendaraan pribadi, jika perginya rame-rame karena hitungan ekonominya akan lebih efisien. Tapi kalau sendirian, mending naik umum deh. Males kan nge-galau sendirian sambil duduk di belakang kemudi. Serius loh ini! Naik kendaraan umum (bis atau KRL) bagi saya adalah cara bersosialisasi dengan manusia lain. Iya, sih, tidak harus kenalan juga sama semua orang, tapi saya paling suka mengamati tingkah laku dan gerak gerik orang di kendaraan umum.

Bergabung dengan sekian banyak orang yang tidak kita kenal di bis, menumbuhkan rasa bersyukur yang dalam. Penumpang dengan beraneka ragam model dan datang dari berbagai lapisan ekonomi membuat kita melek kalau perjuangan hidup manusia itu salah satunya dilihat dari mobilitasnya.  Terbukti, kendaraan umum sejatinya adalah etalase kehidupan sosial di Jakarta. Apalagi sekarang, kendaraan umum bukan hanya milik kalangan ekonomi menengah bawah.

Di kendaraan umum juga sering lahir ide-ide kreatif yang kemudian menjadi rencana kegiatan besok hari. Bahkan beberapa tulisan di blog ini, juga lahir dalam perjalanan yang  awalnya ditulis pada ponsel.

Etapi ini bukan curhat loh, saya hanya ingin bercerita, bahwa naik kendaraan umum itu fungsi sosialnya banyak sekali. Kalau belum biasa naik kendaraan umum, dicobalah sekali-kali. Seandainya setiap pemilik mobil dalam seminggu minimal satu kali saja naik kendaraan umum, selain mengurangi macet, makna sosial yang akan kita temui pasti bisa membuka mata hati kita bahwa hidup itu, bukan hanya duduk di belakang kemudi, atau tidur sambil membiarkan supir membawa kita.

Ayo Naik Bus!

Picture : https://www.acd.org.au/ndis-research-forum-student-transportation/bus-cartoon/

 

 

 

 

Hits: 1030

Kalau mau jujur saya ini bukan seorang travel planner yang baik. Saya hampir tidak pernah merencanakan perjalanan jauh-jauh hari sebelumnya. Mana ada tuh sejarahnya, saya beli tiket pelesiran satu tahun sebelum keberangkatan. Saya juga bukan ticket hunter yang bela-belain ngantri di Tour & Travel Expo. Soalnya sering gagal dapat yang murah atau pas ada travel fair kayak gitu, saya seringnya lagi tidak punya uang. Hahaha. Jadi, selama ini modal perjalanan saya adalah “mendadak”, tapi emang anak soleh ya, jadi tetap sering kok dapat tiket yang terjangkau (banyak juga yang gratis).

Tentu saja saya bukan contoh yang baik. Perjalanan liburan apalagi sampai ke luar negeri seharusnya memang direncanakan jauh-jauh hari dengan matang agar tidak menganggu arus kas. Tidak mau dong pulang jalan-jalan, keuangan tiba di titik terendah.

Yes, masa kini memang liburan sudah jadi gaya hidup bukan hanya refreshing dari pekerjaan. Banyak juga loh… yang nggak kerja, tapi selalu rajin merencanakan liburan demi memenuhi tuntutan update media sosial (beneran ini…) Nah, jika liburan sudah dijadikan agenda rutin, sangat wajib perencanaan keuangannya juga disusun dengan baik. Sayangnya belum semua industri keuangan di negara ini mendukung pengelolaan keuangan khusus untuk jalan-jalan. Kalau pun ada, sifatnya masih cicilan umum dari Kartu Kredit. Sementara banyak juga orang yang tidak memiliki kartu kredit.

Adira Finance jeli memanfaatkan kondisi tersebut menjadi peluang. Data pendukung pun menyebutkan lebih banyak orang yang memiliki BPKB daripada kartu kredit. Nah, pasti dong dari sekian juta pemilik BPKB masih ada yang belum pernah liburan ke luar negeri. Lahirlah Maxi Travel, solusi liburan santai, bayar belakangan.

Maxi Travel produk terkini dari Adira ini solusi yang menjamin kita bisa liburan kemana pun dengan agunan BPKB motor atau mobil dengan cicilan mulai dari 12 hingga 48 bulan. Syaratnya juga mudah kok, Fotocopy KTP, Fotocopy STNK & BPKB, Fotocopy KK dan tentu saja NPWP.

Kenapa jadi solusi ? Karena sebenarnya kepemilikan kendaraan menjadi salah satu indikator kondisi keuangan kita. Dengan menjaminkan BPKB kita menjadi lebih disiplin melakukan pembayaran dibandingkan mengambil kredit tanpa agunan. Selain itu, jumlah cicilan yang menyesuaikan dengan nilai barang jaminan, otomatis akan menyesuaikan juga dengan penghasilan rutin kita. Jadi happy, liburan tenang, bayar cicilannya pun aman.

Sebenarnya target utama Maxi Travel adalah negara orang-orang yang baru pertama kali ke luar negeri. Buat sebagian besar orang Indonesia, Singapura, Malaysia dan Thailand adalah “negara pecah telor” jalan-jalan ke luar negeri. Karena itulah, Maxi Travel membuat beberapa paket ke negara tersebut, salah satunya Paket 5 Hari 3 Negara (Singapore, Malaysia, Thailand) hanya 300 ribu saja per bulan. Ada juga paket nonton Moto GP di Sepang Malaysia yang bisa berangkat dari Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Denpasar, Bandung dan Semarang. Asyik kan?

Negara lain bagaimana? Boleh banget! Silakan buka www.dicicilaja.com, ada beberapa alternatif lain yang bisa dicoba. Jika tidak ada pun, kalian bisa menghubungi biro travel yang sudah bekerja sama dengan Maxi Travel seperti Panorama Tours dan TX Travel. Silakan dipilih mau liburan kemana, ajukan ke Maxi Travel, pilih deh nilai cicilan sesuai kesanggupan dan jaminan yang kamu punya.

Kamu tidak perlu repot-repot hunting tiket, bikin itinerary, mencari penginapan dan berbagai perintilan liburan lainnya. Cukup bawa persyaratannya ke Adira, pilih biro travel yang sudah bekerja sama, ikuti prosedur dan tunggu deh tanggal keberangkatannya. Mudah kan?!

kumpul kumpul blogger dengan Adira Finance

Kalau kamu punya pengelolaan keuangan pribadi yang baik, saya rasa penawaran dari Adira ini sangat terjangkau. Dengan instalmen yang terjangkau, tidak banyak pengeluaran lain yang harus dipangkas. Kalau pun harus sedikit lebih hemat, tapi kan sudah punya pengalaman jalan-jalan ke luar negeri. Percaya deh, tidak ada pengalaman dan pelajaran yang lebih berharga selain menjelajah negeri orang, melihat budaya dan peradabannya. Dan yakin deh.., semakin sering ke luar negeri, akan semakin cinta dengan negeri sendiri.

Cuss packing!

 

 

 

Hits: 800

Arizona memang dikenal sebagai negara bagian penuh dengan ngarai (canyon) dan gurun. Iya, gurun.. Tapi disini tidak pernah sekali pun saya ketemu unta seperti halnya di jazirah Arab sana. Iya, sih beda banget. Beda banget lagi, karena Amerika sudah sangat maju dalam mengembangkan pariwisata-nya. 

Nah, kalau tahun lalu saya mampir ke Grand Canyon, tahun ini, sehari setelah Idul Fitri, saya dan keluarga menyempatkan ke Sedona Dessert, masih di wilayah Arizona juga. Lokasinya hanya sekitar 2 jam dari Phoenix, sedangkan kalau ke Grand Canyon kurang lebih 4 jam waktu tempuhnya.

Dalam bayangan saya, gurun ya gurun. Gersang, panas dan tidak ada apa-apa. Tapi Sedona beda, konturnya dengan ngarai berkelok membuat berada disini seperti kembali ke pedesaan Amerika jaman 1970-an. Ini kali pertama saya ke USA pada musim panas dan Arizona memang dikenal sebagai wilayah terpanas di USA. Bayangin aja, saat kesana Juni-Juli lalu, suhu tertinggi mencapai 45 derajat celcius. Alhamdulillah, waktu ke Sedona suhunya cukup bersahabat, di sekitaran 35 derajat celcius. Menuju kesini, ngarai berliuk-liuk indah kita lalui. Latar belakangnya bukit kapur berwarna cokelat menghiasi perjalanan. Sangat pemandangan west Amerika.

Gabungan landscape ngarai dan batuan yang unik, udara sejuk dan kontur perbukitan konon menobatkan Sedona sebagai salah satu tempat tercantik di Amerika. Langit dengan warna biru yang melimpah dan karakteristik batuan sedimentasi bergradasi cokelat kekuning-kuningan membuat saya juga percaya tempat ini memang cantik. Cahaya matahari yang berhamburan membuat pepohonan hijau tumbuh subur dan savana-nya berangin sepoi-sepoi.

Untuk sampai ke puncak dan melihat pemandangan dari atas kita harus hiking beberapa ratus meter atau bisa juga mengambil jalur memutar yang cukup jauh kalau mau sekalian eksplore dan berolahraga. Karena bulan lalu musim panas, tentu saja kita memilih jalur yang terdekat, meskipun sempat nyasar juga lewat jalur yang panjang.

Sedona berada di kawasan Taman Nasional Coconico. sama seperti hampir seluruh wisata alam di Amerika, selalu ada museum tak jauh dari pusat Sedona, tempat pengunjung mendapatkan informasi dan asal muasal Sedona tercipta. Saya dan keluarga juga sempat mampir kesini. Dasarnya orang Indonesia (yang malas belajar), kita cuma foto-foto saja, tidak sempat mengamati ragam informasi tentang Coconico yang dipamerkan disini. Hehehe..

Setelah hiking yang cukup melelahkan (ukurannya lelah bagi saya adalah langsung menghabiskan sekitar 1 liter air mineral), kami lanjut menyusuri down town Sedona. Sedona ini bukan nama gurunnya saja ya, tapi sudah menjadi satu kota kecil yang memang dirancang sebagai kota wisata. Jangan heran kalau disini juga ada down town lengkap dengan mall dan perkantoran. Tapi namanya kota wisata, Sedona dipenuhi resort dan villa-villa cantik buat liburan. Kebayang gak sih, kalau umumnya orang tropis beristirahat di pantai atau pegunungan, ini kita bersemedi di gurun.

Sedona, Down Town

Katanya kesini terbaik adalah saat musim gugur, karena pepohonan yang berubah warna berpadu dengan perbukitan berwarna tanah liat yang akan membuat pemandangan menjadi sungguh tidak biasa. Sayangnya saya lebih senang musim panas, musim gugur adalah pembuka musim dingin yang pasti bakal dingin banget.

Tapi dengan kecantikannya, Sedona akan selalu menawan sepanjang tahun, sepanjang musim.

Hits: 1432

Di zaman yang serba digital ini, teknologi hadir untuk makin mendekatkan masyarakat dengan berbagai fasilitas publik. Berbagai aspek kehidupan sekarang hampir semuanya bisa dilakukan secara mudah dengan memanfaatkan teknologi. Tak terkecuali aneka layanan jasa, termasuk urusan transportasi. Sekarang sudah bukan zamannya lagi mengantri dari pagi subuh demi membeli tiket. Atau menggunakan jasa calo, seperti yang pernah terjadi di Indonesia bertahun-tahun lalu. Segalanya bisa dilakukan dengan mudah, dari mana saja dan kapan saja dengan bantuan teknologi digital.

Dengan perkembangan yang terjadi saat ini, suka atau tidak suka, semua aspek kehidupan harus mengikuti. Termasuk PT Kereta Api Indonesai (KAI) yang juga tak mau ketinggalan zaman dengan mengikuti perkembangan teknologi untuk mempermudah akses ke semua informasi yang diperlukan penumpang kereta api.

KAI Ikuti Perkembangan Era Digital Agar Tak Ketinggalan Zaman

Sejak beberapa tahun lalu, KAI telah banyak berbenah dan mengalami banyak perubahan yang signifikan. Kenyamanan penumpang menjadi prioritas utama Badan Usaha Milik Negara ini, untuk terus bertahan di era digital yang serba cepat. Dengan prinsip tak mau ketinggalan zaman, KAI mengikuti gerak teknologi informasi melalui penyediaan aneka layanan penumpang berbasis internet. Apa saja sih terobosan KAI?! Yuk kita simak satu persatu.

Cek Jadwal Kereta Online

Dulu, penumpang harus datang langsung ke stasiun untuk melihat jadwal keberangkatan kereta api ke kota tujuan. Tidak jarang, setelah melihat jadwal beberapa hari sebelumnya, kemudian jadwal mengalami perubahan mendadak dan informasinya tidak bisa didapatkan dengan mudah. Kini, melihat jadwal kereta api bisa dilakukan dengan mudah melalui internet. Baik lewat website maupun ponsel, jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta bisa diketahui dalam hitungan detik dan realtime.

Penjualan Tiket Online

Selain menyediakan layanan cek jadwal online, KAI juga menjual tiket secara online. Tidak hanya bisa dibeli di website resmi milik perusahaan, KAI juga menggandeng Traveloka sebagai partner penjualan tiket kereta untuk menjangkau lebih banyak penumpang. Traveloka menjadi partner resmi KAI untuk penjualan tiket jarak jauh dengan berbagai pilihan jurusan. Tidak hanya untuk tiket langsung, Traveloka juga menyediakan tiket lanjutan yang jadi alternatif ketika tiket kereta langsung ke kota tujuan habis terjual. 

Sumber: Dokumentasi Traveloka

Layanan Customer Aktif di Berbagai Platform Media Sosial

Cepatnya arus komunikasi masa kini membuat KAI harus ikut mengejar. Media sosial telah menjadi kanal utama informasi KAI. Jika dulu layanan penumpang hanya melalui telepon dan juga CS yang ada di stasiun, kini penumpang bisa melayangkan berbagai pertanyaan dan keluhan melalui akun media sosial resmi milik KAI seperti Twitter, Facebok dan instagram. Semuanya ditangani oleh admin yang siap sedia selama 24 jam penuh.

KAI Terima 3 Penghargaan

Usaha KAI untuk terus berpacu agar tak ketinggalan zaman berbuah manis di awal tahun 2018. Contact Center Service Excellent Award (CCSEA) 2018 yang terselenggara atas kerjasama Carre Service Quality Monitoring (SQM) dengan Majalah Service Excellence memberikan penghargaan kepada KAI atas layanan kepada penumpang di media sosial. 

Sumber: Dokumentasi KAI

Ada tiga penghargaan sekaligus yang diterima KAI pada acara tersebut, yaitu Predikat Excellent untuk Call Center 121 KAI kategori Public Service. Predikat Good untuk Facebook Customer Service KAI121 kategori Public Service dan Predikat Good untuk Twitter Customer Service @KAI121 kategori Public.

Tentu hal ini menjadi sebuah kebanggaan, namun tak menghentikan KAI untuk terus berinovasi dan memperbaiki layanan untuk penumpang.

 

Feature Image: Dokumen PTKAI

Hits: 957

Kita pasti pernah mendengar berita tentang atlet asing yang dinaturalisasi, ormas-ormas yang dibekukan, hingga polemik surat wasiat harta peninggalan. Bahkan beberapa waktu lalu, media cetak dan online meliput besar-besaran berita pembekuan 9 yayasan di bawah sebuah travel haji umroh yang ditutup karena kasus penelantaran ribuan jamaah. Namun mungkin banyak yang belum tahu, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum & HAM RI adalah lembaga penting dibalik isu-isu terebut.

Tidak kalah hits saat ini adalah tumbuhnya bisnis-bisnis pemula dan start up berbasis teknologi. Pertumbuhannya yang kian masif dan menjanjikan tentu saja memerlukan legalisasi dan AHU adalah institusi yang memegang kendali utama pada legalisasi perusahaan di negara ini. Tidak salah jika keberadaan AHU sangat penting demi mendorong majunya kewirausahaan di tanah air.

AHU masih memiliki banyak tupoksi yang tidak kalah penting dan beberapa diantaranya, sangat dekat dengan keseharian kegiatan kita, seperti:

1. Pengesahan badan hukum,
2. Penyelesaian permohonan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian notaris,
3. Penyelesaian permohonan perubahan nama;
4. Penyelesaian permohonan penggunaan ahli hukum Warga Negara Asing;
5. Pengurusan harta peninggalan;
6. Pemberian surat keterangan wasiat;
7. Penyelesaian permohonan Pengangkatan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)

Masih ada rangkaian tugas-tugas lainnya, yang bisa disimak selengkapnya di Portal Ahu. AHU telah merintis layanan digital sejak 2013, saat ini sudah ada 15 aplikasi yang ada di AHU online diantaranya; pendaftaran Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan pengurusan perusahaan terbatas (PT). Adanya aplikasi ini membuat pengurusan perusahaan yang  secara manual memakan waktu 30 hari, saat ini  bisa selesai dalam tujuh menit saja. Melalui aplikasi bernama Legalisasi Elektronik (Alegtron) ini, masyarakat dapat mengajukan permohonan pelayanan legalisasi dokumen secara online. 

Wah, kompleks juga ya, tugasnya.

Meskipun, sebagian besar layanan sudah dapat diakses secara online, AHU tetap membuka kantor pelayanan di daerah Cikini, Jakarta Pusat. Bapak Sudaryanto Abdul Chalik, SH, Kepala Bagian Humas & Tata Usaha AHU, mengatakan; “Semua ini merupakan bagian dari upaya AHU agar lebih dekat dengan masyarakat”.

AHU menyadari, sudah bukan masanya lagi Pemerintah berjarak dengan masyarakat. Sudah jamak, unit-unit di Pemerintahan, terutama yang terkait langsung dengan pelayanan melakukan berbagai upaya untuk menjangkau dan berinteraksi dengan masyarakat.

Nah, terkait dengan itu, minggu lalu AHU mengundang beberapa blogger yang juga penggiat dunia digital untuk berdiskusi tentang mengoptimalkan penggunaan platform-platform digital seperti blog dan media sosial. Diskusi terkesan sangat cair, jauh dari kesan birokrat yang kuno dan kaku. Pak Sudaryanto dan tim menerima dengan terbuka berbagai masukan dan usulan teman-teman blogger.

Dari diskusi diketahui, saat ini AHU sudah memiliki akun-akun media sosial seperti instagram dan twitter. Harus diakui, pengelolaannya memang belum optimal. Namun AHU percaya bahwa pengembangan pelayanan online harus didukung oleh distribusi informasi yang juga digital. Oleh karenanya, perlahan namun pasti, media sosial akan menjadi pusat informasi AHU serta menjadi wadah berinteraksi langsung dengan masyarakat dalam kemasan yang menarik dan kekinian.

Apapun medianya, dukungan harus diberikan kepada AHU yang terus berbenah memperbaiki pelayanan pada masyarakat.

Setuju, kan?!

Hits: 921

Beberapa tahun lalu seorang sahabat pernah bilang kepada Saya; “Jangan kotori tanganmu dengan balas dendam kepada orang-orang yang sudah menyakiti”.  Saat itu, saya dalam kondisi mental yang tidak terlalu baik karena satu kejadian yang membuat saya seperti menjadi orang apatis. Meski senang curhat kepada teman-teman dekat, sejatinya saya lebih banyak menyimpan semuanya sendiri. Pengalaman membuktikan, bercerita terlalu banyak dengan banyak orang bukan sebuah solusi yang baik. Menenangkan? Tidak juga, karena sifatnya semua sementara. Tidak mudah bersikap tenang, sabar dan ikhlas saat ada di posisi yang penuh dengan kemarahan, kebencian, kekecewaan dan sakit hati yang membuncah. Apalagi kalau kamu tidak punya Tuhan sebagai pegangan.

Saya masih ingat betul, ada teman yg berapi-api menasehati; “Tutup semua komunikasi dengan orang-orang yang membuat lo sakit hati”. Does it work? Yes, but it is temporarily and for me,  I didn’t do that and won’t do that!. Saya membiarkan semua berjalan seperti biasa. Menahan amarah, menahan caci maki dan menahan keinginan untuk berbuat yang sama jahatnya.  Saya percaya; the best revenge is life well. Dan pelan tapi pasti, itu terbukti. But, yes.. It takes time!

Hampir sewindu berlalu, hingga tiba suatu masa semua sakit itu sendirinya hilang termakan waktu. Menguap entah kemana. Memang, ibarat kaca yang sudah tergores, goresannya tidak akan pernah hilang sampai kaca itu ikut hancur berkeping-keping. Tapi guratannnya makin pudar, dikaburkan oleh sisi lain yang kian bersinar. Saya pernah bilang dengan orang yang menyakiti itu, “Suatu saat kamu akan melihat saya di satu tempat yang tinggi dan kamu akan merasa menyesal sekaligus bangga karena kamu pernah menjadi bagian dari hari-hari Saya”. Yah, itu memang Cuma kata-kata biasa, bukan sumpah, namun kini hal itu terbukti.

Di hidup baru saya saat ini, entah bagaimana ceritanya dia atau mereka tiba-tiba saja hadir. Bukan dalam sosok yang dulu, tapi sosok baru yang lebih bersahabat dan memberi banyak dukungan kepada hari-hari Saya. Tentu dengan konsep hubungan yang berbeda dari jaman dulu. Saya menerima semua dengan damai. Banyak teman yang berkomentar negatif, tapi buat saya itu justru salah satu cara menilai mental seseorang.  Saya akhirnya menyadari, di balik semua indikator kedewasaan, berdamai dengan masa lalu adalah salah satu yang paling berat. Dan Saya sekarang ada disana.

Sudahkah kamu sampai di titik itu?

 

 

Hits: 1069

Setelah eforia World Cup 2018, sekitar empat miliar mata penduduk Asia akan tertuju ke Indonesia. Jakarta dan Palembang akan disorot habis-habisan sebagai penyelenggara Asian Games 2018. Persiapan intensif sebagai Tuan Rumah telah dilakukan Indonesia sejak dua tahun terakhir. Kini, di hampir seluruh penjuru Ibukota kita sudah melihat eforia pesta olahraga terbesar di benua Asia ini. 

Tentu saja ini merupakan pekerjaan besar yang menjadi pertaruhan nama bangsa. Hampir seluruh Lembaga dan Kementerian Negara terlibat bahu membahu menciptakan kesuksesan Games 2018. Beberapa waktu lalu, Menpora Imam Nahrawi mengatakan, ada beberapa sukses yang ingin dicapai di perhelatan akbar ini, pertama sukses penyelenggaraan, kedua sukses ekonomi, ketiga sukses prestasi dan keempat, sukses administrasi.

Sukses Penyelanggaraan artinya; Asian Games 2018 berjalan dengan lancar, dari semua sisi, seperti venue, pelaksanaan pertandingan, infrastruktur pendukung hingga transportasi yang akan berpengaruh signifikan  pada mobilisasi atlet dan seluruh crew. Sedangkan sukses ekonomi; diharapkan ajang internasional ini memiliki multiplier effect bagi ekonomi Indonesia. Seperti pariwisata yang ikut terekspos, pemasukan dari tiket penonton, terbantunya usaha-usaha kecil dan menengah, naiknya okupansi bisnis bisnis hotel dan kuliner hingga penjualan merchandise. Sementara sukses prestasi, tentu saja kita wajib mendukung atlet-atlet nasional yang berlaga untuk membawa pulang medali. Terakhir, sukses administrasi, artinya semua kegiatan pada Asian Games, akuntabilitasnya dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Semua tentu tidak menghendaki adanya penyimpangan-penyimpangan yang berujung bertambahnya pekerjaan KPK.

Nah, untuk mendukung kesuksesan itu, bagaimana sih kesiapan Jakarta sebagai lokasi utama? Banyak pastinya!. Bukan hanya mempercantik diri, menyiapkan venue pertandingan, memastikan fasilitas untuk para atlet terkendali dan tidak kalang paling penting adalah pengaturan kondisi lalu lintas agar perjalanan atlet menjadi lancar, nyaman, aman dan tepat waktu menjalani pertandingan.

Lalu, kenapa sih lalu lintas perlu pengaturan khusus? Pertama, kita sudah tahu kemacetan masih jadi masalah krusial di Jakata meskipun segala upaya menguranginya terus menerus dilakukan oleh Pemerintah. Apalagi, Jakarta tengah gencar membangun infrastruktur di hampir setiap sudutnya, yang tentu saja berpengaruh terhadap arus lalu lintas. Sejatinya ini masalah klasik yang dialami hampir semua kota-kota besar negara berkembang di dunia.  Kedua, ada standar internasional yang harus dipenuhi oleh penyelenggara terkait waktu dari hotel/penginapan atlet ke venue pertandiangan, yaitu maksimal 30 menit. Kebayang dong kalau nggak diatur, cukup nggak kira-kira waktunya bagi atlet yang menginap di Senayan dan harus berlaga di Padepokan Pencak Silat Taman Mini atau Stadion Pekansari Cibinong?

Oleh karena itulah, Kementerian Perhubungan melalui BPTJ (Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek) meluncurkan tiga paket kebijakan transportasi untuk menjamin kelancaran pelaksanaan Asian Games. Ketiga paket kebijakan yang mulai diujicobakan per tanggal 2 Juli 2018; adalah Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL), Penyediaan Angkutan Umum serta kebijakan Pembatasan Lalu Lintas Angkutan Barang (golongan III, IV, dan V).

Jangan kaget, kalau mulai Juli ini, skema ganji genap akan diperluas dan dengan durasi yang lebih panjang termasuk sabtu minggu. Secara tidak langsung, kebijakan ini juga mendorong masyarakat umum menggunakan fasilitas transportasi umum. Jangan khawatir, ratusan armada bus telah dipersiapkan bagi masyarakat umum dan wisatawan mancanegara. Mobil-mobil besar atau truck yang semula dibatasi jam-jam operasionalnya di tol-tol tertentu, kini juga diperluas ke jalur-jalur tol lain.

Ya, benar sebagai penduduk Jakarta dan sekitarnya, selama Asian Games 2018 kita memang harus “berkorban”. Mereka yang terbiasa nyaman dengan kendaraan pribadi, harus berpindah ke kendaraan umum. Yang terbiasa menggunakan jalur-jalur tertentu terpaksa harus mencari jalur lain.

Awalnya, pasti akan muncul ketidaknyamanan dan mungkin saja komplain, namun berbagai alternatif sudah disiapkan Kementerian Perhubungan, agar masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa. Jadikan ajang internasional –yang sangat langka dilakukan di Indonesia ini- sebagai sebuah kebanggaan. Sebagai informasi, kita pernah menjadi tuan rumah pada tahun 1962. Ini saatnya negara kita kembali unjuk gigi di kancah olahraga internasional. Semoga semuanya membawa dampak yang positif terutama bagi perekonomian bangsa tercinta.

Salam,

Energy of Asia

Foto Foto:

Tim Kamadigital.com & Tim Humas BPTJ

Hits: 1029

Pertanyaan yang paling sering saya terima adalah: berapa sih biaya jalan-jalan ke Amerika? Dimana cari tiket murah ke Amerika? Nah, sekalian aja, berikut tips ringan dari saya tentang bagaimana liburan murah di Amerika Serikat. Lumayan sering bolak balik kesini, bikin saya niat banget nulis artikel ini. Hahahaha… Semoga membantu. Oya, sebelumnya, saya sudah pernah menulis tentang tips mendapatkan VISA USA disini.

Tiket Murah? Tidak Melulu Harus Beli di Travel Fair!

Biarpun nyaris tidak pernah ikut travel fair, selama ini saya Alhamdulillah, selalu dapet tiket yang masih terjangkau.  Beberapa website yang menjadi rujukan saya adalah cheapoir.com, oneflight.com, vayama.com dan kayak.com. Saya tidak terlalu merekomendasikan e-commerce tiket lokal untuk beli tiket ke USA, karena kebanyakan belum bekerja sama dengan seluruh airline internasional. Jika ada harganya bisa mahal sekali….

Dari situs-situs yang disebutkan diatas, sering (bahkan selalu) bisa didapatkan harga seperti di Travel Fair bahkan saat peak season. Aktifkan menu notifikasi email, sehingga kalian bisa mendapatkan informasi jika ada harga yang sedang turun. Contoh, Jakarta-Los Angeles, jika beruntung kamu bisa dapat di harga USD 600an (PP), dan itu pun sangat sering. Resepnya, cermat dan seksama memilih tanggal keberangkatan.

Jangan heran, kalau nanti akan ketemu nama-nama pesawat yang belum pernah kita dengar. Sebagai gambaran, sekarang banyak sekali penerbangan dari China. Bukan hanya penerbangan dari Ibukotanya, namun juga dari beberapa provinsi disana langsung menuju USA. Maju ya, China ini.. Pesawat-pesawat dari China ini memiliki harga cenderung stabil murah. Ngeri soal keamanan?! Semua pesawat yang bisa masuk Amerika sudah terjamin keamanannya. Tentu saja, soal kenyamanan jangan dibandingkan dengan level Emirates atau Singapore Airlines ya. Toh, prinsipnya kan yang penting sampai dengan selamat. Btw, berdasarkan pengalaman, menurut saya sementara ini kelas ekonomi ternyaman adalah Korean Airlines (tapi harganya juga lumayan…) daripada SQ. Beneran!

Biasanya, tiket ke USA via Malaysia hampir selalu lebih murah hingga USD 200-300 (PP) jika dibanding dari Jakarta. Namun kalau pun  kamu tergiur, perlu dihitung dengan akurat, biaya-biaya tambahan lain seperti tiket Jakarta-KL (PP) plus biaya bagasi. Umumnya pesawat ke Amerika memberikan bagasi gratis 2×23 kg per orang. Sementara pesawat dalam Asia maksimal bagasi adalah 30 kg/orang (bahkan ada yang tanpa bagasi) Kenapa perlu diwaspadai? Begini, kalau pulang ke via Malaysia, artinya perlu tambahan biaya lagi beli kuota bagasi ke Jakarta. Karena umumnya, kuota bagasi dari Malaysia ke Indonesia pasti lebih sedikit daripada kuota bagasi dari dan ke Amerika. Ini terutama kalau bagasi kalian dari Amerika memang di maksimal kuota 2×23 kg. Perlu juga dihitung, biaya yang dikeluarkan saat transit di KL pastinya kita perlu makan kan? Jangan lupa hitung biaya “capeknya” mondar mondar dan transit. Eh, ini mungkin cuma berlaku buat yang kopernya segede kulkas kayak saya (2 bijik pulak!)

Beli Tiket Pergi dan Pulang dari Kota yang Sama

Amerika itu luas buangett, gaes, dan hampir semuanya daratan kecuali Hawaii dan beberapa pulau-pulau kecil. Kota-kota utama yang jadi pusat pariwisata diantaranya Los Angeles dan New York. Los Angeles di west coast sementara New York di east coast. Jarak dua kota tersebut seperti naik pesawat dari Jakarta ke Ambon direct (kurang lebih 4 jam)  dengan perbedaan waktu sekitar 3 jam. Bener-bener hampir seperti dari ujung barat ke ujung timur Indonesia.

Kalau mau hemat, belilah tiket PP dari dan ke kota yang sama. Logikanya begini, maskapai penerbangan menghindari rugi dengan memberikan harga tiket PP jauh lebih murah daripada beli sekali jalan agar okupansi pesawat selalu mencukupi. Untuk tujuan yang sama saja jika tidak beli langsung sekaligus PP akan mahal, apalagi jika berbeda tujuan. Contoh, kalau landing di LA, maka pulangnya pun harus take off dari LA. Beli tiket satu kali jalan, misal Jakarta-LA dan pulangnya New York-Jakarta, akan membuat biaya untuk tiket naik hingga 100-200%. Nggak percaya, silakan cek sendiri. 

Untuk transportasi antar kota (domestik) di USA, tipe-tipe penawarannya kurang lebih sama dengan kita, pesan lebih cepat lebih baik. Hati-hati, beberapa waktu tertentu harga tiket domestik lebih mahal daripada harga ke Jakarta. Beneran! Kalau waktu kalian pendek dan biaya pas pasan, saran saya tidak usah visit kota kota yang berjauhan. Misal kalau West Coast cukup LA dan San Francisco yang bisa ditempuh dengan bis, atau ditambah ke Las Vegas dan San Diego dengan perjalanan darat rata-rata lebih 6-7 jam dari LA. Semoga di tahun berikutnya ada rejeki lagi, jadi bisa menjelajah East Coast seperti New York dan Washington DC.

Sedia Makanan Kemasan

Sobatmisqin-ku, biaya sekali makanan yang cukup enak, layak serta bukan fast food di USA, rata-rata USD 9-10 Itu udah standar banget restoran ya. Kalau mau lebih enak sekitar USD 15-20/porsi. Jika dirupiahkan, bisa buat makan di warteg sebulan kan? Nah, buat ngirit mau tidak mau kita harus sudah mulai akrab dengan gerai-gerai fastfood seperti McD, Wendys, Pizza atau Dunkin Donuts yang ada di setiap sudut kota. Standar paket makan fastfood antara USD 4-7/porsi. Oya, porsi orang disini besar-besar, kalau saya sih bisa buat makan dua kali.

Bosan fast food? Jangan khawatir, Amerika gudangnya makanan kemasan. Dari mi instan, sayuran hingga pizza instan semua ada di supermarket. Harganya pun murah bisa kurang dari USD 5 dan untuk makan hingga 2-3 kali. Tapi pastikan ada microwave di tempat kalian menginap, untuk menghangatkan makanan sebelum disantap.

Oya, suka makan di IKEA? Ini juga bisa dicoba, meskipun berasal dari Swedia, toko IKEA cukup banyak di USA. Ssst, disini ada sarapan murah omelette dan kentang hanya 99 sen saja! Kesini berdua, udah kenyang banget dengan hanya USD 10.

Kangen makanan Indonesia? Sekarang sudah banyak warung makanan kita terutama di kota-kota besar. Nanti salah satunya akan saya tulis menyusul. Harganya? Muahalll, rek! Sakit hati, kalau ingat harganya di Jakarta. Seporsi mi ayam bisa mencapai USD 10. Nasi padang sebungkus isi rendang dan telor USD 8. Arrgh…. Saran saya, bawa makanan kering dari rumah, yang tinggal dipanasin, seperti rendang kering, orek tempe kering, dll. Ini bakal lumayan banget hematnya. Packing serapih dan serapat mungkin, serta declare sebagai makanan kering, agar tidak terhambat di custom bandara.

 

Sewa Apartemen atau Dormitory

Gaes, selain makanan, biaya liburan yang paling mahal di USA adalah biaya penginapan. Jangan heran kalau hotel-hotel chain sekelas Hilton di USA nggak ada apa-apanya. Hotel-hotel di USA (yang kalau di Indonesia, udah top banget) disini biasa saja. Bahkan sekelas Hilton tidak menyediakan sikat gigi di kamar mandinya, boro-boro lemari pendingin. Saya pernah menginap di salah satu hotel lumayan bagus di Las Vegas, saya berpikirnya pasti di kamar ada kulkas (kebeneran kita bawa rendang), eh ternyata nggak ada loh! Untung lagi musim dingin, jadi rendangnya tetap awet. Hehehe

Hampir di setiap sudut kota dan desa, disini ditemukan hotel-hotel budget yang ujungnya pake Inn, seperti Holiday Inn, Days Inn. Bentuk bangunannya, bukan gedung tinggi menjulang, tapi kubus yang penampakannya lebih mirip kontrakan bertingkat. Jika sekelas Hilton rate-nya mencapai USD 80-150 per malam, hotel-hotel “Inn” tersebut hanya sekitar USD 50-70 per malam. Tapi fasillitasnya nyaris sama (jika tanpa sarapan). Kalau datang bersama keluarga atau rombongan, saya sarankan menyewa apartemen di Air BnB, kisaran per malam sekitar USD 100 dollar, lumayan irit untuk beramai-ramai. Jika solo traveling? Mending sewa dormitory (kisaran USD 30-50) atau paling irit numpang di rumah kerabat, teman, mantan, kecengan, atau siapalah.. Hehehe..

Oya, tiap kota memiliki rate harga yang berbeda-beda, New York dan Los Angeles pasti lebih mahal dari Phoenix atau Texas.

Cari Tempat Wisata Gratis

Cukup keluarga Anang-Ashanty saja yang kalau liburan ke USA mampir ke Disneyland. Hehehe.. Karena semua penjuru berbeda atmosfir-nya dengan negara kita, banyak sekali spot instagramable yang bisa bikin stok foto instagrammu penuh untuk setahun. Taman-taman umum biasanya gratis, kecuali kalau di tengahnya ada museum. Foto di Hollywood Walk of Fame juga gratis, naik ke puncak tulisan Hollywood gratis. Foto di Golden Gate gratis, main di Central Park juga gratis, menikmati pantai La Jolla di San Diego gratis, menyusuri bay walk Manhattan Beach di LA, gratis. Dan masih banyak gratis-gratisan lain!  Mau ke taman nasional seperti Grand Canyon? Cek postingan saya disini. Cukup terjangkau kok!

Seperti Eropa, Amerika juga negara yang sangat menghargai sejarah. Museum ada dimana-mana. Saya ceritakan dua diantaranya di tulisan Texas dan Prescott berikut ini.

Kalau datang bertepatan dengan perayaan tertentu seperti Thanks Giving, Independence Day sering banyak festival yang seru dan juga gratis.

Never Buy Anything At Full Price

Teman-teman, Amerika itu negara penuh diskon. Diskonnya pun bukan kayak Ramayana, yang dinaikin dulu baru diturunin. Pada awal November, menjelang Thanks Giving, selalu ada Black Friday dimana harga bisa turun gila-gilaan walaupun hanya 24 jam saja. Biasanya saat Black Friday, banyak yang sampai menginap di pusat-pusat perbelanjaan untuk mendapatkan barang idamannya.

Tapi kalau kesana nggak pas Black Friday gimana? Jangan khawatir, banyak barang bermerek yang bisa kita dapatkan murah. Ada beberapa toko retail seperti Ross, Target, Sears, (masih banyak lagi) dan premium outlet khusus untuk barang-barang branded premium. Jangan tergiur melihat harga murah di mall, karena di mall umumnya barang-barang Just Arrived. Pandai-pandai pula melihat musim, baju musim panas pasti jatuh banget harganya di musim dingin, begitu pula sebaliknya. Buat kita yang orang Indonesia, tentu kondisi musim tidak berpengaruh.

Di toko-toko retail yang saya sebutkan diatas, selalu ada stok barang bermerek yang harganya bisa turun hingga 50%. Memang stoknya terbatas, atau sudah bukan keluaran terbaru. Namun, tetap keren kok. Kalau mau souvenir murah buat oleh-oleh lebih baik beli di Wallmart atau Wallgreen daripada di toko souvenir atau di tempat wisata. Wallgreen juga surga buat yang suka belanja kosmetik, dari harga sedolar hingga puluhan dollar ada disini. Dari merek biasa hingga mereka mahal tersedia. Asal jangan tanya merek yang sekelas Beverly Hills ya.. Di beberapa toko juga selalu ada “garage sale”. Biasanya stoknya tingga 1-2 pieces, tapi kalau beruntung, siapa tahu itu barang incaranmu selama ini.

Jangan lupa, semua harga yang tertera di barang belanjaan selalu belum termasuk pajak. Nilai pajak ini bisa beda-beda tergantung negara bagiannya. Sebagai contoh di New York, pajaknya 10%, di Arizona 8,3%, tapi bisa juga 0% seperti di New Jersey.

Sebenarnya sih, meskipun tidak diskon gede, beberapa barang branded terutama keperluan wanita (kosmetik, body fragrance, dll), relatif lebih murah dibandingkan di Jakarta. Maklumlah, masuk negara tercinta ini kan, kena pajak lagi. Tapi jangan kalap ya, ingat bea cukai kita makin membatasi barang luar negeri masuk ke Indonesia.

So, sudah siap berangkat?!

Hits: 5466

Menurut teori, long haul flight adalah penerbangan langsung (direct flight) dengan durasi minimal 10 jam. Dari hasil googling, saya menemukan bahwa direct flight terlama adalah Singapura-San Francisco dengan durasi sekitar 17 jam 15 menit, kemudian Jeddah-Los Angeles selama 16 jam 40 menit. Sekarang, dalam setahun, setidaknya saya menjalani 2 kali penerbangan dengan durasi minimal 12 jam. Karena belum mampu beli tiket bisnis apalagi first class (I wish I were Syahrini, heheheh…) mau nggak mau saya harus mencari tips agar tidak terlalu capek apalagi sakit. Mungkin beberapa resep di bawah ini, bisa teman-teman terapkan juga.

Pastikan badan dalam kondisi sehat

Perubahan tekanan yang drastis akan membuat banyak terjadi perubahan di metabolisme tubuh, belum lagi di tujuannya yang jauh, jetlag sudah pasti akan dialami. Beberapa tahun lalu, saya pernah menjalani penerbangan Jeddah-Los Angeles selama hampir 17 jam nonstop (dari total 37 jam perjalanan termasuk transit) dan setelah mendarat saya pun sukses mengalami diare. Memang sih, sebelum take off, badan sudah agak kurang sehat karena saya masih sempat lembur di kantor hingga jam 11 malam. Lalu diperparah kondisi di dalam pesawat yang kurang nyaman, jetlag serta cuaca yang kurang mendukung. Saya juga pernah terbang dari Kuala Lumpur ke Jepang selama 8 jam lanjut Jepang-Los Angeles selama 12 jam dengan kondisi flu berat! Alhasil, sampai di tujuan, saya terkapar kurang lebih seminggu. Jangan dianggap remeh deh, soal sakit-sakit yang kita pikir sepele ini. Gak lucu banget, kalau tujuannya liburan (apalagi kerja), tau-tau setiba di destinasi malah sakit. Bahkan untuk beberapa penyakit tertentu wajib berkonsultasi ke dokter sebelum berangkat. 

Duduk di Aisle Seat

Pilih duduk di lorong atau koridor. Lupakan sementara duduk santai di bangku sudut dekat jendela dan memandang langit yang indah. Percayalah, itu semua hanya indah saat perjalanan jarak dekat. Saat jarak jauh, jendela akan lebih sering harus ditutup, untuk menghindari kebingungan perputaran waktu yang cepat dan di luar biasanya cenderung gelap, karena pesawat ada di ketinggalan minimal 35000 kaki (atau sekitar 10 km) di atas permukaan laut. Duduk di lorong juga memudahkan mobilitas kita di pesawat dan mengurangi pegal karena lelah “terkurung”. Belum lagi kadang ada rasa sungkan dan repot harus membangunkan penumpang sebelah kita jika ingin ke lavatory (toilet)

Banyak Minum Air Putih, Hindari Soda

Biarpun sama sekali tidak akan terasa haus, air putih akan memperlancar metabolisme tubuh dan membuat tubuh tetap fit. Pramugari biasanya akan memberikan pilihan minuman bersoda, sebaiknya pilih jus buah, kopi dan teh (tapi jangan sering-sering) dan tentu saja air putih. Perut kembung bisa saja terjadi karena dampak tekanan udara, apalagi kalau ditambah minum soda. Takut sering pipis? Jangan khawatir, justru keinginan ke lavatory (toilet) yang bikin badan harus bergerak bisa membantu tubuh tidak cepat lelah.

Exercise Minimal 2 jam sekali

Duduk nonton film hingga berjudul-judul selama lebih dari 10 jam tidak akan menyenangkan lagi kalau kita terus menerus di posisi yang sama. Makanya, di penerbangan jarak jauh, sering banyak penumpang yang berolahraga ringan di lorong pesawat. Cuek saja! Badan akan terasa pegal  hingga hampir kehabisan posisi nyaman, jadi mau tidak mau sesekali kita harus berdiri melakukan peregangan. Selama penerbangan, sirkulasi darah juga akan melambat, duduk terus menerus malah bisa bikin kaki keram dan kondisi badan makin kurang sehat.

Bawa Obat-obatan Pribadi

Sebagai orang kampung(an), saya selalu siap tolak angin cair dan minyak kayu putih kalau naik pesawat jauh. Membantu banget buat jaga-jaga. Apalagi kadang-kadang makanan yang disajikan kurang sesuai dengan selera kita yang membuat daya tahan tubuh bisa turun. Karena bukan tipe pelor (nempel molor), kadang-kadang saya juga membawa antimo. Bukan takut mabuk, tapi agar bisa tidur dengan nyaman.

Pesan Moslem Meal (bagi yang muslim)

Kenapa ini saya masukkan salah satu tips?! Saya pernah tidak melakukan pemesanan moslem meal via internet, akibatnya saya tidak bisa makan makanan yang disajikan, dan perut terasa kembung. Saya hanya dapat menyantap roti plus mentega yang rasanya sangat “plain”, plus salad sebagai appetizer yang jumlahnya kira-kira hanya 2 sendok makan. Kebayang kan lapernyaa…. Umumnya sekarang pesawat-pesawat Eropa dan Amerika pun bisa menyajikan moslem meal, asal dipesan terlebih dahulu. Daripada di pesawat mules dan pas landing kurang sehat, mending deh pesan duluan. Ohya, beberapa pesawat (bukan dari negara dengan penduduk muslim) seperti Singapore Airlines selalu punya stok moslem meal, tanpa harus melakukan online order. Tapi jangan heran, menunya itu-itu saja (seperti nasi briyani dan makanan penuh rempah ala Timur Tengah) Hehehe..

Moslem Meal-United Airlines

Nah, sudah siap terbang jarak jauh? Safe Flight!

feature image: google.

Hits: 3322

Masih ada ya, produser dan sutradara yang mau memproduksi film seperti LIMA, begitu pikir saya setelah selesai menonton filmnya. Buat saya yang tidak terlalu paham masalah sinematografi, gambar-gambar film ini sungguh bercerita walau tanpa banyak dialog dan ekspresi aneh-aneh layaknya sinetron. Meskipun temanya idealis, film ini ditata apik yang tetap membuat kita betah menonton hingga selesai tanpa bosan. Karena ke-idealis-annya itu, film ini bisa jadi bukan film yang laku di pasaran.  Saya yakin produser dan sutradaranya pastilah mereka yang tidak saja cinta profesinya namun juga cinta dan peduli bangsa ini.

Minggu lalu, saya diajak PPM Manajemen menonton film tersebut. Jarang sekali ada perusahaan bahkan swasta yang begitu konsen dengan perayaan Hari Lahir Pancasila dan memeriahkannya dengan cara menonton bersama film yang terkait dengan Pancasila. Memang, upacara bendera wajib dilakukan di tanggal itu, tapi setelah itu, ya sudah, selesai. Semua memang cuma sebagai ritual belaka. Dulu memang, film G3O SPKI mungkin sempat jadi tontonan wajib anak sekolah, tapi sejatinya memaknai Hari Lahir Pancasila justru tidak kalah penting. Apalagi beberapa tahun terakhir, keberagaman seolah menjadi ancaman bagi negara, dan kita mungkin lupa bahwa ada Pancasila yang seharusnya mengingatkan negara ini memang dibangun karena keberagaman bukan oleh keseragaman.

 

Bagi PPM sendiri, menjaga keutuhan bangsa adalah panggilan. Mungkin itu yang kadang tidak kita sadari juga menjadi tugas kita. Sejak awal berdirinya, PPM Manajemen terus berupaya memastikan menjaga dan mempromosikan kebersamaan nasional dan kebhinekaan dalam pembangunan bangsa. Meski terlihat tujuannya serius dan “berat”, ternyata caranya bisa kok dalam bentuk yang fun tapi “mengena”. Seperti kata Pak Bramantyo Djohanputro, Direktur Eksekutif PPM yang menemani kami; beliau ingin insan PPM tidak hanya hapal sila per sila, tetapi juga mengerti cara penerapannya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam film ini, dikisahkan ada satu keluarga yang sangat majemuk. Berbeda keyakinan, berbeda konflik yang jika ditarik benang merah-nya, mewakili masing-masing sila pada Pancasila. Uniknya, semua masalahnya sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari dan realita yang akhir-akhir ini terjadi. Ibunda mereka beragama muslim yang taat, sementara tiga anaknya ada yang memeluk Islam mengikuti dirinya, ada juga yang mengikuti keyakinan Almarhum Ayah mereka. Konflik sehari-hari terbangun berkaitan dengan pekerjan dan pergaulan sehari-hari.

Fara, anak pertama yang seorang pelatih renang mengalami dilema untuk memilih anak latihnya berlaga di Asian Games. Di satu sisi yang berprestasi justru Kevin, perenang yang keturunan Tionghoa, sementara ada calon lain, asli Indonesia yang “dititipkan” oleh atasannya. Aryo, anak kedua mengalami masalah perbedaan pendapat dengan teman sekerjanya, yang membuatnya didepak tanpa musyarawah terlebih dahulu. Sementara Adi, si bungsu terbiasa hidup dalam bully-an yang membuatnya membatasi pergaulan. Ada tokoh-tokoh lain yang membuat film ini jadi lebih hidup. Meskipun memiliki problema masing-masing, namun film ini tetap terasa berada dalam satu kesatuan tidak menjadi sekuel. Sila tonton trailer-nya berikut ini.

Kita sebenarnya masih kurang media untuk merekatkan bangsa. Kita perlu media-media kreatif yang tidak hanya memberikan hiburan, tapi juga edukasi. Seperti film Lima ini. Sudah sepatutnya kita dukung, caranya sederhana, nonton dan ceritakan ke teman-teman. Yuk…

Pacific Ocean, 10 Juni 2018

Hits: 963

Menjadi Tuan Rumah perhelatan akbar olahraga Benua Asia, Asian Games 2018 seharusnya merupakan kebanggaan tersendiri bagi Indonesia. Bukan apa-apa, di tengah kondisi kita yang tengah membangun dimana-mana dan pelaksanaannya tepat di tahun politik, Pemerintah bernyali mengajukan diri dan terpilih sebagai Tuan Rumah menggantikan Vietnam. Ternyata, Indonesia sendiri pernah menjadi tuan rumah Asian Games pada tahun 1962, artinya sudah 56 tahun yang lalu! Kini, setelah sukses dengan Sea Games 2011 lalu, saatnya Indonesia unjuk gigi di ajang yang lebih bergengsi.

Sebagai masyarakat biasa, saya menyadari mau nggak mau, saya harus ikut berkontribusi. Minimal membantu gaung yang lebih luas terhadap pelaksanaan ajang olahraga terbesar di Asia ini. Dan, beruntung banget beberapa hari lalu saya bersama rombongan blogger, vlogger dan penggiat sosmed diajak Menteri Pemud & Olahraga RI, Bapak Imam Nahrawi melihat kesiapan atlet-atlet kita yang akan berlaga pada 18 Agustus-3 September 2o18 nanti. Pak Menpora sendiri yang menjadi guide dalam acara ini. Di perjalanan menuju lokasi, Pak Menteri menjelaskan, setidaknya ada 3 sukses dalam pelaksanaan Asian Games ini. Pertama, sukses penyelenggaraan, kedua, sukses ekonomi dan ketiga sukses prestasi. Nah, Kemenpora menjadi penjaga gawang untuk sukses prestasi,

Jadilah kami siang-siang panas dan sedang berpuasa hari itu mengunjungi atlet cabang panahan, atletik, akuatik dan terakhir bulu tangkis. Salut saya, di tengah panas terik Jakarta mereka sudah berlatih tidak dalam hitungan bulan saja, bahkan tahunan untuk menyiapkan diri bertarung atas nama bangsa. Beberapa cabang bahkan mendapat pengayaan berlatih di luar negeri. Seperti atletik ke Jepang, Korea Selatan dan ke Amerika Serikat dan panahan ke Turki. Kata Pak Menteri, mereka nggak mudik loh! Apapun kondisinya, latihan itu wajib hukumnya. Tim atletik menargetkan  2 medali emas. Tidak tanggung-tanggung mereka sudah dilatih secara khusus oleh pelatih dan konsultan atletik terbaik di dunia, Harry W Marra asal Amerika Serikat

Sementara itu, Pelatnas panahan menyiapkan 16 atlet putra dan putri.  Bulan April lalu, di Kejuaraan Dunia tahap pertama di Shanghai, China Indonesia membawa pulang medali perunggu dalam melalui tim recurve campuran. Kami bertemu langsung dengan Ibu Nur Fitriyana yang ikut menggembleng atlet panahan kita. Nur Fitriyana adalah satu dari 3 Srikandi yang menorehkan medali pertama bagi Indonesia di Olympiade 1988. Tidak salah, kalau Pak Menteri sangat optimis, regu panahan kita kali ini juga membawa pulang medali.

Kami juga diajak melihat arena olahraga air baru yang masih gress banget (kinclong abis) dan merupakan yang terbaik di Asia. Diberi nama Aquatic Stadium dan memiliki empat kolam yang akan digunakan untuk cabang olahraga renang, renang artistik, loncat indah, dan polo air.  Kolam renang indoor ini dilengkapi fasilitas bertaraf internasional. Oya, Pak Menteri juga mengajak Richard Sambera, perenang legendaris Indonesia yang merajai kompetisi-kompetisi di Asean dan Asia pada dekade 1990-2000an. Tempatnya keren banget, saya berniat nanti ingin menonton salah satu pertandingan kesini. Penasaran sih… 🙂

Nah, sebenarnya sebagai masyarakat biasa banyak loh yang bisa kita lakukan.Tidak saja memberi dukungan moril tapi bersiap-siap banyak yang akan berubah selama Asian Games berlangsung. Sebagai contoh, kemungkinan besar akses jalan akan diprioritaskan bagi para atlet. Mungkin kita harus mengalah dengan mengurangi berkendaraan pribadi. Selain itu, wajib turut menciptakan kondisi yang nyaman agar kesan Indonesia makin baik di mata para tamu. Terakhir, kita bikin ramai sosial media biar kita makin bangga bahwa event sebesar ini ada di negara kita. Secara tidak langsung, ini akan menarik para pemilik modal untuk berbisnis terkait event, tentu ini bisa membantu perputaran ekonomi kita.

Ayo Indonesia. Kita adalah bagian dari Asian Games 2018.

Foto-foto : Tim Humas Kemenpora

 

Hits: 910

Kalau jalan-jalan ke Malang, yang jadi top of mind pasti buah apel-nya. Apel Malang yang rasanya khas manis-manis asem ini bukan cuma jadi oleh-oleh tapi potensi wisata agro dan kuliner di Malang.  Ada juga Batu Night Park atau Eco Green Park yang wajib kamu kunjungi di kota ini.  Sebenarnya masih pilihan obyek wisata lain di Malang dan sekitarnya yang tak kalah menarik untuk dieksplorasi lebih lanjut. 

Malang memang salah satu daerah wisata unggulan di Jawa Timur. Wajib banget jadi rekomendasi karena alamnya memiliki topografi yang beragam. Tidak hanya berkutat di sekitar dataran tinggi dengan Gunung Bromo sebagai maskot-nya, ternyata Malang juga menyajikan wisata pantai yang tak kalah eksotis. 

Enaknya lagi, ke Malang ini gak pake ribet. Hampir seluruh moda transportasi tersedia menuju Malang. Buat kita-kita yang tinggal di Jakarta, angkutan ke Malang sangat beragam, bisa transportasi darat (bis, mobil dan kereta) hingga pesawat terbang. Tapi buat kalian yang di luar Pulau Jawa, tentu lebih efektif menggunakan transportasi udara. Jadi yang perlu kamu lakukan adalah cari tiket pesawat murah, siapkan perbekalan dan nikmati berwisata alam di seluruh daftar tempat alam yang sangat eksotis ini. 

Kalau bosen dengan wisata kuliner, bosan ke museum angkut dan sudah sering ke Batu Night Park, ini ada delapan rekomendasi khusus buat kalian yang senang dengan adventure di alam lepas. Yuk, simak satu-satu

  1. Coban Tundo

Coban adalah nama lain dari air terjun. Tempat wisata ini terbilang baru di Malang sehingga masih relatif alami. Letaknya di Desa Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Malang. Tempat wisata ini sangat cocok bagi kamu yang menyukai destinasi wisata ekstrim. Airnya berwarna biru muda dan memiliki kedalaman sekitar 2 meter. Untuk mencapainya, akan dibutuhkan waktu tempuh sekitar 3 jam dari Kota Malang.

  1. Pantai Kedung Celeng

Pantai Kedung Celeng berada di Desa Banjarejo, Kec. Donomulyo, Malang. Letaknya yang tersembunyi membuat Pantai Kedung Celeng jadi pilihan bagi Anda yang suka mengeksplorasi tempat baru. Kalau dilihat dari tebing atau ketinggian, pemandangan pantai ini persis pantai-pantai di pedalaman Indonesia Timur. Airnya masih bening serta tidak terlalu berombak. Bisa deh santai-santai sambil foto-foto buat stok instagram

  1. Pantai Licin

Pantai ini terletak di Dusun Licin, Desa Lebakharjo, Kec. Ampelgading, Kabupaten Malang. Rutenya terbilang sulit sehingga ada kemungkinan kamu harus berganti moda transportasi dengan sepeda motor ojek lokal. Selama perjalanan menuju pantai ini, kamu akan menemui pemandangan alam yang berliku-liku dan sangat menawan. Dan semua kelelahan akan terbayar setelah tiba di lokasi karena pantainya yang memang keren!

  1. Tebing Watu Talang

Berada di Dusun Sumbermulyo, Kec. Pujon, Malang, tempat wisata ini juga terbilang baru. Watu Talang masuk dalam denah wisata Coban Supit Urang. Di tempat ini, Anda akan disuguhi pemandangan yang berbeda dari wisata alam Malang biasanya karena kamu akan diajak mendaki tebing untuk menikmati keindahan yang tak ada duanya. Cocok buat yang suka hiking.

  1. Coban Pelangi

Air terjun instagramable ini, berada dalam wilayah konservasi alam di perum perhutani Jawa Timur, dan berjarak 32 Km dari kota Malang. Saran saya, untuk mengunjunginya, fisik kamu harus dalam keadaan yang prima. Kamu akan melihat pemandangan alam yang masih sangat asri dan hijau. Tak kalah istimewa, kamu  ada pelangi dimatamu yang melingkar di bawah air terjun. Penasaran kan??

  1. Pantai Ungapan

Pantai Ungapan berada di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Letaknya yang berdekatan dengan Pantai Bajulmati. yang berjarak sekitar 64 km dari Kota Malang. Di Pantai Ungapan, terpampang nyata deretan batu besar di sebelah kanan pantai yang mirip dengan buaya. Selain itu, pantai ini juga memiliki air laut berwarna biru dengan batu-batu besar di bibir pantainya. Kamu akan dikejutkan dengan keindahan gradasi warna air laut yang biru. Jangan lupa, momentum terbaik kesini adalah senja hari untuk menikmati sunset-nya yang unforgettable.

  1. Coban Rondo

Ini nih, lokasi yang akhir-akhir ini heitss banget di media sosial. Letaknya kurang lebih 12 km dari Kota Batu, tepatnya di desa Pandansari, Kecamatan Pujon. Air terjun yang eksotis ini memiliki ketinggian 60 meter. Di sini tersaji pemandangan alam khas Malang yang luar biasa indah. Konon, air terjun memiliki catatan mistis dari cerita cinta Dewi Anjarwati dan Raden Baron Kusuma. Hmm, siapa yaa? Selain air terjun disini juga ada lokasi labirin dari tumbuhan dan camping ground yang disewakan.

  1. Pantai Batu Bengkung

Pantai ini terletak di pesisir selatan Kabupaten Malang dan memiliki ombak yang cukup besar. Di bagian pantai, memang ada rambu dilarang berenang yang terlihat dengan jelas. Namun jangan khawatir,  ada beberapa titik di pinggir pantai yang bisa dijadikan sebagai laguna tempat berenang yang menawarkan sensasi berbeda dari sekedar berenang di pantai. Pemandangannya juga asyik banget, dengan tebing-tebing tinggi yang bikin tempat ini beda dengan pantai-pantai lain di Malang.

Jadi kapan jalan-jalan ke Malang? Saya diajak yaa…

Feature image : infomalang.co.id

Hits: 1927